18. Tired

82 15 12
                                    

"hey..."

Jeongyeon menyapa Tzuyu yang baru memasuki mobil dan duduk di kursi sebelahnya. Ia bisa melihat mata Tzuyu yang agak bengkak, kemungkinan habis menangis. Tzuyu membalasnya dengan menunjukan senyum kecilnya.

Seusai melakukan rapat dengan JYP tadi, terdapat sedikit perselisihan antara Jeongyeon dan member yang membuat kecemasannya ter-trigger. Ia memutuskan keluar untuk menyendiri agar mencegah memperparah keadaan dan menenangkan kepalanya. Dan disinilah ia sedari tadi, di dalam mobilnya sendiri.

"kau baik-baik saja Tzu?" tanya Jeongyeon sambil menggenggam tangan Tzuyu.

"ne, aku baik" ucap Tzuyu dengan senyum kecil untuk meyakinkannya. "bagaimana denganmu, unnie?"

"aku juga baik" Jeongyeon tersenyum kecil.

"kau yakin? apa kau masih bisa mengemudi? kita bisa meminta tolong manager untuk mengantar pulang" Tzuyu khawatir.

"tidak, aku masih bisa. kalau begitu ayo kita pulang?" tanya Jeongyeon dan Tzuyu mengangguk. "okay, tapi sebentar ya aku mau kembali ke atas, aku tidak membawa tasku tadi"

"ani, jangan" baru saja Jeongyeon ingin membuka pintu tapi ditahan oleh Tzuyu. "biar aku yang ambilkan, jangan melelahkan dirimu, okay?"

Jeongyeon ingin menolak tapi ia langsung mengurungkan itu. Sebagai gantinya ia mengangguk sambil tersenyum pada Tzuyu.

Tzuyu keluar dari mobil dan langsung melangkahkan kakinya ke lift untuk menuju ke lantai atas. Setelah pintu lift terbuka ia keluar dari sana dan berjalan menuju ke ruangan mereka melakukan rapat tadi. Ia melihat pintu ruangan sedikit terbuka dan lampu masih menyala. Apakah masih ada orang di sana?

"aku hanya lelah, itu saja lelah dengan semua ini"

Tangan Tzuyu yang ingin meraih gagang pintu terhenti ketika mendengar itu. Hatinya tersentak, seakan kalimat tersebut merujuk pada dirinya. Ia menurunkan tangannya, dari pintu yang sedikit terbuka itu, ia bisa melihat kaca di dalam yang memantulkan Jihyo sedang duduk pada kursi, wajahnya yang sembab menandakan sedang berada di ujung tangisnya, dan Nayeon berdiri di depannya sambil menyilangkan tangan.

"setiap hari isi kepalaku hanyalah Jeongyeon dan Tzuyu, tentang apa yang akan terjadi di depan, tentang bagaimana cara menyelesaikannya, hanya itu yang aku pikirkan bahkan aku sampai tidak bisa tidur setiap harinya. aku sangat lelah unnie, dan kau pasti juga begitu kan? kita semua lelah" ucap Jihyo sambil menyeka air mata yang mengalir di pipinya.

"aku setiap hari merasa cemas dan takut unnie, kita semua cemas"  lanjut Jihyo. "kita semua tidak tahu bagaimana cara menyelesaikan masalah ini, apakah kita bisa lepas dari ini semua? aku sangat takut, setiap hari selalu dipenuhi tanda tanya dan ketidakpastian. ini semua seperti mimpi buruk dan aku lelah setiap hari terulang mimpi yang sama"

Tzuyu memegang dadanya. Sakit, sakit sekali mendengar itu. Mendengar pengakuan penderitaan yang dialami membernya sangat menghancurkan hatinya. Itu membuat Tzuyu sangat merasa bersalah.

"ak-aku.. aku sama sekali tidak menyalahkan Tzuyu atas semua ini. dia tidak bersalah, ini kecelakaan. tapi... tapi aku hanya... aku hanya lelah..."

Pertahanan Jihyo runtuh dan ia menutup wajahnya dengan kedua tangan dan mulai menangis. Nayeon duduk di kursi depannya dan memeluk sang leader yang menangis itu.

Tzuyu mundur ke belakang, tangan masih pada dadanya dan punggung bersandar pada tembok. Rasanya sangat sakit di hatinya, ia mulai menangis. Mendengar isi hati membernya secara langsung itu menusuk tepat di hatinya. Tzuyu kecewa kepada dirinya sendiri, mereka tidak seharusnya seperti ini, mereka tidak pantas mendapatkannya. Dan Tzuyu menyalahkan satu orang yaitu dirinya sendiri yang telah merusak hati para membernya itu.

Scandal | JeongtzuWhere stories live. Discover now