20 - Malapetaka

3.2K 348 68
                                    

Ini pertama kalinya dalam sejarah, Kiara lansung datang ke kerajaan pusat dan mengirim suatrat untuk mengadakan pertemuan kerajaan. Ia duduk di kursi yang biasanya diduduki Ellios dengan pakaiannya yang elegant ia menunggu para pemimpin untuk memasuki ruangan.

"Apa yang membuat anda datang kesini ratu kerajaan selatan?" Tanya Ellios yang memasuki ruangan rapat.

Tidak ada jawaban dari Kiara. Begitu pula dengan kehadiran Linex dan Erden.

Cayden yang terbang mengelilingi Kiara lalu berubah menjadi manusia. "Aku sungguh sangat terkejut ketika mendengar kau yang terkenal dengan kemalasanmu ini yang mengadakan pertemuan kerajaan. Hari ini harus dijadikan momen bersejarah dan tanggal merah di kalender siluman." Ejek Cayden dengan sangat bersemangat.

Kiara melipatkan tangannya sambil tersenyum. "Tentu saja, aku akan mengadakan pertemuan kerajaan sebelum kematian mendatangiku."

Linex memutar bola matanya malas, "kau berbicara seolah kematianmu tinggal beberapa hari lagi."

"100 hari, hanya tersisa 100 hari dan begitu aku akan meninggalkan dunia ini. Aku tau mungkin perbuatanku di masa lalu membuat kalian menyimpan dendam padaku. Tapi, hari itu pasti akan membuat para siluman bahagia." Ucap Kiara yang masih bisa tenang, ia mengendalikan situasi dengan baik.

Semua mata lansung tertuju padanya.

"Apa kau gila? Kau mengatakan hal itu dengan santai? Jika ada siluman yang berani bahagia di kematianmu, aku akan membakarnya jadi abu." Cayden menganggap ucapan Kiara hanya gurauan. Karena dirinya sangat menferti bahwa ratu siluman es itu sangat takut akan kematian.

"Tidak semua orang peduli dengan kematianmu. Begitu pula denganku, lagi pula itu bukanlah hal lenting yang harus membuat kami semua berkumpul bersama." ucap Linex yang tidak mau menatap kearah Kiara.

"Ada beberapa hal yang harus aku selesaikan sebelum kepergianku." Lanjut Kiara yang memainkan jari jemarinya.

"Katakan," kali ini Erden bersuara.

"Mungkin saja, kematianku akan lebih cepat dari perkiraan karena mutiara unguku tidak bersamaku. Walaupun aku tau kalian tidak akan memedulikan hal itu. Tapi, aku punya satu permintaan." Kiara masih bisa tersenyum di saat yang menegangkan seperti ini.

Linex menatap kearah Kiara, "berhentilah bercanda. Ini tidak lucu sama sekali."

"Hancurkan kerajaan selatan dengan begitu semua kisahku yang begitu kelam akan terkubur bersam kematianku untuk selamanya."

"Apa ingatanmu telah kembali?" Tanya Ellios yang menatap Kiara dengan serius.

"Aku akan mencari mutiara ungumu, sampai saat itu bertahanlah." Ucap Erden.

"Tidak perlu, mutiara ungu itu telah aku berikan kepada orang yang berharga bagiku." Tolak Kiara yang menyatukan kedua tangannya.

"APA INGATANMU TELAH KEMBALI?!!" Tanya Ellios lagi.

"Kenapa kau begitu khawatur tentang hal itu? Bukankah kau seharusnya membenciku yang telah membunuh calon istrimu?" Tanya Kiara kembali.

"KARENA CALON ISTRIKU MENYURUHKU MELINDUNGIMU DENGAN NYAWAKU." Bentak Ellios dengan kesal.

Seekor gagak emas terbang memasuki ruangan dan kini semua mata tertuju padanya, "Falcon?" Panggil semua siluman yang ada diruangan yang terkejut.

Kiara menatap kearah Falcon yang saat ini berada di pundaknya.

"Dia adalah anggota baru kerajaan selatan. Jika ada yang berani membunuh atau memakannya. Maka itu berarti melawan kerajaan selatan." Tegas Kiara yang membuat semua orang terdiam kecuali Cayden.

"T-tapi dia--," raut wajah Cayden berubah menjadi serius.

"Apakah bisa sekali saja kau tidak membantahku?" Tanya Kiara dengan tegas.

"Kedatangan Falcon sama dengan MALAPETAKA, Kiara."

Semua mata lansung tertuju pada gagak emas itu.

VERADERINGWhere stories live. Discover now