CHAPTER 6

326 44 7
                                    

Solar sudah bisa merasakan sekolah kembali. Dan disini lah perjalanan yang sebenarnya baru saja dimulai.

Begitu Solar masuk. Ada seorang lelaki dewasa berumur sekitar diatas 40-an yang tersenyum ramah dan menenangkan ke arah nya. Seolah sudah menunggu akan kedatangan dirinya.

"Permisi pak maaf mengganggu waktu nya. Saya Bo- maksud nya nama saya Solar Light." Solar mengucapkan nya dengan penuh kesopan santunan.

"Iya duduklah terlebih dahulu. Saya akan menjelaskan beberapa peraturan disini." Kepsek itu memperhatikan Solar serius. "Apa nak Solar ini saudara nya Halilintar?" Tanya nya.

"Bukan pak".

Pertanyaan yang sering muncul ketika orang lain mengenali saudara nya pasti pertanyaan itu lah yang mereka lontarkan. Tapi aku kan lebih ganteng.

"Benarkah? Kalian terlihat sangat mirip."

"Maaf pak sebelumnya, di dunia yang sangat luas ini wajah yang sama bukan nya sudah biasa. Banyak diluar sana yang wajah nya mirip tapi belum tentu mereka bersaudara." Celetuk Solar tersenyum miring.

Kepala sekolah itu mengangguk sambil mengetuk-ngetuk meja  dengan jari telunjuknya, "Ya, benar juga."

"Ya sudah kalau begitu. Sebentar lagi anggota OSIS akan kemari untuk mengantar dirimu dimana letak kelas mu." Lanjutnya mengambil segelas cangkir yang antik berisikan teh hijau dan beraroma melati yang pekat.

"Saya bisa ke kelas saya sendiri pak." Dari pada merepotkan orang lain ia justru berpikir bahwa kemungkinan saja anggota OSIS yang dimaksud bisa saja adalah kakak nya, Gempa yang bergelar sebagai anggota OSIS saat ini.

"Kau yakin?" Tanya kepala sekolah itu menaikan sebelah alis nya.

"Iya pak tentu saja." Entah kenapa menurut nya kepala sekolah nya menjadi sedikit lebih santai dibanding dulu ketika ia mengenalinya.

"Kalau kau tersesat aku tidak mau tanggung jawab yah."

'si tua ini?! Aku sudah mencoba sabar dan sopan sebisa mungkin.'

"Tolong pak beritahu saja dimana kelas saya." Solar sudah habis kesabaran.

"Baiklah kelasmu ada di kelas XII MIPA 1. Kelas itu berada di lantai tiga." Terang kepala sekolah tersebut.

Kepala sekolah itu menyuruh Solar agar segera pergi ke kelas karena pembelajaran hari ini akan segera dimulai.

"Ah baiklah terimakasih pak. Saya permisi." Solar keluar dari ruang kepsek.

Ia masih diam diluar tidak berjalan meskipun sudah keluar dari ruangan kepsek. Yang membuat nya seperti sekarang adalah kenapa ia bisa sekelas dengan kakak sulungnya, Halilintar.

Bagaimana ini? Padahal dulu aku sekelas dengan kak Gempa di MIPA 2 dan sekarang sekelas dengan kak Hali?!, Batin nya menjerit.

"Habislah aku" Solar mulai berjalan lemas ke arah kelas kakak sulung nya yang sekarang adalah kelas nya.

~✧~

Solar sudah berada di depan kelas sekarang yang harus ia lakukan adalah mengetuk pintu dan masuk kedalam. Entah kenapa buatnya hal itu begitu berat.

Dapat ia dengar jika guru didalam sedang menerangkan materi.

Mengambil nafas dalam-dalam ia mengetuk pintu dan... dibuka oleh guru sejarah yang ia kenal selama bersekolah disini.

"Oh kamu anak baru itu ya. Silahkan masuk nak." Guru sejarah itu mempersilahkan Solar masuk ke dalam. Dari pada malu ia justru takut jika bertemu sang kakak.

Terlupakan || BOBOIBOY SOLAR ||Where stories live. Discover now