CHAPTER 2

368 47 16
                                    

Sinar matahari yang menyilaukan itu mengenai wajah rupawan Solar yang sedang tertidur. Tetapi itu tidak membuat sang empu terbangun dari tidurnya, justru semakin lelap. Bersamaan itu ada pemuda dengan berambut ungu dan wajahnya yang terlihat tegas, ia mendekati Solar yang dibawah pohon. Ia berniat membangunkan Solar yang tertidur sangat nyenyak.

"Ehh-"

Solar masih mencoba menyesuaikan cahaya matahari yang masuk ke matanya, mengerjap-ngerjap sambil sesekali mengucek. Matanya tak sengaja menatap seseorang yang sedang memandangi dirinya.

 Berbalik dari posisi tidur nya, sesekali tatapan nya menatap pemuda itu 'mirip Fang', batin nya masih mengumpulkan nyawa nya.

"Hei mau tidur sampai kapan?", tanya pemuda itu kesal.

Solar yang mendengar cara bicara yang datar itu mirip kakak sulung nya langsung duduk tegak. 'dari sekian banyak nya orang kenapa harus kakaknya Fang?!', batin nya sambil merutuki dirinya kenapa tadi ia sempat memandangi kakak teman nya ini sebelum benar-benar terbangun.

"ehh i-iya umm bang Kaizo?", Solar menyebut nama- Kaizo dengan suara yang serak.

"Huh? kamu tau namaku?" tanya nya heran.

'Mampus, ternyata ga cuma saudaraku saja tapi yang lain juga ga ingat begitu?!', batin nya teriak menahan malu. Sambil memutar otak brilian nya untuk mencari alasan yang masuk akal dan logis yang dapat diterima oleh Kaizo ini.

"Erkk itu..maaf kak saya tau nama kakak karena saya teman adik nya kakak jadi-", ucapan Solar terputus.

"Teman nya pang?"

 Beruntung kakak teman nya ini orang nya gak sabaran.

Karena gatau harus gimana Solar hanya mengiyakan, ia masih berharap kalau Fang atau teman nya yang lain setidaknya ada yang mengingatnya.

"ngapain tidur disini?", tanya nya dengan pandangan menyelidik, ia menebak jika orang yang ada di depan nya ini kabur dari rumah.

Sang empu yang ditanyakan kelabakan 'apa aku cerita saja ya, terus nanti aku tinggal tanya tempat kos disekitar sini' ,pikir nya percuma juga jika memberi alasan ke kakak teman nya ini yang sangat peka seperti Halilintar dan Ice.

Solar mulai menjelaskan kronologi nya bagaimana ia bisa sampai tidur disini, ia juga bercerita tentang kakak nya kalau ia membuat kesalahan. Dan tentu nya ia bercerita dengan sedikit bumbu kebohongan, tidak mungkin ia bercerita kebenaran nya orang yang ada didepan nya ini juga tidak mungkin akan percaya dengan cerita nya.

Entah sejak kapan Solar jadi pandai untuk membual cerita. Mungkin sejak sibuk dengan bahan eksperimen nya dari pada bersosialisasi diluar. Dan dikamar nya hanya ditemani tumpukan buku dan alat-alat eksperimen nya.

Kaizo yang mendengarkan cerita Solar hanya mengangguk, "hm begitu. Jadi kamu bisa tidur disini karena kamu ada masalah dengan kakak mu dan kabur dari rumah?", tanya nya untuk memastikan. "Kekanakan sekali."

Solar hanya memandang orang yang ada di depan nya ini datar, Ia yang mendengar itu ingin sekali memukul kepala kakak teman nya ini, tapi yang ia hadapi sekarang adalah Kaizo. Orang yang sebelas dua belas dengan Halilintar, yang ada ia bisa dijadikan samsak tinju sebelum mencoba memukul nya.

"Kamu kabur hanya karena pacar? yang benar saja."

Solar yakin jika selanjut nya yang keluar dari mulut nya masih seperti itu, akan ia jadikan kakak teman nya ini sebagai kelinci percobaan eksperimen. Dirinya ini sudah berpikir untuk alasan yang masuk akal. 

"Jadi?"

Meskipun Kaizo sebelum ini mengenali Solar, dirinya tidak dekat dengan Kaizo. Tetapi tetap saja sifatnya sama sekali tidak berbeda jauh.

Terlupakan || BOBOIBOY SOLAR ||Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz