DB • 20

30.7K 3K 17
                                    

Hari berlalu dengan sangat menyenangkan.

"Kau siap, sayang?"

"Em.."

Di depan cermin, Felix menumpukan kedua tangannya di sisi-sisi meja cermin dan menundukkan kepalanya.

"Mm?" Mendekati Felix.

Damon melingkarkan tangannya ke pinggang Felix dari belakang.

"Tenang saja, aku akan melakukannya dengan perlahan." Bisik Damon.

"Apa?! Kau yang akan melakukannya?" Felix berbalik badan dan melotot.

"Ya..? Memang aku, siapa lagi?"

Felix tambah melotot.

"Kukira akan orang lain."

"Tidak mungkin orang lain." Damon tertawa remeh.

Oke, seperti ada kesalahpahaman disini. Felix mengira rirual itu hanya ritual biasa yang akan di lakukan oleh orng lain kepadanya, sedangkan yang di maksud ritual oleh Damon adalah dia yang melakukan 'itu' kepada Felix, tidak mungkin orang lain.

"Kalau itu kamu harusnya aku tidak perlu nervous."

Damon tersenyum miring.

"Oh, seperti itu. Baguslah."

Damon menggenggam tangan Felix dan menggandengnya turun.

"SELAMAT PAGI PARA MAKHLUK! Wuishh sudah siap, ya?" Suara Aaron menyapa indra mereka.

"Siapa yang membiarkan vampir menyebalkan ini masuk?" Kata Damon malas.

"Jahat sekali, aku kan hanya ingin lihat Felix." Aaron mendekati Felix, berdiri di depannya.

"Bagaimana perasaan mu, Felix? Kau siap? Apa kau takut? Gugup? Atau yang lain--"

"Berisik." Felix menaruh telunjuknya di depan bibir Aaron.

"Aku baik-baik saja." Lanjutnya.

"Ow~ baiklah, semangat." Menepuk pundak Felix sekali.

Aaron kembali melangkah ke samping Leo.

Langkah Aaron terlihat aneh, Felix mengerutkan keningnya.

"Aaron, ada apa dengan cara jalanmu?"

"Eh? Itu... Kakiku tergelincir saat akan pulang di hutan kemarin." Aaron tersenyum canggung.

"Benarkah?" Felix menaikan satu alisnya.

"Seharusnya, kalau 'sakit' istirahat saja di rumah." Damon tersenyum miring, menekan kata 'sakit'.

"Dia memang sedikit terlalu aktif." Menepuk pantat Aaron yang ada di sampingnya.

"Shh! Sialan." Meninju tangan Leo sebal.

"Ee..?" Felix tersenyum aneh.

"Abaikan saja dia." Aaron senyum paksa ke arah Felix.

"Oh ya, karena kalian sudah disini aku ingin kalian menjaga kastilku sementara aku dan Felix pergi."

"Ay, ay kapten!" Aaron membuat gestur hormat.

"Whatever my darling wants." Kata Leo.

"Wow, darling~" ejek Damon.

Puk!

Aaron memukul bahu Leo, lagi.

"Baiklah, kami pergi." Damon merangkul pinggang Felix, lalu berjalan ke pintu.

"Semangat, Felix!" Aaron sedikit berteriak saat Felix sampai di pintu utama dan melambai.

"Ya."

"Kita berangkat." Seru Damon.

Bl • Devil's bride [END]Where stories live. Discover now