11. Sebenarnya apa?

1 3 0
                                    

Sebenarnya kamu itu apa? Apakah kamu setangkai mawar berduri yang indah? Yang mana jika ingin meraihmu aku harus lebih dulu menggenggam duri yang menyakitkan? Sebenarnya apa maumu?





Beberapa minggu kebelakang sikap sarah seolah membenarkan bahwa bayu memang gila, tapi tiba-tiba minggu pagi ini sarah kembali datang, dengan wajah sembab dan rambut yang di ikat asal asalan, tampilannya cukup urakan tapi sama sekali tak menutupi kecantikan sarah yang natural, bayu masih sanggup gerpesona bahkan dengan kesemrawutan sarah sekarang.

Beberapa detik bayu terpaku di depan pintu apartemen itu, bayu mengamati dengan seksama wajah sarah, lebih tepatnya bayu sedang memastikan apakah ini asli atau tidak.

Lalu bayu menarik tangan sarah untuk masuk, dan sarah tidak marah atau menolak, jika ini dilakukan di kantor sudah pasti tangan bayu yang hilang karna ketidaksopanannya.

Wajah cantik itu di warnai dengan air muka yang tidak segar, sarah sepertinya sedang badmood.

Sarah dibiarkan duduk di sofa sedangkan bayu segera menyeduhkan secangkir susu jahe yang hangat untuk menghangatkan hati sarah.

Belum ada yang mengangkat suara sampai susu itu benar benar di angkat oleh sarah.

"Sepertinya saya perlu masak sesuatu yang berlemak hari ini". Untuk pertama kalinya bayu membuka suara.

Sarah menaikan sebelah alisnya, ia tak mengerti arti ucapan bayu.

"Kenapa emang?". Dalam keadaan apapun nada ketus sepertinya takan lepas dari bibir manis sarah.

"Ada yang butuh asupan lemak". Sindir bayu, setiap hari sejak bayu bekerja di sana sebagai OB bayu selalu mencuri curi pandang untuk melihat sarah, dan semakin hari bayu melihat sarah nampaknya semakin kurus.

"Masak sana, itung itung teraktiran kan abis gajian". Jawab sarah menyuruh bayu.

Bayu kemudian pergi ke dapur, memasak sedikit daging yang ia beli di pasar beberapa hari lalu.

"Ini aneh, sarah? Apa dia benar-benar sarah bos ketus dan angkuh yang setiap hari aku pandangi?"

Bayu melirik sedikit ke arah sofa tempat sarah duduk, wanita itu mulai mengisi waktu dengan mengotak atik ponsel, seperti wanita sungguhan, dia bukan hantu.

Dan sarah tiba tiba melempar ponselnya ke samping, ia seperti tengah pusing, lalu wanita itu berdiri dan menghampiri bayu ke dapur, bukan untuk membantu melainkan hanya untuk menyaksikan proses memasaknya.

Daging pasar bayu sulap menjadi seperti steak yang di jual di restoran bintang lima, bayu sengaja mengenakan celemek yang hanya menutupi bagian pahanya, sedangkan kaus putihnya yang ketat membuat tubuh kurus bayu tampak seperti berisi, melihat sarah memperhatikannya tiba-tiba muncul sebuah ide.

Bayu menyajikan sepotong steak panas di hadapan sarah, kemudian bayu mengenakan kacamata hitam, dengan gerakan khas chef daging terkenal bayu memeragakan gerakan menabur garam ke atas daging. Hal ini rupanya sanggup mematik humor sarah.

Untuk pertama kalinya bayu melihat sarah tersenyum, sampai terlihat gigi putihnya dan ia tertawa. Kini bayu tidak akan memperdulikan lagi entah ini nyata atau hanya imajinasinya saja, bahkan meskipun ini hanya sebuah mimpi bayu akan tetap menikmati moment ini, sarah tertawa dan bertepuk tangan dengan riangnya, kebahagiaan bayu tiada tandingannya sekarang.

