JADWAL PADAT PAK

12 3 0
                                    

Hallo, bagaimana kabarmu? Ya ampun sapa senja saja akan kalah dengan rayu romantis yang mendramatisir. Lebay! Katanya sih, begitu. Menyebalkan sekali, kan? Kalau saja kamu tahu aturan jendral bergerak melewati lorong tua. Kamu akan tahu rasanya memyerah tanpa bertindak, mungkin begitu singkatnya.

Namun, bukan itu yang akan aku jelaskan kali ini. Aku ingin mengembangkan jiwa cenanayang ala pesulap hebat di luar sana. Mungkin bisa, mungkin juga tidak, sepertinya opsi kedua jaiu lebih menyakinkan kamu untuk tidak diam saat membacanya. Hei, tertawa saja, lagi pula ini hanya opsi, bukan perkara besar yang diusut melalui hakim tertinggi di pengadilan.

Lihat saja bagaimana rakyat bersuara mengibarkan bendera perang saat kebutuhan mereka tak terpenuhi. Bukannya merakyat, justru sebaliknya. Salah sedikit bertindak, berkomentar sedikit, dihukum. Melelahkan sekali, mengingat jadwal yang padat kemungkinan  besar akan jauh lebih menyebalkan dari pada melihat perselingkuhan yang amat menyedihkan.

Jiwa yang terus dipaksa untuk berbicara apa adayanya, sementara bibir terbungkam rapat, ya ampun, sangat tidak enak sekali.

Kali ini bukan sekadar bicara A sampai Z, tetapi menyikapi bagaimana para oknum yang pandai cuci tangan agar terlepas dari persoalan yang sangat besar. Lebih buruk dari sekadar skandal obsesi kejiwaan, padahal pelakunya bisa saja dari orang terdekat.

Prasasti, iya, saatnya kembali pada kisah yang tak berujung. Kali ini kisahnya tentang sejarah masyarakat yang tak pernah menyerah akan situasi yang menekan seluruh jiwa dan raga. Sepertinya memang merepotkan, tetapi menyenangkan bila diterobos dari jarak yang sangat dekat.

Katanya, kalau kamu memiliki beban hati, mari lihat kembali bagaimana caramu melengkapi sikap di suatu instansi, tidak! Mungkin lebih baik, periksa kembali isi kepalamu dan lihat lagi siapa saja partner sekitarmu.

Bicara soal rekan, rasanya akan mengulas sedikit tentang siapa aku dan bagaimana aku, alah merepotkan. Tapi percayalah, ketika jadwal mulai padat, alasan demi alasan pasti akan bermunculan layaknya jerawat yang timbul tanpa diundang, meresahkan.

Saat itu, dua hari setelah kematian pendekar hebat berkulit putih, pernah menyampaikan orasinya di depan semua rakyat yang terlihat kesusahan. Dia bilang, kalau dirimu hebat, buktikan bukan  cara yang pandai bukan sebaliknya. Ini sama saja kamu megotori tanganmu lalu melimpahkannya ke orang lain.

Sisir yang rapi saat itu, tiba-tiba saja terlepas, menyisakan banyak rongga yang menjadi dendam yang amat besar. Kalau tidak bisa diperbaiki lebih baik di ganti saja yang baru. Kalau tidak bisa berbaur, lebih baik diam dan tidak perlu menyusahkan diri sendiri untuk mengurusi orang lain.

Lemah itu pasti ada, tetapi untuk tetap kuat merupakan suatu pilihan yang berat. Jika mampu, lakukan, kalaupun tidak, lebih baik berhenti dan diam, daripada menyakiti banyak orang karena harus mengikuti pikiranmu. Ingat, tidak semua orang memiliki hati, pola pikir, dan emosi yang sama. Jadi, cobalah untuk berbaur sebelum kamu pergi menjauh karena ulahmu sendiri.

"Kebiasaan banget, nih orang. Pasti ngelamun, kan?" ucap Elvano, aku tersentak, jujur sangat mengejutkan sekali.

Aku pun menoleh, lalu terkekeh, sambil mengusap leher bagian belakangku.

"Bukan ngelamun, cuma lagi mikir, siapa tau jadi jendral. Kebetulan jadwal padat, kan? Syukur-syukur bisa libur minimal setengah hari juga gak apa-apa."

Elvano hanya tertawa, walau sudah tahu, tetap saja aku kesal. Ya ,ini tentang pencopotan jendral dengan sejumlah jadwal yang sangat padat.

✨✨

Hai, terima kasih telah berkunjung, selamat istirahat, salam Prasasti.

Punlis, 16 Januari 2022

Bukan Prasasti  ✅Where stories live. Discover now