09

849 156 16
                                    

"Panggil saja aku Shelly. Hobiku jalan-jalan. Aku jago bersepeda. Salam kenal."

Shelly Scott, berhasil membuat gaduh seisi kelas. Para murid laki-laki bersorak begitu melihat perawakan Shelly yang menurut mereka bak peri, semua kecuali Jay Jo. Seperti biasa, dia hanya tertarik pada bukunya.

Shelly dengan angkuh berjalan mendekat ke meja Jay dan mencium pipinya membuat kelas yang gaduh menjadi hening beberapa saat. Setelahnya, kembali gaduh bahkan lebih gaduh lagi.

Pak Kepada Sekolah Nick yang mengawasi Shelly dari balik jendela kelas bahkan sampai merasa murka, menganggap Jay pasti sudah menggoda Shelly yang notabenenya tidak mau dekat-dekat dengan anak laki-laki.

Zophy sendiri yang duduk di paling belakang tertidur, terbangun seketika saat Jay dicium. Entah bagaimana dia dan Jay seperti punya koneksi batin.

Mulut Zophy terbuka menyaksikan kejadian sangat tidak terduga itu. Sementara Jay, ia mengusap pipinya bekas dicium Shelly lalu melirik ke arah Zophy.

Belum cukup mencium Jay, Shelly meminta siswa yang duduk di sebelah Jay pindah dan akhirnya duduk di sana.

Berita tentang Jay yang dicium Shelly langsung merambat ke seluruh sekolah hingga kelas Minu. Anak itu bersama temannya─si Rambut Jeruk segera berlari menuju TKP.

Sesampainya di TKP, Minu menghampiri Jay dan berbicara padanya. Tidak banyak, hanya bertanya sejak kapan Jay punya pacar tersembunyi begini. Dia tidak begitu tertarik berbincang dengan Jay.

Jay hanya menjadi salah satu alasan kenapa dia ke TKP, tapi tujuan Minu aslinya adalah Zophy yang tengah duduk diam memperhatikan Shelly yang dikerumuni para siswi.

"Hai, Babe. Whatcha doin'?" tanya Minu seraya duduk di samping kursi Zophy yang kosong. Dia sok-sokan menggunakan bahasa Inggris biar terlihat keren.

"Nothing much. I just... Thinking about someone's feelings," jawab Zophy. Dia menopang dagu, kini ia memperhatikan Mia yang agaknya sedang terguncang hebat.

Minu berdehem bingung. Ia lalu mengedarkan pandangan ke arah mana Zophy memandang.

"Mia?" lirih Minu.

Telinga Zophy itu tajam, dia bisa mendengar suara lirih Minu yang duduk di sampingnya. Ia kemudian melirik pacarnya itu. "Apa yang kau pikirkan tentang Mia, Minu?"

Masih mata yang terfokus memandang Mia, Minu menjawab pertanyaan Zophy, "Di╴dia... Dia anak yang manis."

Zophy terdiam.

Hatinya sedikit tergores mendengar pernyataan Minu. Ternyata Minu masih belum selesai berbicara. Ia melanjutkan. "Mia... Anak yang pintar, kutu buku, dan wakil ketua osis. Pasti banyak yang suka padanya."

Deg

Zophy memang sudah tahu jika sebenarnya Minu menyimpan perasaan pada Mia yang Minu sendiri tidak sadari. Tapi mendengar pernyataan langsung dari mulut Minu begini, rasanya menyakitkan dong.

"Minu, aku ke toilet sebentar, ya."

Perhatian Minu yang sedaritadi ada pada Mia, kini beralih ke Zophy. "Iya, cepat, ya~ aku kangen nih."

Zophy hanya mengangguk dengan senyuman simpul sebagai respon lalu berjalan cepat keluar.

Air berlinang di bawah sklera putih. Ia tidak kuasa menahan tangis. Selama berjalan di koridor menuju toilet, air mata Zophy akhirnya menuruni pipinya.

Sudah beberapa kali ia hapus, tapi tidak kunjung berhenti mengalir. Ia bahkan sampai harus jalan menunduk agar tidak ketahuan sedang menangis.

Karena tidak melihat ke depan, Zophy tidak sengaja menabrak bahu seseorang. Ketika ia melihat ke depan, ternyata itu June.

Let's Break The Wind Where stories live. Discover now