8. Two Lines

212 29 6
                                    

‘hoekk, HOEKK!’

Jihyo dengan wajah khawatirnya masih menemani di sebelah Jeongyeon, didalam kamar mandi sambil mengusap punggungnya. Ia tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada temannya ini. Wanita ini tiba-tiba saja mengeluhkan perutnya yang tidak enak lalu langsung berlari ke kamar mandi. Dan inilah yang terjadi sekarang.

Jeongyeon menunduk dengan kedua tangan bertumpu pada wastafel dengan nafas yang terengah-engah. Ia melihat dirinya pada cermin di depannya. Wajah pucat, badan lemas, tubuh terasa sangat buruk.

“aigoo Jeongyeon-ah, ini terjadi lagi padamu. kau ini sebenarnya kenapa sih?” ucap Jihyo di sebelahnya.

Jeongyeon menggeleng. “aku juga tidak tahu, perutku terasa mual dan ingin muntah setelah sarapan tadi”

“aish, rasanya aku bosan sekali mendengar kau mengucapkan kalimat itu setiap hari selama dua minggu kebelakang ini. gak ada alasan lain kah selain itu?”

Jeongyeon tertawa kecil. “kau pikir aku mau seperti ini, eoh? kau saja sini yang merasakan”

“dih enak saja, kau saja sendiri aku tidak mau” jawab Jihyo.

Ditengah obrolan mereka Mina masuk ke kamar mandi dengan membawa minyak aromatherapy yang ia ambil dari kamarnya. Ia memberikan itu pada Jeongyeon.

“terima kasih Mina” ucap Jeongyeon sambil tersenyum.

Mina membalasnya dengan senyuman. “apa kau sudah merasa baikan, unnie?”

“yeah, aku merasa lebih baik dibandingkan tadi. tapi rasanya masih agak mual” jawab Jeongyeon. Ia mundur ke belakang untuk duduk di atas toilet yang tertutup dan mulai menghirup minyak itu.

“kai ini sebenarnya kenapa sih, Jeong? selama dua minggu kebelakang ini setiap pagi kau pasti selalu mual begini. apa kau keracunan makanan atau sesuatu gitu?” ucap Jihyo khawatir.

“aku sudah bilang berkali-kali pada kalian, aku sendiri juga tidak tahu mengapa aku bisa begini” jawab Jeongyeon.

“apa kau pernah mengecek ke dokter?” tanya Mina.

“umm belum sih, aku belum kepikiran pergi kesana”

“YAH PABO!!” Jihyo langsung menjitak kepala Jeongyeon. “mengapa kau tidak pergi ke sana hah!? kalau kau pergi ke sana kan bisa langsung sembuh dan tidak menyusahkan seperti ini!”

“ya kupikir ini kan hanya mual dan pusing biasa saja yang sebentar akan hilang, makanya aku tidak ke sana” manyun Jeongyeon sambil mengusap kepalanya yang sakit.

“iya kalau memang biasa, bagaimana kalau itu lebih parah dari yang kau kira dan harus dirawat di rumah sakit hah!? kau malah akan semakin menyusahkan kita” sang leader masih kesal.

"ish mengapa kau jadi mendoakan yang tidak-tidak"

"itu namanya khawatir pabo!"

Mina tertawa sendiri menyaksikan mereka berdua. “tapi unnie, bagaimana benar kata Jihyo kalau ini jauh lebih serius?"

"jauh lebih serius bagaimana? jangan aneh-aneh Mina-yah" ucap Jeongyeon.

"bukan aneh-aneh, ini akan kedengaran gak masuk akal tapi eomma pernah bilang kalau gejala yang kau alami ini bisa jadi adalah penyebab dari–”

Mina terhenti, seketika ragu dengan perkataannya. No, ia tidak seharusnya menanyakan pikiran anehnya ini. Ini sangat tidak masuk akal, mana mungkin Jeongyeon seperti itu.

“kenapa Mina? yah jangan menakutiku!” seru Jeongyeon.

“a-ahh enggak papa hehe” Mina tertawa gugup. “aku hanya ingin bertanya, apa kau sudah memberitahukan orang tuamu? mereka mungkin tahu ada apa denganmu”

Scandal | JeongtzuTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon