18 - Pengganggu

2.8K 382 37
                                    

Sudah 3 hari Kiara mendiamkan Luca dan Bates, ia hanya berbicara dan memerintahkan Falcon untuk melakukan hal yang tidak penting.

"YANG MULIA!!" Panggil Bates dengan nada yang sudah mulai kesal.

Kiara hanya melirik Bates dengan ujung matanya dan tidak berniat berbicara dengannya.

"Yang mulia, benar-benar tidak mau berbicara padaku? Jika anda tidak mau berbicara denganku, aku akan keluar dari istana yang mulia." Ancam Bates dengan kesal.

"I-iya, t-tidak, aku tidak akan mengikutimu keluar dari istana." Lanjut Luca dengan wajah polosnya.

"Tuan Luca, kita kan sudah berjanji akan bekerja sama agar yang mulia berbicara lagi dengan kita." Bisik Bates pada Luca tapi masih bisa terdengar oleh Kiara.

"Jangan lupa untuk menutup pintunya dengan rapat saat kau meninggalkan istana." Kiara melirik sebentar kearah Bates lalu lanjut membaca novel romantis kesukaannya.

"Yang muliaaaaaa, anda seharusnya menahanku." Ucap Bates yang mulai frustasi.

Mata Bates mulai berkaca-kaca, "anda hanya menyayangi dan peduli dengan novel romantis anda. Saat novel anda berdebu, saya yang ada disini untuk menghilangkan debunya. Saat aku tidak sengaja menjatuhkan air di novel anda, anda lansung menyuruhku mengganti 10 novel romantis dengan judul yang berbeda. Padahal aku yang berada disisi yang mulia tanpa di bayar sedikit pun." Ucap Bates semenyedihkan mungkin.

Kiara mengaruk kepalanya yang tidak gatal, "iya, aku memaafkanmu." Ucap Kiara dengan wajah dingin dan sonbongnya.

"Seharusnya anda yang meminta maaf padaku, yang mulia." Balas Bates dengan kesal.

"Iya, maafkan aku ya, Bates. Jangan menggangguku dulu, ini sudah mulai konflik." Ucap Kiara dengan mata yang masih tertuju pada novel yang ada di depannya.

"Maafkan aku juga mami karena sudah menjadi anak yang nakal," Luca menatap kearah Kiara sambil memasang wajah polosnya.

Kiara menganggukan kepalanya dan kambalu membaca novelnya.

Senyuman terukir di wajah Bates, "salam kenal gagak emas, aku Bates" Ucap Bates yang mengajak Falcon berkenalan.

"Aku Luca," lanjut Luca yang memperkenalkan dirinya sendiri.

"Cit cit cit"

"Apakah kau merasa nyaman disini, gagak emas?" Tanya Luca sambil mengelus Falcon.

Mereka terus menerus mengobrol hingga membuat Kiara naik pitam. "Keluar dari kamarku!!! Berhenti mengusikku. Keluar sekarang!!" Usir Kiara yang lansung mengusir Falcon, Bates dan Luca dari kamarnya.

Beberapa menit kemudian, seseorang mengetuk pintu kamar Kiara hingga ratu selatan merasa terganggu dan kembali emosi.

"Apa? Kali ini ada apa?" Tanya Kiara yang membukakan pintunya sambil memasang wajah kesal.

Seorang siluman lansung menutup mulutnya dan membawa paksa Kiara. Siluman rubah berekor delapan itu terus memberontak hingga satu pukulan melayang di kepalanya membuatnya tidak sadarkan diri. Kekuatannya yang semakin hari bertambah lemah di tambah mutiara ungunya tidak berada di badannya membuatnya seolah seperti siluman biasa.

Siluman itu membawanya ke satu ruangan yang gelap, kedua matanya ditutup dengan kain, tangan dan kakinya diikat dengan tali siluman yang membuatnya tidak bisa berontak dan kekuatannya terus diserap.

"BANGUNKAN DIA!!" Titah seorang siluman yang memiliki kekuasaan.

Plakkkk

Sebuah tamparan lansung melayang di wajah Kiara. Matanya terasa begitu berat dan darah segar mengalir dari bibirnya

Wanita yang berada didepannya dengan kasar menarik penutup mata Kiara.

"MATILAH DENGAN BEGITU SEMUA SILUMAN AKAN BAHAGIA." Ujar siluman itu dengan kasar.

VERADERINGWhere stories live. Discover now