Kriminal Dalam Buku

11 2 0
                                    

Tertawalah, karena jubahmu yang kebesaran itu masih baik-baik saja, kan? Sudah, tidak apa-apa. Kamu terlupakan bukan berarti kamu tak mampu melakukan apa pun sendiri. Jika kamu rasa, kamu pantas untuk membuka akses menjalaninya sendiri, maka lakukan.

Namun, keluhan pahit akan selalu ada setiap kali kamu bernapas. Hei, banyak dari mereka mengatakan sedikitnya tentang kepercayaan, tetapi enggan untuk membuktikannya.

Rasanya akan sama seperti masakan tanpa bumbu, iya, akan hambar. Kalau kamu pikir beban hidupmu berat, mari berjalan sedikit ke tengah, apakah beban hidupmu benar-benar berat? Atau seperempat keluhan yang ada di bahu masih belum terlepas.

Orang-orang di luar sana hanya mengatakan A sampai Z, malas diam lebih sering berbicara omong kosong. Persetan dengan beban hidup, karena mereka tidak mengerti kehidupan seseorang sangatlah berbeda. Bahkan mereka memilih untuk diam di tempat, karena mereka sadar menyimak jauh lebih menarik untuk diikuti daripada harus bergerak dengan alasan ingin berpartisipasi, padahal mengacaukan sekitarnya.

Mereka bukan kamu, itulah yang harus diingat. Mereka bukan kamu yang mampu melawan kerasnya hidup, dan mereka bukan kamu yang selalu berdiri di atas kedua kakimu dalam keadaan apa pun.

Sekarang memahami untuk menjadi lebih kuat itu mungkin akan berbeda di setiap versi mereka masing-masing. Memahami untuk berjalan sendiri di saat ramai, atau bahkan menonton televisi di saat semua orang sibuk membaca buku dengan tenahg.

Tidak! Langkah sebenarnya adalah, melawan kriminalnya pikiran yang ada pada diri sendiri itu sangatlah berat, beban yang paling berat adalah napsu dan kemalasan yang ada pada diri sendiri. Ingatkan kalau semisal keliru, itu yang selalu dikatakan. Nyatanya, tanpa diingatkan pun manusia itu akan tetap pada pendiriannya yang kuat, tak mau salah dan tak mau kalah.

Ah, kembali pada buku sejarah tak jelas. Lagu lama yang berbunyi 'ruang mematikan' seakan menyatukan kembali memori singkat tentang jembatan besar yang tak nyata. Seperti di film horor yang pernah aku lihat di televisi.

"Kali ini kisahmu tentang apa?"

Aku menoleh, sejak tadi, berdiam diri sambil bersandar pada tembok itu sangatlah nyaman, belum lagi di temani musik rock ala 90-an yang di putar lewat radio lama.

"Tidak ada yang spesial, hanya memandang langit malam dengan secangkir teh panas," kataku.

Teman sekaligus parter terbaik selama di barak, Elvano. Iya, dia Elvano, ini tentang bagaimana kami menghabiskan malam setiap kali usai berjaga. Di belakang gedung yang minim pencahayaan, kami selalu duduk di sana. Meluruskan kaki, serta meregangkan otot-otot kaku yang seharian sudah ikut bekerja.

Elvano kembali bersuara, setelah diam beberapa menit, "Setelah dari sini, tujuanmu apa?" tanyanya.

Aku menghela napas panjang, lalu menunduk, seperti biasa aku sangat malas membahas tentang tujuan akhir setelah lepas dari tugasku. Walau, tugas yang sebenarnya adalah melawan diri sendiri dari rasa malas dan takut, serta keluar dari kelamnya masa lalu.

"Tujuan akhir setiap makhluk adalah kematian. Jadi, untuk apa bertanya?"

"Tidak," katanya. Aku kembali mengangkat kepala untuk menoleh ke arahnya.

"Lalu?"

"Akhiri obrolan formal ini, kembali menjadi Prasasti yang biasa," jawabnya bangga.

Ah, benar juga, sejak tadi kami mengobrol dengan bahasa yang cukup formal menurutku, karena biasanya kami selalu menggunakan bahasa kebangsaan kami, iya, bahasa anak gaul katanya seperti itu.

Aku tegaskan, ini kisah dalam buku, kriminal dalam buku yang melibatkan diri sendiri dalam setiap katanya, tentu sangat berbeda. Satu hal, percayalah, pikiranmu adalah musuh terbaikmu. Jadi, mari lawan bersama-sama.

✨✨

Hai, apa kabar? Sambil nyelam, mari kenalan lagi sama Prasasti, gimana? Sebelumnya terima kasih sudah berkunjung, selamat istirahat, see ya 🤗

Hai, apa kabar? Sambil nyelam, mari kenalan lagi sama Prasasti, gimana? Sebelumnya terima kasih sudah berkunjung, selamat istirahat, see ya 🤗

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Publish, 3 Januari 2023

Bukan Prasasti  ✅Where stories live. Discover now