45

378 11 0
                                    

Acara pertunangan yang singkat diadakan di kediaman keluarga Shana. Hanya diisi oleh kerabat dan orang terdekat dari keluarga Kai maupun keluarga Shana. Shana baru mengetahui jika keluarga Kai termasuk keluarga besar. Ia berkenalan dengan sepupu Kai yang lain selain Uta dan Lekha. Selain itu, ia melakukan video call dengan nenek Akeno. Nenek Akeno meminta maaf tak bisa hadir namun ia turut senang atas pertunangan mereka. Beliau juga meminta Kai dan Shana untuk mengunjunginya di Jepang. Shana hanya memasrahkan segalanya pada Kai.

Sementara dari keluarga dari Shana sendiri hanya mempunyai lima sepupu. Itu pun sudah digabung dengan keluarga Ayah dan Ibu. Keluarga Shana bisa dibilang keluarga yang telat menikah. Mereka semua lebih mengutamakan pendidikan dan karir. Karena sedari dulu kedua Kakek Shana selalu menekankan pendidikan adalah hal utama. Meski begitu mereka tak lupa tentang pernikahan.

Shana bersyukur kedua keluarga bisa berbaur dan menyatu seperti ini. Hal itu membuat Shana tenang. Hasil acara tersebut menetapkan pernikahan Shana dan Kai akan diadakan tiga bulan mendatang. Shana meminta tambahan waktu karena ia dan Kai masih disibukkan beberapa projek. Namun, Kai menolak tegas.

"Hal baik tentunya nggak boleh ditunda. Untuk urusan pernikahan biar wedding organizer yang urusi."

Shana mencibir dengar perkataan Kai. Meski menggunakan jasa WO, kedua calon mempelai tetap ikut turun tangan. Kai sendiri masih bolak-balik ke Sukabumi demi memantau proyek irigasi KG.

Sesuai dugaan Shana, mereka benar-benar sibuk. Bahkan meeting dengan WO pun dilaksanakan secara virtual.

"Kamu di mana?" Shana langsung menyapa Kai di seberang sana dengan nada dingin.

"Masih meeting. Sabar sayang."

"Kamu nggak lupa 'kan hari ini fitting? Kita udah reschedule beberapa kali ya. Kalau–"

"Aku on the way. Mau dijemput?" Kai memotong cepat.

"Aku udah di lokasi. Cepetan!" Kemudian telepon dimatikan begitu saja oleh Shana.

Kai menghela napas kasar seraya memasukkan pada kantung celananya.

"Lo yakin jadi nikah?" Tanya Bara sambil menekan tombol lift menuju basement.

"Ya jadi lah. Pertanyaan konyol!" Kai membalas dengan sewot.

Bara mengangkat bahunya cuek. "Tapi, gue baru tau kalau orang yang mau menikah kelihatan lebih stress."

Kai berdecak, "gue nggak tau kalau tetap ikut andil walau pakai jasa WO. Lagian lo juga kenapa buat schedule padat banget?"

"Bar, gue mau cuti 10 hari. Pekerjaan gue harus dicicil dari sekarang." Bara mengulangi perkataan Kai padanya.

"Cih!"

Kai sudah menelan salivanya saat melihat wajah Shana tak bersahabat. Di samping Shana sudah berdiri designer yang akan membuatkan gaun dan jas untuk mereka.

"Sorry,--"

"Langsung fitting aja, Mbak." Shana memotong tanpa menoleh pada Kai.

"Lho, aku 'kan mau lihat modelnya dulu."

Barulah Shana menoleh dengan tatapan tajam.

"Iya, iya langsung fitting." Kai mematuhi perintah Shana seraya berjalan ke ruang fitting.

Fitting berjalan dengan lancar. Shana langsung menjelaskan dengan detail gaun dan jas yang ingin mereka kenakan. Untungnya designer menyanggupi keinginan mereka.

Lepas fitting, Kai mengajak Shana makan malam. Kai sudah meminta Bara untuk mereservasi sebuah restoran untuk fine dining. Dan usaha Kai cukup berhasil untuk mengembalikan mood Shana.

The Things I Never Do [TAMAT]Where stories live. Discover now