CHAPTER 7

495 53 22
                                    

Di ruang kelas MIPA 1 terlihat Solar yang sedang membereskan buku pelajaran nya. "Hm?"

Solar melihat kearah jendela dan menemukan Frostfire, Glacier dan kakaknya Blaze. Tidak lama kemudian Glacier meninggalkan mereka berdua. Solar yang penasaran turun secepat mungkin.

Suara Blaze dan Frostfire mulai terdengar dari gendang telinga nya. Ia bersembunyi dibalik tembok tepat di belakang mereka.

"Aku memang tau sih masalah Frostfire. Tapi aku tak menyangka mereka saling kenal."

Solar yang fokus mendengarkan pembicaraan Frostfire dan Blaze. Tidak menyadari ada seekor kecoa di celana panjang nya. Solar yang merasa seperti ada yang bergerak melirik nya.

"Ishh! Hushh pergii! ehh-" mata perak itu menatap Blaze yang sedang menangkap basah dirinya yang bersembunyi dibalik tembok.

Blaze juga bingung dan menunjuk Solar dengan jari telunjuknya "Kamu.."

Solar yang tertangkap basah merutuki dirinya sendiri. Tersenyum canggung ia mendekati Blaze. "Hari ini cuaca nya indah ya" ,ucap Solar mengada melihat kearah langit. Mau sok puitis.

Blaze mengikuti melihat kearah langit. "Mendung begini?"

'AAAAAAAAAAAAAAAAA BODOH!!', Teriak batin nya.

Lebih baik ia pergi dari sini daripada mempermalukan dirinya di depan saudara nya. Mau ditaruh mana muka Solar nanti?

~✧~

Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Malam ini terasa sesak bagi nya sebab teringat kenangan masa lalu nya-- tapi saat ini ada yang perlu diisi untuk perut nya "Lapar.."

Sang empu membuka kulkas tidak ada makanan hanya bahan-bahan sayuran, nasi pun juga tidak ada. Membuka laci dapur satu persatu berharap ada sebungkus mie, dan hasil nya nihil.

"Males banget harus keluar." Ia memutuskan pergi keluar mencari angkringan atau tukang nasi goreng.

Sepi.

Entah karena sudah malam atau apa saat ini baru jam 9 tepat. Malam ini terasa mencekam dan sangat sepi buatnya ia seharusnya sepulang kerja tadi membeli makanan ringan untuk mengganjal perutnya hingga esok pagi.

"Dahlah capek. Mending sayur tadi dibuat sup atau apalah. Selesai." Berbalik ke arah jalan pulang ia mendengar sebuah suara semacam suara pukulan di salah satu gang.

Ia tidak memiliki keberanian untuk melihat kesana akan tetapi rasa penasaran nya yang membuat ia ingin mendekati suara tersebut.

Solar masuk ke gang itu dan suara yang tadi ia dengar semakin jelas. Di dalam gang ini lampu yang ada di tiang hanyalah satu-satunya cahaya penerang disini.

Dibalik rasa takut yang mendengar suara-suara orang yang berada disitu. Ia mengenali salah satu suara yang ia kenal. Semakin dibuat penasaran ia mengintip dari kegelapan di dalam gang tersebut.

Hati kecil nya merasa sakit melihat pemandangan yang terjadi di depan matanya. Ia melihat Halilintar sang kakak, dikeroyok beberapa orang yang kemungkinan adalah preman di sekitar sini.

Buk!

Takut dan khawatir bercampur aduk. Ia ingin menolong kakak nya itu tapi ia cukup tau diri jika ia disana dirinya hanya menjadi beban dan bagaimana respon Hali yang melihat Solar yang  berada disana?

Terlalu lama berfikir suara gerangan terdengar keras. Solar dibuat terkejut ketika melihat sang kakak sulung yang selalu menjadi panutannya itu terkapar dengan lemah di pojokan belum lagi darah yang menggenang disekitar nya. Darah yang menggenang?

Terlupakan || BOBOIBOY SOLAR ||Where stories live. Discover now