Akhirnya end juga....
.
Maaf kalau ada typo dan kata jata tidak jelas...
.
.
Author POV
Sepulang dari istana, Archel hari ini jatah tidur bersama Arthur.
Dia segera membersihkan badannya dan berbaring di ranjang menunggu Arthur datang ke kamarnya.
Tak lama kemudian Arthur pun datang.
"Kemarilah." Ucap Archel
Arthur ternyata datang sambil membawa sesuatu.
Dia kemudian mendekat ke arah Archel.
"Buka bajumu." Ucap Arthur.
"Ehh... kenapa buka baju? Kau mau melakukan itu. Baiklah aku akan membukanya." Ucap Archel.
Dia mulai membuka bajunya dan saat akan membuka celananya Arthur menghentikannya.
"Aku bukan orang yang kejam. Mana mungkin aku tega melakukan itu saat kau terluka. Berbaliklah, aku akan mengoles obat pada punggungmu." Ucap Arthur.
"Apa punggungku terluka? Pantas saja saat mandi tadi terasa perih." Ucap Archel, dia kemudian membalikan tubuhnya sehingga Arthur dapat melihat punggung Archel yang ada sedikit luka memar disana.
"Aku melihatmu terpental saat Cael berusaha menahan serangan mereka. Jadi, aku berpikir pasti setidaknya ada luka memar di punggungmu." Ucap Arthur sambil dengan perlahan mengoleskan obat itu.
"Jika terasa sakit bilang saja." Lanjutnya.
"Tidak sakit, aku kan kuat." Ucap Archel.
Mendengar itu Arthur justru menekan luka Archel.
Archel tentu saja sedikit menjerit kesakitan.
"Jangan berpura-pura kuat. Kau punya kami di sisimu." Ucap Arthur.
"Baiklah, setidaknya aku bisa sedikit tenang ada kalian disini."
"Archel, aku minta maaf. Seharusnya aku tidak melakukan kesepakatan palsu dengan keluarga Roderick meski tujuannya untuk mendekatimu. Jika aku tahu dia akan menyerangmu sejak awal aku akan mencari cara lain untuk mendekat kepadamu." Ucap Arthur.
Archel berbalik untuk melihat wajah suami pertamanya itu
"Kau tidak salah, kita bukan dewa yang bisa tahu masa depan. Aku yakin jika kau tahu masa depan akan begini sejak kau pasti sudah melenyapkan Viscount Roderick dan seluruh keturunannya." Ucap Archel.
'Tapi gue tahu masa depan dunia ini dulu meski sekarang udah banyak yang berubah.' Batin Archel.
"Terima kasih sudah berada di sisiku. Aku tak bisa membayangkan jika kalian tak ada di sisiku. Aku pasti sudah mati tadi atau bahkan aku sudah mati sejak lama." Ucap Archel.
"Kami akan selalu di sisimu..." ucapan Arthur terhenti.
"Kau belum mengobati luka di wajahmu." Lanjut Arthur.
Dia tadi tak begitu memperhatikan luka kecil itu.
"Ini hanya luka kecil, besok juga sembuh." Jawab Archel.
"Yang namanya luka tetaplah luka mau itu kecil atau besar harus diobati." Arthur kembali mengambil kotak obat itu.
"Ini sedikit perih tahan ya, nanti aku akan mencium mu." Ucap Arthur.
Dengan perlahan Arthur mengoleskan obat di pipi Archel.
Dan saat selesai dia kembali menaruh kotak obat di meja pinggir ranjang.

YOU ARE READING
I'm A Bottom (END)
RandomGue tuh uke bukan seme.... . . Seorang uke sejati yang masuk ke komik dan menjadi tokoh yang dianggap seorang dominan oleh pembaca dan memiliki akhir yang tragis. "Gue tuh ngga bisa jadi seme." ⚠️ Jangan promosikan di sosial media atau platform apap...