Chapter 07

25.3K 2.2K 134
                                        

Maaf kalau ada typo

.

.

Author POV

Akhirnya siang itu mereka habiskan dengan mengerjakan dokumen yang rusak akibat ketumpahan tinta.

'Meskipun dengan begini ada untungnya karena gue bisa lebih dekat dengan mereka tapi lelah juga menulis beberapa lembar. Mana jaman ini masih tulis tangan dan ngga ada microsoft word.' Batin Archel.

'Mereka punya kemampuan buat jadi babu gue buat ngerjain laporan. Apa gue minta bantuan terus aja ke mereka buat ngerjain laporan yang menumpuk ini.'

'Rey semakin dilihat semakin mirip crush gue. Ahh jadi pingin cium.' Batin Archel sudah mulai liar.

'Saat serius mereka kelihatan 1000 kali lebih tampan. Secara fisik mereka ngga jauh beda sama gue tapi kenapa pas dipukul sama ni Duke bajingam mereka ngga lawan. Gue yakin badan duke ini sekali tendang juga bakal kelempar.' Batin Archel sambil terus memandangi mereka dan mengabaikan pekerjaannya.

Sebenarnya para selir juga sedikit risih dipandang intens oleh orang yang selama ini menyiksa mereka.

'Jangan-jangan dia melihat untuk mencari-cari kesalahanku.' Batin Gavin.

'Sepertinya dia terpesona dengan ketampananku.' Batin Arthur dan Rey.

'Jangan sampai aku melakukan kesalahan.' Batin Xavi.

'Apa tuan melihatku karena takut aku melakukan kesalahan dan jika aku salah maka aku akan dikurung.' Batin Jace.

'Hehe mereka sangat tampan.' Batin Archel lagi.

Karena terlalu banyak menulis membuat Archel yang jiwanya merupakan mahasiswa mager menjadi pegal-pegal.

'Masa kejompoan gue juga pindah ke tubuh baru. Perasaan tubuh Duke ini sangat kuat tapi kok semenjak gue di tubuh ini ngga ada bedanya sama dulu di tubuh lama.' Batin Archel.

Dia berdiri sejenak dan menekan punggungnya seperti orang tua.

'Susah juga mengalami kejompoan dini.' Batinnya.

Setelahnya dia memutuskan berbaring sebentar untuk mengistirahatkan punggung jomponya.

Tapi kantuk malah menyerangnya.

'Kok gue ngantuk. Kayaknya ucapan temen gue bener. Umur segini emang fase ngantukan kaya bayi tapi punggung kaya lansia.' Batin Archel.

'Tidur bentar 15 menit deh.'

Archel pun tertidur dengan posisi meringkuk di sofa.

"Lohh dia tidur." Ucap Arthur yang pertama menyadari bahwa Archel tidur.

"Dia menyuruh kita bekerja tapi dia sendiri tidur." Ucap Rey.

"Mungkin dia lelah. Sudah biarkan saja." Ucap Jace.

"Saat tidur dia tidak menyeramkan." Ucap Xavi.

"Kenapa kalian berhenti. Ayo cepat selesaikan ini selagi dia tidur." Ucap Gavin yang sudah menyalin laporan itu lebih banyak dari yang lain.

Mereka pun akhirnya menyelesaikan pekerjaannya pada sore hari.

"Akhirnya selesai juga." Ucap Rey.

"Dia masih aja tidur dan ngga bangun-bangun." Lanjutnya.

"Udah jangan diganggu mungkin dia lelah." Ucap Arthur.

Xavi terlihat mendekati Archel yang sedang tidur.

"Dia manis saat tidur." Ucapnya dan memberanikan diri menusuk pipi Archel dengan jarinya.

"Nanti dia bangun." Ucap Jace di belakang Xavi.

I'm A Bottom (END)Where stories live. Discover now