Bayu masih terpaku bahkan ketika sarah mulai memotong daging itu menggunakan pisau dan garpu.

"Mmmh alot!" Ucap sarah ketika ia tidak berhasil memotong daging itu dengan mudah.

"Masa?" Bayu baru bisa menyadarkan pikirannya ketika senyum sarah menghilang.

"Iyah, tuh susah, coba aja". Sarah menggeser piringnya pada bayu.

Lalu bayu memotong daging itu dengan sedikit tenaga, iapun mencicipinya lebih dulu.

"Ah enak ko". Komen bayu yang tak setuju dengan pendapat sarah.
"nih coba" bayu menyodorkan sepotong daging yang telah ia tiup lebih dulu ke arah sarah, dan sarah menerima suapan dari bayu dengan ragu.

"Enak kan?" Tanya bayu karna sarah tak kunjung memberikan reaksi sibuk menerka nerka rasanya.

"Enak tapi alot, pegel ngunyah kalo kaya gini" keluh sarah.

"Namanya juga daging pasar, jangan bandingkan sama daging restoranlah bu".

"Daging pasar juga bisa empuk kalo ngolahnya bener, kan bisa di marinasi dulu biar lebih empuk". Bayu tersenyum, sepertinya ini benar-benar sarah karna dia tidak mau kalah.

"Tetep aja beda harga beda rasa", timpal bayu, memancing argumen sarah kembali.

"Semua tergantung proses, daging pasar bisa ko seenak dengan daging restoran kalau di olah dengan tepat, sama kaya kamu, kamu juga bisa bersaing dengan mereka yang beruang kalau kamu berproses dengan benar".deg! Bayu dan sarah sama sama terpaku, bayu tak menyangka sama sekali bahwa sarah akan mengatakan hal demikian, seolah memberikan setitik harapan untuk bayu.

Cukup lama mereka saling terdiam sampai makanan di atas meja itu habis.

"Kalau ibu kesini buat cerita, cerita aja bu". Ucap bayu setelah ia meneguk habis gelas berisi air putih.

Kemudian sama seperti waktu itu, sarah kembali menuangkan semua masalahnya di hadapan bayu, tentang ayahnya tentang mamanya, tetang pekerjaan dan tentang sahabat sahabatnya. Bersama bayu sarah merasa ada orang yang sudi ikut memikul beratnya beban hidup sarah, beratnya tuntutan yang harus sarah penuhi. Dan bersama sarah, pun bayu merasa ia berguna.

Sekarang sarah tidak peduli bayu siapa, dalam hatinya sekarang sarah hanya merasa mendapatkan tempat untuk bicara.

Seharian sarah berdua bersama bayu, dan sedikitpun bayu tidak melakukan hal yang membuat sarah tidak nyaman, dia lelaki baik, sabar dan juga pendengar yang baik.

Sorenya bayu merampungkan lukisan yang belum sempat rampung itu.

"Akhirnya beres juga lukisannya". Sarah berdiri di belakang bayu, ia ikut menatap lukisan yang ternyata benar itu adalah wajahnya.

"Soalnya saya sudah lihat dia senyum bu". Jawab bayu, dengan telaten bayu memberikan sentuhan-sentuhan akhir yang memberikan kesan nyata pada lukisan wanita yang sedang tersenyum itu.

"Keren banget, saaangat ditel, bener bener kaya hidup". Sanjung sarah memperhatikan wajahnya sendiri yang tersenyum, dan di belakang bayu sarah yang asli juga sedang tersenyum.

"Dia memang hidup, di hati saya bu, saaangat cantik" gumam bayu dengan pelan, namun sarah masih bisa mendengarnya dan tersipu malu kendati bayu tak menyadarinya.











Sikit dulu ja yah, kita langsung ke part berikutnya okehhhh, soalnya kalian belum komen dan vote huhuuuu😭

Babay love you🤍🫀




Bayu putra AmarWhere stories live. Discover now