33

163 13 0
                                    


Hai, kembali lagi. Masih di Pov Shana.

Sorry, baru hari ini bisa up. Mudah-mudahan malamnya bisa up lagi ya.

Happy reading and fasting!

Tenang! ini aman kok, hehehe.

***********************************************************************************************

"Selamat malam para hadirin yang berbahagia." Terdengar sapaan dari atas panggung.

Kai langsung tersadar dan membalikkan badan. Ada Latifa, Mamanya sedang memberikan sambutan di atas panggung. Kai melirik ke arah Ringgo dan mendapat anggukan persetujuan darinya.

"Sekarang Bar!" Titah Kai seraya mengalihkan tatapannya ke atas panggung.

Bara mengangguk mendapat perintah dari Kai. Bara merogoh ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan. Tak lama terdengar suara menggema. Pidato Latifa sontak terhenti diganti oleh keriuhan para tamu.

"Kita nggak akan dapat apa-apa kalau nggak begini."

"Kemanusiaan? Yang benar aja, hahaha."

"Bu Latifa memang cerdas."

"Paling nggak kalian semua bisa biayai istri dan anak. Ya sesekali jalan-jalan ke luar negeri."

Latifa tercengang sekaligus panik.

"Bohong! Itu cuma rekayasa!" Teriak Latifa.

Suasana ballroom menjadi riuh. Para tamu bertanya-tanya maksud dari percakapan barusan.

Di atas panggung, Ringgo sudah berdiri dengan dua orang di sampingnya.

"Semuanya sudah selesai, Bu Latifa." Ringgo menoleh sebelum mengambil alih panggung.

Latifa tak terima dan berusaha merebut mic di tangan Ringgo. Dua orang di samping Ringgo dengan sigap menahan Latifa.

"Selamat malam semuanya. Maaf membuat kejutan di acara yang indah ini. Saya Ringgo, sekretaris Pak Rama Sinaga dan Ibu Latifa Amara. Saya ingin mengatakan kalau Kavana Foundation sudah melakukan praktik money laundry. Semua bukti sudah saya serahkan kepada pihak berwenang..."

Shana menutup mulutnya dengan tangan kanan. Matanya bergetar. Kemudian ia berusaha mencari sosok Kai. Suasana ballroom sudah kacau. Di mulut panggung sudah dipenuhi lautan manusia dan pers. Tak hanya Kai yang dicari mata Shana, dia juga mencari sosok Rama. Rama sudah digiring keluar ballroom dengan beberapa bodyguard di sisinya.

"Kai." Ucapnya pelan.

Spontan Shana memundurkan langkah.

"Shan." Cekal Ewa di lengan Shana.

"Gue mau cari Kai, Wa."

Ewa menggeleng. "Kita pergi dari sini."

"Nggak!" Sentak Shana seraya menepis tangan Ewa.

Beberapa petugas keamanan sudah memasuki ballroom. Dengan sigap melompat ke panggung dan menahan Latifa juga Ringgo.

Wajah Shana kalut sekaligus takut. Di kesempatan itu Ewa dan Uta memboyong Shana keluar dari sana.

***

Shana berjalan mondar-mandir di sebuah kamar hotel. Tangannya tak berhenti menghubungi Kai. Lepas keluar dari ballroom hotel, Ewa menggiring Shana ke lantai 10 ke kamar Grandeur Deluxe.

"Berhenti Shan. Lo bikin gue tambah pusing." Hardik Ewa yang mulai jengah dengan kepanikan Shana.

Uta mengelus pelan pundak Ewa untuk menenangkannya.

The Things I Never Do [TAMAT]Where stories live. Discover now