16. Mengikis jarak

1 1 0
                                    


    Tengah hari di hari minggu sarah datang ke apartemen dengan banyak sekali paper bag di tangannya.
Bayu bingung sendiri mengapa sarah membawa banyak barang belanjaan.

Bayu hanya duduk diam sambil menyeruput kopi, ia terus memperhatikan sarah yang sibuk memilih milih bawaanya.

Sarah mengeluarkan sebuah kemeja warna hitam, ia merentangkan kemudian ia lempar ke arah bayu, kemudian ada berbagai macam celana, serta beragam aksesoris seperti kacamata, gesper bahkan dasi bermacam motifnya, dan semua itu ia lemparkan ke pangkuan bayu.

"Semuanya buat kamu" kata sarah dengan entengnya sambil menepuk nepuk tangan.

Mata bayu melotot melihat lebel lebel harga yang menurutnya ia sanggup membeli yang lebih murah, dan kenapa harus semahal ini.

"Kamu sehat kan?" Tanya bayu meringis, ia takut kalau sarah sedang tidak baik baik saja sehingga tak sadar menghamburkan uangnya untuk ini semua.

"Sehat, kenapa emang?"

"Ini semua buat aku? Kayaknya aku ga perlu ini semua deh" ungkap bayu.

"Ga usah basa basi deh, kamu sekarang kerja butuh ini semua karna seragam OB kamu udah ga berlaku". Ucap sarah dengan santainya.

"Makasih banyak yah"

"Iyah iyah" sarah sepertinya tak peduli dengan uang uang yang baru saja ia keluarkan, ia dengan antengnya mengeluarkan makanan yang di belinya kemudian memakannya sendiri tanpa menawari bayu.

"Cobain gih" titah sarah.

Antara takut dan senang tapi nyatanya kedekatan mereka semakin hari semakin kentara saja, bayu pun malah bingung harus bagaimana, antara takut nantinya berujung sakit pun ia sudah terlanjur nyaman bersama sarah yang sepertinya ia juga merasakan hal yang sama.

Di lubuk hatinya ada kegalauan yang teramat berat, bayu ingat betul siapa dirinya dan darimana ia berasal sehingga rasanya tidak cukup pantas untuk menautkan sebuah harapan terhadap sarah, putri semata wayang keluarga konglomerat yang saat ini berperan sebagai atasannya, dan benar benar di atas bahkan paling atas.

Tapi hati siapa yang bisa mengendalikan? Begitupun sarah dan bayu, saat bersama mereka berdua seolah lupa akan posisi mereka. Sarahpun memiliki keraguan yang sama tapi ia sedang mencoba menutup mata dan memilih menuruti apa kata hatinya.

Bayu masuk ke kamarnya, ia menumpuk semua barang pemberian sarah di kasurnya, ia mencoba berfikir dan mencerna segala hal yang sedang terjadi, kemudian ia bertanya-tanya seperti apa perasaan sarah padanya? Apakah ini semua bentuk terimakasih karna bayu sudah menjadi pendengar yang baik? Apa ini bentuk perhatian? Atau apa???? Oh tuhan sarah membuatnya benar-benar gila sekarang, apa pantas bayu menerima semua ini? Tapi menolaknya pun hanya akan melukai perasaan sarah.

Baiklah bayu mengakhiri kecanggungan ini, sekarang ia perlu menyeduh kopi untuk menenangkan diri.

________________

Sarah kembali ke habitatnya sekitar pukul 5 sore dan ternyata seseorang sudah menunggunya di depan pintu.

"I udah nunggu di sini sekitaaaarrr 15 menit" Ucap david yang berdiri bersandar pada pintu, ia menenteng sebuah paper bag berisi makanan.

"Cuman 15 menit kan bukan satu jam" jawab sarah kemudian dengan santainya membuka pintu dan masuk, tak tinggal diam david pun ikut masuk meski sarah tak mempersilahkannya.

"Haha i'ts oke dear".

"Tumben mampir, ada apa?" Sarah bertanya dengan berteriak dari kamar, sedangkan david sibuk menuangkan makanan yang di bawanya ke dalam wadah.

Du har nått slutet av publicerade delar.

⏰ Senast uppdaterad: Jul 09, 2023 ⏰

Lägg till den här berättelsen i ditt bibliotek för att få aviseringar om nya delar!

Bayu putra AmarDär berättelser lever. Upptäck nu