🍑Kenangan Buruk🍑

16 3 0
                                    

"HAA? TUNANGAN? SIAPA? NARHA?" Azka reflek berteriak

"Haiishh, kenapa teriak sih?" protes Rendra sambil menutup telinganya yang memang berjarak dekat dengan mulut Azka

"Lo, lo, beneran Narha sudah tunangan?" Azka masih penasaran dengan kebenarannya

"Iya, du__"

"Iya, dan lo gak ngasih tau gue? Padahal lo tau sendirikan seberapa besar harapan gue untuk ketemu sama Narha?" omel Azka yang langsung memotong ucapan Rendra. Ia merasa dikhianati sahabatnya sendiri

"Eh, aku belum selesai bicara!"

"Belum? Terserah, gue gak mau denger kelanjutannya, jangan teruskan!" Azka berbicara dengan ketus

"Aku tidak sedang menjawab pertanyaanmu, aku menjawab pertanyaan nenek!" kata Rendra pura-pura tidak peduli sambil menepuk-bepuk bahu Azka, lalu ia fokus kepada Retno "Iya nek, tapi enam tahun lalu mereka sudah berpisah!"

"Kok bisa? Seinget tante dulu sudah mendapatkan undangan pernikahannya loh, tapi tante tidak bisa datang karena sedang ada urusan di Prancis waktu itu" ucap Jenny yang cukup terkejut mendengar kabar gagalnya pernikahan Narha

"Mama dapat undangan nikahan dari Narha, tapi gak ngasih tau Azka sama sekali? Wahh Azka bener-bener merasa di khianati saat ini!" protes Azka lagi

"Diam kamu Ka, dari tadi protes mulu, heran mama" kata Jenny. Bukannya merespon, Azka malah membuang muka, pasang mode ngambek "Aah, kok bisa batal Ren?" Jenny kembali fokus kepada masalah Narha

"Jelas batallah, orang calon suaminya masih ada disini" jawab Azka, yang di hadiahi pelototan manja dari Jenny dan Retno

"Memang batal 4 hari sebelum hari H pernikahannya tante, tapi Rendra juga kurang tau masalahnya apa, karena Narha memilih menutup rapat-rapat alasan kenapa dia pengen batalin pernikahannya yang tinggal menghitung hari itu, Narha hanya bilang kalau dia tidak mau berhubungan lagi dengan tunangannya itu!" jelas Rendra panjang lebar

"Ahh, kasian sekali mantan calon menantu tante itu! Kenapa kamu tidak bawa sekalian dia kesini? Tante benar-benar kangen sama Narha, terakhir Narha kesini pas kalian masih kuliah kan?" Jenny langsung melirik Azka "Ohh, nanti kalau di rumah tidak ada Azka tante hubungi kamu, agar kamu bisa bawa Narha kesini!" kata Jenny tanpa ragu, yang sukses membuat Azka membelalakkan mata tidak percaya dengan konspirasi yang terang-terangan di depan matanya

"Setelah pengkhianatan yang baru saja Azka ketahui, ternyata masih ada pengkhianatan yang masih kalian rencanakan! Huh, sakit hati Azka!" ucap Azka sok dramatis sambil memegang dadanya

"Lebay" ucap Jenny dan Retno bersamaan

"Kalu begitu Rendra langsung pamit aja ya nenek, tante!" pamit Azka, bangkit dari duduknya tanpa menghiraukan protes dari sahabatnya itu

"Loh, kok sudah mau pulang? Sekalian makan malam disini saja Ren!" kata Retno

"Iya, makan malam disini saja loh!" Jenny menyetujui

"Mungkin lain kali saja ya nek, tante! Karena Rendra masih harus jemput Narha, karena sudah jam pulang kerjanya!"

"Gue ikut!" ucap Azka, yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Rendra, dengan semangat yang menggebu

"Tidak perlu, sekarang kamu duduk aja lagi! Jangan buat mood Narha jelek!" Rendra memegang kedua pundak Azka dan mendudukkannya dengan paksa "Rendra pamit dulu ya nek!" Rendra mencium tangan Retno "Rendra pamit ya tante!" Rendra mencium tangan Jenny, setelah itu ia langsung melangkah keluar dari rumah Azka tanpa mempedulikan tatapan tidak suka dari sahabatnya sedangkan Azka hanya bisa menatap punggung Rendra yang semakin menjauh

NARHAWhere stories live. Discover now