⎙ shopping Ꮺ

1.8K 459 37
                                    

HARI DIMANA ARIA AKAN PULANG SUDAH DATANG, rencananya sih Aria mau pulang diam-diam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

HARI DIMANA ARIA AKAN PULANG SUDAH DATANG, rencananya sih Aria mau pulang diam-diam. Tapi sayang, dia udah terlanjur berhadapan dengan keluarga Agriche jadinya harus pulang di depan mata mereka langsung.

Aku menemani Aria menaiki kereta kudanya, melambaikan tanganku ketika kereta kuda yang membawa Aria sudah pergi jauh.

"Temanmu sudah pulang?" Aku menoleh ke belakang dan menganggukkan kepalaku.

Itu Leilin Agriche, kakak perempuan (Name) Agriche. Leilin ini gila uang, jadi jangan heran. Sudah gitu dia sukanya pria tampan.

"Sudah." Aku menjawabnya singkat. Tatapanku terarah ke pakaian yang dipakai Leilin. Dia mau pergi ke luar.

Leilin mengangkat bahunya tak peduli, dia menunggu kereta kuda keluarga Agriche. Hingga kereta kuda datang, Leilin berjalan melewati ku.

"Hati-hati." Aku melirik nya, "jangan dekati pria memakai jas merah."

"Heh, memangnya kenapa?" Leilin menyeringai remeh, menatap ke arahku.

Aku diam, "untuk keselamatanmu."

Aku berjalan menjauh, tapi tangan Leilin terlebih dahulu menahan tanganku. Aku menoleh ke arahnya dengan bingung, "ikut aku ke Ibu Kota."

"... Tidak bisa, aku kena hukuman." Jawabku malas. Orang ini lupa, ya? Padahal Medea sendiri yang berkata di depan anak-anaknya kalau aku tidak boleh keluar rumah selama 1 bulan.

"Aku yang minta ijin," Leilin membalas ucapanku dengan cepat. Dia melirik ke arah pelayan pribadinya, pelayan itu mengangguk. "Sekarang kau ikut aku."

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

LEILIN BENAR-BENAR MEMBAWAKU KE IBU KOTA. Selama perjalanan kami tidak berbicara, kami hanya diam canggung. Tapi itu bukan masalah besar untuk kami berdua, kami lebih suka diam seperti ini.

Sepertinya Leilin ingin penjelasan mengenai ucapanku sebelumnya. Sesampainya di Ibu Kota, kami turun dari kereta kuda dengan aku yang lebih dulu.

Ketika Leilin turun, dia salah melangkah. Menyebabkannya terpeleset, "KYAK!"

Aku langsung menahan tubuhnya dengan tangan kananku, sementara itu kaki kananku juga aku gunakan untuk menumpu berat badanku. Menahan punggung Leilin menabrak tangga kecil kereta kuda. "He-hey, hati-hati."

Wajah Leilin memerah, dia dengan tergesa-gesa berdiri dan berdehem. "A-aku mau ke toko butik!"

Belum sempat aku berucap, dia sudah kabur duluan. Aku menatapnya malas, para Agriche sialan ini tidak tahu caranya berterimakasih apa?

Tahu gitu mendingan gak usah diselamatin tadi, ck.

Toko butik yang dimaksud Leilin itu cukup terkenal, ketika aku masuk ke sana semua sorot mata menatap ke arahku.

EQUANIMITYWhere stories live. Discover now