DB • 16

31.3K 3.3K 33
                                    

"Sayang!" Mendekati Felix.

Tatapannya makin tajam melihat 2 vampir yang duduk santai di sofanya, menarik Felix kedalam pelukannya lalu mengarahkan satu tangannya ke dua vampir itu.

Panik, dua vampir itu berdiri.

Aaron mengangkat kedua tangannya ke atas kepala, sedangkan Leo menarik Aaron ke belakang tubuhnya.

"Tunggu- Damon, jangan!"

Melirik Felix tajam.

"Kenapa makhluk seperti kalian ada di kastilku?"

"Anu.. ee..." Aaron gugup.

"Duduk dulu, akan ku jelaskan." Kata Felix.

"Tapi sayang..."

Felix agak lega saat Damon memanggil 'sayang', ini masih Damon yang ia kenal.

"Mereka tidak akan berani, kan?"

Felix menatap dua vampir itu yang di angguki cepat mereka berdua.

"Nah."

Damon menatap mereka berdua.

Mengangkat 2 jarinya, dia arahkan ke kedua matanya lalu di layangkan ke arah mereka. Bermaksud mengancam.

Lalu Damon duduk di samping Felix dengan angkuh, tangannya setia memeluk posesif bahu Felix yang terlihat mungil di dekapannya.

"Jadi?" Kata Damon.

Kedua vampir itu masih berdiri.

"Kalian duduklah."

Mereka melirik Damon, Damon memutar bola matanya malas dan hanya mengangguk tidak ikhlas.

Mereka akhirnya duduk dengan lega.

"Mereka temanku."

"Hah?!"

"Ya... Mereka temanku sekarang, boleh 'kan?"

"Sayang... Mereka bukan makhluk yang pantas di jadikan teman. Yang lain saja, ya?"

"Tidak. Menurutku mereka cocok jadi temanku."

"Mereka itu vampir yang menculikmu kemarin, kan?"

Dua vampir itu seketika panik lagi.

"Iya... Tapi mereka tidak menyukaiku."

"Lalu kenapa mereka menculikmu?" Menatap Felix dalam.

"Aku juga tidak tau... Kenapa, Aaron?" Menoleh ke Aaron.

"Eh? Em..."

"Ceritakan saja." Bisik Leo.

Aaron mengangguk, ia menceritakannya mulai dari awal dia bertemu Felix sampai bar itu di hancurkan oleh Damon.

Damon menahan semua rasa yang akan meledak saat mendengar cerita itu.

"Hah?? Lalu, Kenapa kalian bisa selamat?" Tanya Felix.

"Karena aku mendapat firasat yang tidak enak, jadi sebelum kami lanjut melakukan 'itu', Aku menggendong tubuh lemas Aaron ke markas yang lain. Beberapa menit setelahnya, bar itu hancur tak tersisa."

Felix kaget sekaget-kagetnya.

"Jadi, kalian sudah lakukan itu?!?!? Howw!?"

"Ya... seperti itulah." Aaron menutup wajahnya dengan jubah Leo.

Wajah Damon berubah santai lagi.

"Apakah enak?" Tanya Damon.

"Tentu, pangeran harus cepat melakukan 'itu' juga." Leo menyeringai.

Bl • Devil's bride [END]Where stories live. Discover now