08. Open the dor

1 2 0
                                    

Terkadang kita tidak butuh saran, kita hanya butuh di dengar.

#bayu_putra_amar









    Perbincangan sore itu menyemburkan sebuah kilat cahaya yang seolah menjadi lampu hijau terbukanya pemikiran sarah untuk menerima hadirnya bayu, atau mungkin hanya sekedar perasaan bayu yang terlampau percaya diri padahal pada kenyataannya sarah mungkin hanya butuh pendengar.

Ini hari minggu, bayu sengaja bangun sedikit siang karna ia ingin mencoba berleha-leha, seumur hidupnya bayu sangat jarang sekali bisa berleha-leha.
Bayu kemudian memilih untuk pergi ke dapur untuk mengaduk secangkir kopi.

Namun tiba-tiba bel berbunyi sesaat sebelum kopi nya di seruput, bayupun bergegas untuk membuka pintu.

"Yaa tunggu sebentar" teriak bayu karna si tamu terus menekan bel tidak sabaran. Entah siapa itu bayu pun diliputi banyak tanda tanya sebab ia sendiri tidak pernah menerima tamu selama tinggal di sini.

"BU SARAH?!" Bak kedatangan bidadari surga bayu begitu terkaget kaget.

Bayu yakin bahwa skizofrenia yang diderita sang ayah kini benar banar sudah menurun padanya, sarah yang didepan matanya ini pastilah hanya sebuah delusi, sama seperti amar yang selalu berdelusi dengan hadirnya siti, yang seolah ada padahal tiada.

Bayu kemudian menutup pintu lagi dengan keras, ia perlu meyakinkan kewarasannya sekarang, apa sarah membuatnya gila?

Keringat dingin menjalar di sekujur tubuh bayu, bayu benar benar takut kalau ia mulai gila, akan tetapi gedoran pintu menyadarkannya.

Bayu kembali membuka pintu, dan masih sarah berdiri di sana, namun kali ini dengan ekspresi marah khasnya, baiklah kali ini bayu percaya ini asli, karna sarah bersiap memarahinya.

"KAYA NGELIAT SETAN AJA!!" Bentak sarah kesal, wanita itu melipat tangannya di depan dada.

"Hehe maaf bu, silakan masuk" tolong galikan lubang yang dalam untuk bayu sekarang, ia sangat ingin mengubur diri saking malunya.

Sarah masuk lalu duduk di sofa, penampilannya tidak seperti biasanya, hari ini sarah tidak bermake-up dan hanya menggunakan kaos oversize dengan celana legging ketat, tapi jangan tanyakan soal kecantikannya, tanpa sehelai benang pun sarah akan tetap seperti bidadari.

"Ada apa ya bu?". Tanya bayu.

Ini terlalu mendadak buat bayu, kalau tau sarah akan datang pasti ia akan bangun lebih pagi untuk mandi dan beres beres.

"Ga ada apa-apa, cuma mau ngecek apartemen saya aja takut barang barang saya udah pada rusak". Bagaimana bisa tamu datang dengan begitu angkuhnya, tapi sebenarnya sarah bukanlah tamu, karna ini apartemen miliknya.

Bayu tersenyum, ia sudah faham betul karakter sarah karna selama sebulan ini bayu terus memperhatikan sarah dari jauh, katakanlah bayu ini penggemar gelap sarah, dan sekarang? Idolanya mendatanginya? Mimpi apa bayu semalam.

"Aman ko bu, ga mungkin lah barang yang sudah dikasih pinjam saya rusak, tidak tahu diri itu namanya". Jawab bayu dengan tenang, oke bayu sudah dapat mengendalikan dirinya.

"Good, but wait.." sarah melihat dinding dinding yang di penuhi beberapa macam lukisan yang saangat indah dan realistis, dan sarah berdiri lalu berjalan menuju sudut ruangan dekat jendela yang di meja itu berserakan lembaran sktesa wajah dan berbagai hal, dan... Sebuah lukisan wajah seorang wanita yang belum rampung.  "Ini kamu yang..?" Sarah sangat terpesona dengan semua karya karya ini, apartemennya seperti galery nasional sekarang.

Bayu putra AmarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang