CHAPTER 4

339 47 58
                                    

Sudah terhitung tiga bulan Solar bekerja. Ia betah bekerja disini pegawai nya yang ramah dan membuat dirinya nyaman.

Solar melamun di salah satu meja disana, ia diberi istirahat sekitar beberapa menit karena pengunjung mulai sepi dan lebih memilih pulang karena waktu sudah malam.

Ia juga harus siap-siap menutup cafetaria ini.

Manager mendatangi nya dan duduk didepan nya, "Solar kau lelah? Pulanglah ini sudah larut malam."

Solar menoleh lalu tersenyum tipis, "Saya masih ingin disini pak."

Manager nya menatap lekat orang yang ada dihadapannya. "Solar apa kau ingin sekolah?"

Pertanyaan itu membuat Solar memusatkan atensi nya kepada sang manager.

"Tentu pak. Saya akan sekolah di semester besok"

Manager tersenyum yang membuat mata nya sipit seperti bulan sabit.

"Kau sudah menentukan ingin sekolah dimana?"

"Sudah pak, Tenang saja." Ia akan bersekolah di tempat yang ia dulu bersama saudara nya.

Manager pamit undur diri karena ada sebuah panggilan dari telepon nya.

Minggu ini adalah Minggu terakhir libur semester. Solar masih belum mendaftarkan dirinya. Entahlah mungkin ia terlalu malas untuk pergi ke sekolah hanya untuk mengisi formulir.

Padahal sekarang tekhnologi mulai canggih. Dia tidak kepikiran untuk daftar online.

Menghela nafar panjang Solar menatap langit malam, "Ga kerasa sudah beberapa bulan aku tidak bersama mereka. Mereka sekarang bagaimana ya kabarnya? Apakah sehat?"

Ia mengambil surat formulir yang di atas meja. Tadi pagi ia sempat mendatangi sekolah nya. Dan tidak ada yang berubah dari sekolah itu.

Menghela nafas kasar Solar lebih baik beberes dan siap-siap untuk pulang,  'Aku kangen kasur kost' ,batin nya yang ingin cepat pulang.

"Saya duluan pak manager" pamit Solar.

"Oiyahh hati-hati dijalan", kata pak manager sekaligus beberapa pegawai yang membalas ucapan nya.

Langit malam hari ini cantik persis seperti malam itu. Yang ditemani bulan purnama yang bulat terang bertengger diatas sana.

Solar berjalan ke kostan nya dengan langkah lambat karena sudah mengantuk. Sesampainya di kost dia langsung tepar dan tidak mengganti pakaian nya, masih pakaian kerja yang ia pakai.

~✧~

Pagi menjelang siang ada seorang gadis yang berdiri di depan pintu kost Solar.

Gadis itu nampak ragu untuk mengetuk pintu. Hal itu terlihat di tangan nya yang kanan sedang memegang sebuah bingkisan dan satu nya lagi terangkat di udara ingin melancarkan sebuah ketukan. Dan berakhir tidak jadi lalu berpindah tangan dari yang kiri memegang bingkisan dan satu nya lagi terangkat udara. Dan begitu seterusnya.

"Haishh ehem-permisi" ucap nya sedikit serak.

"Ada orang?"

"Haloo"

Solar yang masih tertidur nyenyak tidak terusik dengan panggilan itu. Sepertinya ia sangat kecapekan.

Gadis itu nampak kesal dan mulai menggedor pintu kost solar dengan kaki. Sebenarnya cuma alasannya aja sih aslinya deg-deg an parah. Ini gegara saudara nya yang bilang kalau penghuni baru di kost ini cakep.

'Bagaimana jika kau saja yang mengantarkan ini? Sekalian kenalan. Lagipula penghuni baru itu numayan cakep, tapi ya lebih cakep aku lah haha'

Terlupakan || BOBOIBOY SOLAR ||Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum