16. Pertemuan

68 3 1
                                    

Happy Reading ✨

"Dulu, lo yang bikin gue bahagia. sekarang, lo yang bikin gue menderita!!"

~Mallika Monzabra Malendra

__M. Q. M__

---------------

Keesokan harinya.

Ruang VVIP.

Saat ini Sumedh dkk, Monica, Zalak dan juga Kartikey berada didalam ruangan Mallika. Mereka semua duduk disebuah sofa yang berada diruangan tersebut. Mereka semua larut dalam keheningan, tidak ada yang membuka topik pembicaraan.

Mereka masih memperhatikan Mallika yang berada diatas brankar dengan mata yang tertutup, hingga pergerakan dari tangan Mallika membuat Kartikey, Monica dan Zalak langsung berdiri dari duduknya dan berjalan kearah brankar yang dipakai gadis tersebut.

Mallika membuka matanya dan mendapatkan dirinya yang berada disebuah ruangan yang bernuansa putih, ia mengedarkan pandangannya dan mendapatkan adik beserta sahabatnya yang sedang berdiri disamping brankar yang ia gunakan.

"Gue dimana?" tanya Mallika sambil memijat kepalanya yang lumayan pusing akibat obat bius yang masih terasa, sementara tangan satunya memegang perutnya yang lumayan ngilu

"Lo dirumah sakit" jawab Kartikey lalu duduk pada kursi yang terdapat disamping brankar kakaknya itu.

"Emangnya gue kenapa sampai bisa kesini?" tanya Mallika.

"Ada yang nembak lo tadi" jawab Kartikey
Setelah mendengar jawaban Kartikey, Mallika hanya bisa menganggukkan kepalanya. Dan berusaha untuk duduk, dengan sigap Kartikey membantunya.

"Kalian pulang aja, gue bisa jaga diri disini" ucap Mallika kepada beserta sahabatnya.

"Tapi kak-" ucap Kartikey.

"Kami ada disini" ucap Basant yang membuat semua orang yang berada disana seketika menatapnya.

"Kalian yakin bisa jaga Mallika?" tanya Monica yang dibalas anggukan kepala oleh mereka.

"Pulang yah, nanti malem kalian bisa kesini" ucap Mallika yang dibalas anggukan oleh ketiga insan tetsebut.

"Kalau gitu, gue sama yang lain pulang dulu" Pamit Kartikey kepada Mallika.

"Jaga kakak gue baik-baik" lanjutnya, lalu keluar dari ruangan tersebut.

Hening!!

Setelah kepergian dari Kartikey, Monica dan Zalak, mereka semua dilanda keheningan. Hingga suara dari Mallika membuka kembali topik pembicaraan.

"Kalian pulang aja, gue bisa sendiri disini" ucap Mallika kepada keempat pemuda tersebut.

"Kita bakalan jagain lo" ucap Basant yang diangguki oleh para sahabatnya.

"Gue ngak papa disini, kalian balik aja" ucap Mallika yang membuat mereka hanya bisa pasrah.

"Kalian pulang aja, gue yang bakalan jagain dia disini" bisik Sumedh kepada sahabatnya dan mereka hanya mengangguk paham.

"Yaudah kalau gitu, kami pamit pulang" ucap mereka dengan serempak lalu keluar dari ruangan tersebut kecuali salah seorang pemuda.

Keheningan kembali terjadi pada ruang inap Mallika. Hingga Mallika akhirnya angkat bicara.

"Kenapa lo ngak balik?" tanya Mallika kepada Sumedh.

"Gue disini, nagih janji" jawab Sumedh yang membuat Mallika langsung mengerutkan dahinya.

"Janji apaan?" tanya Mallika.

"Janji enam tahun yang lalu" jawab Sumedh lalu mendekat kearah brankar yang dipakai oleh Mallika.

"Enam tahun yang lalu?" tanya Mallika yang dibalas anggukan oleh sang empu.

"Emangnya lo siapa?" tanya Mallika lagi kepada Sumedh dengan nada yang sinis. Sementara laki-laki itu sudah duduk dikursi yang terdapat disamping brankarnya

"Gue.... Sumedh Revano Aldric, sahabat masa kecil lo" lirih Sumedh tapi masih bisa didengar oleh Mallika

Mallika yang mendengar pernyataan dari Sumedh hanya bisa terdiam. Tanpa diduga Mallika mengambil sebuah pisau buah yang terdapat dinakas samping brankarnya dan menodongkannya kepada pemuda yang ada dihadapannya ini.

"Lo dimana aja selama ini?" tanya Mallika dengan lembut sambil menyeringai saat pisau yang ia todongkan, kini berpindah di pergelangan tangan sambil dimainkan.

"Tiap gue nelpon mommy dan gue minta buat bicara sama lo, kenapa lo selalu ngehindar?" lanjutnya.

Dan tanpa disangka, gadis itu menggoreskan pisau yang dipegangnya dipergelangan tangannya sendiri. Saat ini, adalah saat dimana yang Mallika tunggu-tunggu.

Disaat ia bisa meluapkan seluruh amarahnya, rasa kecewa dan lukanya selama ini. Mallika akan melakukan hal yang dapat membahayakan dirinya saat ia sedang frustrasi ataupun merasa kalah pada permainan kehidupan.

Sumedh yang melihat itu langsung mengambil paksa pisau yang dipegang oleh Mallika, membuangnya kelantai lalu, dengan segera ia memeluk Mallika untuk menenangkan gadis itu.

Mallika hanya bisa menangis didalam pelukan pria itu. Ia akan menangis kapan, dimana dan siapa saja ketika dia sudah lelah.

"Gue... Mengaku kalah" lirih Mallika yang dapat didengar oleh Sumedh, namun Sumedh memilih untuk diam saja sambil mendengarkan ucapan yang akan mallika lontarkan selanjutnya sambil mengelus dengan lembut rambut yang lumayan panjang dari sang sahabat.

"Gue kalah ama permainan takdir, gue kalah ama kehidupan"

"Lo tau kenapa?"

"Karena gue masih menderita sampai sekarang"

"Penderitaan pertama saat ibu gue pergi, kedua saat ayah ngusir gue, ketiga saat gue harus berpisah ama orang-orang yang gue sayang, dan saat ini gue masih kepikiran sama lo yang selalu menghindar dari gue"

"GUE BENCI SEMUA INI GUE BENCI!!" teriak Mallika lalu melepaskan pelukannya dengan Sumedh.

"KENAPA LO NGEHINDAR DARI GUE, HAH?!" tanya Mallika dengan emosi yang sudah ada pada dalam dirinya.

"Gue ngak ngehindar, Mal" ucap Sumedh. dengan lembut

"TERUS, SELAMA INI YANG LEBIH MILIH PERGI TANPA SALING TEGUR SAPA SAMA GUE SIAPA?!" tanya Mallika

"LO, KAN?!" lanjutnya.

"Mal..." ucap Sumedh lalu membawa Mallika kembali kedekapannya

"Gue tau gue salah, maafin gue yah"

---------------

Hai guys, apa kabar?

Maaf banget baru bisa up sekarang, soalnya aku sibuk selama ini sibuk.
Tenang, aku bakalan usahain up kok mulai sekarang. Kalian setuju ngak kalau aku up dua minggu sekali?

Atau, kalian punya pendapat lain?

Komen aja yah

See you...

Mallika Queen MafiaWhere stories live. Discover now