07. Bicara dan Mendengar

5 6 4
                                    

Tidak ada istilah bumi dan langit bagi sesama manusia di mata tuhan, kita adalah sama ciptaannya, dan kita memiliki hak hidup yang sama yaitu, bernafas, berfikir, menikmati dan mencintai.

#Bayu_putra_amar














    Hampir satu bulan bayu bekerja di wijaya utama, dan selama itu pula bayu terus menampar pipinya agar tidak jauh bermimpi karena rupanya ada sebuah rasa yang berbeda setiap kali bayu melihat sarah, diam-diam bayu mengagumi sosok sarah, seolah hatinya terasa ditaburi bunga setiap kali salah tertangkap matanya kendati sarah tak pernah menyapanya seolah mengingatkan bayu tentang posisinya, tentang seberapa dangkalnya bayu sampai tidak terlihat untuk sekedar di sapa, sarah tak pernah peduli akan keberadaan bayu, dan seharunya bayu sadar siapa dia? Seorang anak ODGJ dari kalangan jelata, jika ada orang lain yang tau pastilah mereka akan tertawa dan menganggap bayu itu gila sama seperti bapaknya karna bermimpi bisa bersanding dengan seorang sarah, tak beda layaknya seorang penggemar yang bermimpi bisa menikahi idolanya.

Suasana kantor sore ini sudah mulai sepi, sudah banyak meja kerja yang kosong, bayu juga sudah mengenakan jaket bersiap untuk pulang namun miss merry malah memanggil manggil namanya.

"Kaseeepppp!". Teriak miss merry.

Bayu menghentikan langkahnya dan menunggu wanita yang berlari ke arahnya, entah mengapa miss merry hobi sekali berlari seolah lupa berat badannya sanggup menghancurkan gedung ini.

"Kenapa bu?".

"Ini, belikan kopi starbucks dan Makan siang di restoran jepang depan kantor sana yahh, ini sudah saya catat takut kamu belibet ngomongnya" bu merry menyerahkan selembar catatan dan beberapa lembar uang tunai seratus ribuan.

"Iya bu" bayu pun hanya bisa mematuhinya kendati jam kerjanya sudah habis.

"Nanti anter langsung aja ke ruangan bu sarah yah, saya soalnya ada urusan harus buru buru pulang, oke? Nuhun nya kasep" setelah berterimakasih miss merry langsung berlari lagi mendahului bayu.

Ini bukan pertama kalinya bayu masuk ke store starbucks ataupun japanase resto di sebrang kantor ini sehingga bayu tidak merasa bingung lagi cara memesannya, tapi yang menganggu pikiran bayu adalah ini kali pertamanya ia akan mengantarkan langsung ke ruangan sarah, sarah wijayanto direktur utama wijaya utama. Rasanya jantung bayu tidak bisa diam sekarang, senang bukan kepalang ia akan melihat cantiknya sarah dari dekat.


Tidak selang beberapa lama bayu pun sudah membawa apa yang ada dalam catatan tadi, dan bayu sudah faham betul dimana letaknya ruangan orang nomer 1 di perusahaan ini.

Bayu mengetuk pintu lebih dulu, barulah ia berani membuka pintu setelah terdengar perintah masuk dari si empunya wilayah.

Ruangan mewah ini tampak sangat mewah nan indah, kemewahan tampak dari semua interior dan pernak pernik mahal, sofa dan kursi kulit, meja kerja kayu jati besar dan dinding kaca yang memancarkan senja di tengah kota jakarta. Serta keindahan yang terpancar dari wajah cantik yang tengah duduk meski ia seperti termenung sama sekali tak mengurangi kecantikannya.

"Ini bu kopi sama makan siang eh makan sore atau makan malem yah" bayu amat sangat gugup, jantungnya benar benar tidak bisa di ajak berkompromi dan bahkan kini keringat dingin membasahi badannya.

Tapi sarah sepertinya tidak peduli dengan kegaduhan jantung bayu, rautnya sangat berantakan seperti seseorang yang tengah diruntuki banyak sekali masalah, sarah menatap tidak selera makanan yang di bawa bayu, ia menopang kepalanya dengan tangan kirinya.

Bayu putra AmarOn viuen les histories. Descobreix ara