27

182 13 0
                                    

Kai menatap penuh pada dokumen yang berada di layar laptop. Di depannya, Bara baru saja menyelesaikan presentasi strategi kerja sama terbaru dengan dengan perusahaan di Vietnam. Harusnya Alifa yang mempresentasikan, namun pagi ini ia tak terlihat di ruangannya dan Kai tak ingin susah payah menanyakan kabarnya meskipun melalui asisten pribadi Alifa.

"Tunggu Bar! Memang Alifa ke mana?"

Bara menatap datar. "Kayaknya lo salah pertanyaan."

Kai mendengus seraya menyandarkan punggungnya pada kursi kerja. "Lo tau persis gue dan dia nggak bertukar pesan."

Masih dengan ekspresi datar, Bara hanya mengangkat kedua bahunya. Kai memijat pelan pelipis kanannya. "Gue mau resign aja Bar."

Dengan gerak cepat Bara mengangkat kepala, matanya sedikit melebar. "Lo ngaco!" Diikuti dengan kekehan kecil dari mulut Bara.

"Iya sih ngaco. Tapi gue udah capek banget ngikutin permainan ini. Semua–" Kai tak bisa meneruskan kata-katanya, ia hanya menghela napas lelah dan memejamkan matanya.

"Lo udah dapat benang merahnya sekarang. Lo tinggal memutuskan semuanya Kai."

Tak lama suara ketukan pintu terdengar lalu suara pintu terbuka. Mitha, salah satu sekretaris korporasi. Ia membawahi Kavana Golf & Family Club.

"Auditor minta stock opname kedua kalinya di KGFC Pak. Tapi Pak Andi dan Pak Rafli menolak."

"Kedua kalinya?" Kai bertanya lebih pada Bara.

Bara mendeham, "yang pertama sempat terjadi kericuhan waktunya bertepatan dengan acara KF di sana. Pihak auditor nggak puas karena diburu saat itu."

"Acara apa Mith?"

Mitha melirik ke arah Bara sebelum menjawab. "Sport of charity Pak. Turnamen golf sekaligus donasi. Kerja sama dengan Jakarta Care."

"Kok gue nggak tau?" Kai lebih seperti bermonolog sendiri. "Nyokap yang handel Bar?"

Bara mengangguk.

Kai berdecak seraya berdiri. "Pasti Shana nemuin sesuatu 'kan di acara itu?" Kai sudah merengut, kepalanya mendadak pusing.

Tak lama suara pintu terbuka dengan kasar. "Kai, aku nggak bisa lagi nunggu ya. Ini sama aja menghambat proses audit."

Wanita yang baru Kai sebut sudah datang dengan raut kesal. Kai memberi kode pada Mitha dan Bara untuk keluar ruangan.

"Kalau secara prosedur dipersulit, biar aku ketemu langsung sama Pak Andi Pawi dan Pak Rafli Ginting secara pribadi."

Bara dan Mitha sudah berdiri di depan pintu, langsung saling menatap. Lalu mereka pergi.

Kai melotot dengar ucapan Shana. "Secara pribadi? Kamu mau dicap auditor yang nggak independen."

"Kai pendekatan dengan klien itu bisa dengan cara apa pun. Kalau kamu masih mempersulit juga terpaksa aku laporkan ini–"

"Woah woah, rileks oke." Kai mendekat ke arah Shana. Kai tau persis reputasi kedua orang tua tersebut sebagai direktorat keuangan dan marketing di KGFC, mereka juga bagian shareholder penting di Kavana Group. Dengan usia di atas kepala lima, memiliki seorang istri dan anak-anak berusia remaja namun sikapnya seperti playboy tua. Jelas sekali, Kai tak ingin Shana menemui mereka secara pribadi.

"Kamu menemukan sesuatu di hari itu 'kan?" Kai memandang menyelidik.

Mata Shana berkedip. Ia mengambil langkah mundur. Namun Kai sudah menahan lengan itu. "Aku udah bilang jangan merencanakan sesuatu tanpa aku. Kamu masih punya utang penjelasan."

The Things I Never Do [TAMAT]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin