⎙ 꿈 Ꮺ

2.3K 574 24
                                    

BAB 4

꿈  ( Mimpi )

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

IBU! AYAH!SEORANG GADIS KECIL BERLARI MENGHAMPIRI DUA MANUSIA DEWASA. Seorang wanita dari salah satunya melebarkan tangannya, seolah menyambut gadis kecil tersebut. Sementara pria dewasa yang lain hanya berdiri di samping wanita tersebut.

Setelah mereka berpelukan, senyum wanita itu sangat lebar dan mengelus kepala gadis kecil itu dengan kasih sayang. "Jika kau berlarian seperti itu, kau akan terjatuh sayang.." Ucapnya penuh kasih, tangannya sangat lembut ketika menyentuh kepala gadis kecil itu.

"Benar kata ibumu. Nanti kau akan terjatuh." Balas pria tersebut. Dia menatap interaksi kedua orang di depannya dengan tatapan datarnya, binar merahnya sama sekali tidak menunjukkan rasa ketertarikan.

Gadis kecil itu hanya tertawa, "ibu akan selalu mengobatiku! Jadi, aku tidak akan takut untuk jatuh!" Balasnya. Namun sedetik kemudian, tanah yang dipijak oleh gadis itu runtuh membuat gadis tersebut terjatuh ke dalam lubangnya, "IBU! AYAH!"

Dia berteriak dengan kencang, berharap salah satu diantara mereka ada yang mengulurkan tangan dan menariknya. Namun kenyataannya tidak, yang dapat dia lihat hanyalah tatapan dingin dari keduanya.

AKU TERBANGUN DENGAN NAFAS TERSENGGAL-SENGGAL DAN RAMBUT YANG BERANTAKAN

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

AKU TERBANGUN DENGAN NAFAS TERSENGGAL-SENGGAL DAN RAMBUT YANG BERANTAKAN. Aku bangun dari mimpi yang sangat mengerikan itu, benar. Itu semua hanyalah mimpi belaka...

Aku mengatur nafasku, menyadari kalau atmosfer ruanganku ini sangat panas di malam hari. Aku turun dari kasur mevvah ku dan berjalan ke arah pintu balkon. Berupaya untuk membukakan jalur masuk udara malam yang sangat dingin ke dalam ruangan yang SANGAT panas.

Benar saja. Saat pintu balkon itu terbuka, tubuhku langsung dihujami oleh udara dingin yang serasa menusuk kulitku. Aku sempat terbuai dengan nikmat yang kurasakan, sampai akhirnya aku merasakan ada yang bergerak di atas pohon dekat balkon ku.

Aku memasang posisi siaga, namun ternyata yang muncul hanyalah Lucas. Dia muncul dengan posisi terbaliknya, kepala di bawah dan kaki di atas yang berusaha menahan tubuhnya dari tarikan gravitasi. "Hey, kau tidak bisa tidur ya?"

'Bajingan. Anak ini bikin kaget saja.' batinku jantungan. Kupikir anak ini sebelumnya adalah dedemit sialan, "tidurlah Lucas. Ini sudah jam berapa? Kenapa kau belum tidur dan berkeliaran seperti monyet?"

"Jika aku monyet kau apa?" Tanya nya, "kita kembaran. Jangan lupakan itu."

Aku mengangkat alisku, "aku tidak pernah berharap jadi kembaranmu." Kalimat itu meluncur dari mulutku. Mungkin itu menyakiti hati Lucas, tapi ini tidak seberapa dengan rasa sakit dari seorang adik yang dikhianati oleh kakaknya sendiri.

EQUANIMITYWhere stories live. Discover now