04. Mengejar asa jumpa petaka?

8 14 6
                                    

 

       Dengan naik kereta bayu sampai di jakarta pukul 08:00 pagi, ia turun di salah satu stasiun pusat kota yang kondisinya cukup ramai.

Berbekal pesan text berisi alamat kantor tempat anton bekerja untuk pertama kalinya bayu datang ke tempat sepadat ini. Begitu keluar dari gerbong kereta bayu tak hentinya mengucapkan doa lalu kemdian ia narik lepas kan nafas nya dan kemudian ia memulai perjalanan nya.

Bayu membuka ponsel nya sebelum ia keluar dari area stasiun lebih dulu ia mencoba menelpon anton agar bisa menjemputnya di stasiun sebab ia tidak tau harus naik apa ke alamat tersebut, ada banyak sekali kendaraan umum di luar stasiun.

Namun setelah beberapa kali mencoba, sambungan telfon anton selalu saja sibuk, ahh iya bayu baru ngeh bahwa ini adalah jam kerja sudah barang tentu teman nya itu tengah sibuk bekerja apalagi kerja di kantoran yang menuntut untuk fokus penuh.

Kemudian ia memutuskan untuk bertanya kepada petugas security.

"Pak tau alamat ini gak?" Bayu bertanya sembari memperlihatkan alamat dari layar ponselnya.

Security tersebut mengerutkan dahi.

"Saya tau daerah ini mas, cuman kalo secara spesifik alamat kantor ini saya kurang tau tuh mas".

"Ohh gitu yah, emm kalo ke daerah ini saya harus naik apa ya? Ada angkutan yang murah ga?". Bayu bertanya, ada sedikit kegundahan dalam hatinya tapi bayu selalu mengcover gelisah dengan doa.

"Mas keluar dari stasiun, belok kiri di situ biasanya banyak bajai, naik bajai aja paling 30ribuan kalo ke situ, nah kalo engga nanti mas tanya lagi ke tukang bajainya untuk alamat spesifiknya".

Bayu menganggu dan tersenyum berterimakasih setelah itu ia kembali melanjutkan langkahnya.

    Rupanya tukang bajai tersebut juga tidak tau nama kantor yang tertera di alamat tersebut, alhasil tukang bajai itu menurunkan bayu di daerah perkantoran.

Bayu berdiri di pinggir jalan dalam kebingungan, beberapa kali ia menanyai orang namun tak satupun yang tau, beberapa malah melengos sebelum di tanya seperti orang takut melihat bayu.

Di depan gedung gedung tersebut tertera nama perusahaan yang berukuran cukup besar, bayu memperhatikan itu dan mencari nama PT. Mandalika namun tak kunjung temu.

Hingga masuk jam makan siang, perut bayu mulai terasa keroncongan, pasalnya ia belum mengisi amunisi sejak keberangkatannya.

Beberapa meter di depan ada sesuatu yang menari perhatian bayu.

Sebuah kedai soto bertuliskan 15000 rupiah, iapun menghampiri tempat tersebut berharap harga yang tertera di baliho itu benar adanya tidak hanya sebagai pancingan.

Ia pun memesan semangkuk soto dengan  harga termurah yaitu 15ribu sudah termasuk free teh tawar. Bayu duduk di meja dekat gerobak, yang dimana gerobak bertuliskan soto bogor tersebut  berada di depan sebuah ruko.

Kondisi tempat makan tersebut sangat ramai, rasanya juga terbilang sangat enak untuk harga yang murah.

Menuju jam makan siang tempat makan ini mulai ramai di padati orang orang berbaju rapi, dari name tag nya sepertinya mereka pegawai kantoran.
Lalu kemudian bayu terdorong untuk bertanya pada beberapa di antara mereka mengenai keberadaan kantor tujuannya.

Namun sayang hasilnya nihil, tak satupun orang mengetahui. Bayu pun melanjutkan makan nya.

Tatapan nya tertuju pada seorang wanita bertubuh tinggi dengan kemeja bercorak biru putih, rambut nya panjang setengah punggung, sangat cantik, dialah yang paras nya paling mencolok di antara semua pengunjung. Namun bukan cantiknya yang membuat bayu menelisiknya, melainkan tangan sesorang yang berdiri di belakang wanita itu, ada seorang lelaki dengan jaket hitam yang tangan nya masuk ke dalam tas yang di bawa wanita itu.

Bayu putra AmarWhere stories live. Discover now