13. Membuka buku usang

1 2 0
                                    

Orang yang tidak bisa menerima masa lalumu, maka ia tidak pantas menjadi masa depanmu.

#bayu_putra_amar







Tingginya hanya sebatas pusar orang dewasa, tubuhnya kurus dengan kulit kering yang keling karna sering berbaur dengan teriknya matahari, baju dengan logo SD yang seharusnya putih kini lusuh ia kenakan, celana merah yang tadinya cerah juga mulai luntur karna debu, topi dengan selogan tutwuri handayani pun tak lepas dari kepalanya sebagai pelindung.

Si kecil bertelanjang kaki membiarkan tapak mungilnya bergesekan dengan panasnya aspal di bawah lampu merah. Bayu tida bolos sekolah, ia memang sengaja langsung pergi berjualan tengah hari ini.

Amar duduk diam di atas terotoar jalan memperhatikan setiap kendaraan yang lewat, hingga 2 jam kemudian barulah dagangan bayu yang sedikit itu ludes, hari ini memang jualannya sedikit karna modal yang kemarin terpakai olehnya membeli buku.

"Bapak! Ayo pulang pak". Tangan mungil
b

ayu berusaha keras menarik amar yang tidak sedikitput beranjak dari posisi duduknya.

"Ayooo paaaak!" Rengek bayu, tidak naif bayupun sesekali merasa kesal kalau amar sudah kumat dan susah diatur, tapi apapun kondisinya bayu tidak bisa meninggalkan ayahnya.

Bayu kesal, ia menghentakan kakinya lalu ikut duduk di sebelah amar, ia belum makan sejak pagi jadi tak ada tenaga untuk menarik amar, meskipun tubuh mereka sama sama kurus karna tak terurus.

Bayu melihat seorang bapak-bapak bertubuh tambun yang membonceng seorang anak berseragam sama dengannya, gadis kecil itu tertawa mendengarkan cerita ayahnya, meski entah apa yang mereka ceritakan.

Kemudian bayu menoleh ke sisinya, dimana ia juga memiliki ayah yang sedang bercerita dalam suara pelan, amar memang sedang meracau tidak jelas. Tanpa bayu sadari ia sedang membandingkan nasibnya dengan apa yang di lihatnya, membuat raut bayu kian me-layu.

"Paaak, bapak kapan sembuh pak? Bayu kepengen kayak temen temen bayu" ucapanya, meski sayangnya suara lirih bayu sama sekali tidak di mengerti amar.



"Bapak siapa?"

Bayu putra AmarWhere stories live. Discover now