DB • 23

29.1K 2.8K 28
                                    

Hari-hari berlalu, Damon kelimpungan karna Felix masih tidur selama 1 minggu lamanya.

Berkali-kali dia memanggil dokter kerajaan dan berkali-kali pula dokter itu bilang "ini wajar untuk seorang manusia, mungkin sebentar lagi dia bangun."

Sebentar lagi itu kapan?! Damon tampak lesu dan tidak bersemangat belakangan ini.

Pola makan dan tidurnya terganggu karena khawatir dengan Felix.

ㅤㅤㅤ

"Damon, apa kau sudah makan?" Tanya Aaron yang agak khawatir.

Damon yang sedang duduk di sebelah kasur Felix dan memandangi Felix yang tidur itupun menggeleng lesu.

"Ayolah, Felix tidak akan senang melihatmu seperti ini."

"Tapi Felix juga belum makan selama dia tidur." Damon menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Kau juga tidak tidur dengan nyenyak, kan?" Kata Aaron lagi.

Damon diam, matanya yang sayu menatap Felix dalam.

"Dia seperti pangeran tidur." Bisik Leo ke Aaron.

"Putri tidur, bodoh! Mana ada pangeran tidur."

"Tapi dia laki-laki."

"Sudahlah, jangan menambah beban pikiranku! Lebih baik kamu pikirkan cara agar Damon bersemangat lagi."

"Caranya hanya satu."

"Apa?" Aaron mendekatkan telinganya ke Leo.

"Bangunkan Felix."

Plak.

Kepala belakang Leo kena tampolan cinta.

"Bangunkan saja kalau kamu tidak ingin hidup lagi." Melirik Leo sinis.

"Ya.. aku benar, kan?" Mengelus belakang kepalanya.

"Ck! Sangat tidak membantu."

Aaron kembali memperhatikan Damon dan Felix bergantian.

Pangeran yang biasanya ceria dan cerah itu tiba-tiba menjadi mendung dan gelap seperti cuaca hari ini.

Aaron bergidik, mengelus lengannya sendiri karena tiba-tiba merasa merinding.

"Sepertinya cuaca hari ini sangat dingin, ya." Bisik Aaron.

"Ya, lebih baik kita tinggalkan dia."

"Jahat sekali."

"Tidak, maksudku biarkan dia menenangkan diri dulu, mungkin jika dia lapar dia akan makan."

"Baiklah... Aku yakin pangeran iblis yang kuat tidak akan mati hanya karena tidak makan berhari-hari."

Leo mengangguk.

"Dan.. ayo berburu manusia!" Bisik Aaron semangat.

"Terserah." Leo memutar bola matanya malas.

"Kalau begitu kami pergi ya, pangeran. Jangan lupa isi perutmu, karena menunggu itu butuh tenaga."

Damon tidak menjawab, suasana di kamar masih dingin dan gelap karena mendung. Aaron dan Leo berjalan keluar kamar.

Suara pintu di tutup terdengar.

Damon menghela nafas, menumpukan kepalanya ke antara persilangan kedua tangannya, menutup mata.

Bersamaan dengan itu, suara guntur menggelegar, petir dimana-mana serta angin kencang.

Sepertinya cuaca hari ini sangat mendukung kegundahan hati Damon.

Bl • Devil's bride [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang