7. Song of the memories

62 12 0
                                    

SERENDIPITY 🦋
.
.
.

7. Song of the memories
....

Setiap detik, menit terus berjalan. acara Festival yang diadakan di SMA BANASPATI, tempat sekolah Shankara. resmi dimulai. Acara yang diadakan hanya satu tahun sekali itu sangat dinanti nanti oleh para murid.

Semua siswa beserta para wali murid duduk di bangku masing - masing, begitu juga Shankara. Dirinya sempat beberapa kali bertatapan mata dengan Alia, bukan tatapan hangat melainkan tatapan mengintimidasi. Cowok itu seperti singa yang ingin menerkam seekor anak rusa. Buas.

semua lampu dimatikan, Shankara mengambil posisi tempat duduk di tengah - tengah. Alia sudah pasti menjadi mc kali ini. Cowok itu menyilangkan kaki lalu membuka satu bungkus permen loli, dan memasukkan nya pada mulutnya.

Cup

"Alia" ucap Shankara dengan suara Serak. "Shit, diem deh lo. Suara lo serak - serak kek bapak - bapak" Raegis menyahut. Kali ini Raegis lah yang akan menjadi wali Shankara, tidak seperti tahun lalu Cowok itu yang selalu menolak. Kali ini berbeda, bahkan Shankara tidak menolak apalagi berdebat dengannya untuk memperbolehkan Dirinya  menjadi wali dari Cowok itu. Raegis mendudukan dirinya di sebelah Shankara.

"Penampilan lo gak cocok" ucap pedas Shankara kepada Raegis. cowok berseragam khas Sma Banaspati itu memandang Seksama gadis yang menjabatnya sebagai  ketua osis pada panggung acara. "Suka ya? Kalo suka bilang aja atuh mas" Raegis menirukan gaya ciwi - ciwi yang biasanya ia lihat di sinetron. Yang membuat Shankara geleng - geleng kepala, pria itu juga seakan akan menyelipkan rambutnya dibelakang telinganya. Rambut Goib mungkin ya?

"Najis"

***

Suara tuts piano mengisi ruangan acara ini, normalnya orang - orang pasti akan menikmati nya. Namun tidak bagi Shankara. Suara - suara, nada - nada yang keluar dari alat musik itu menjadi kutukan tersendiri baginya. Entah mengapa cowok itu merasa pasokan udara disekitar nya mulai menipis. Dirinya menggenggam erat tangan Raegis, Pria itu pun mengeluarkan sebuah Inhaler . pelan - pelan ia membantu Shankara.

Raegis juga memberikan kode kepada anak kesehatan yang bertugas, dengan segera mereka membawa Shankara keluar dari ruangan dan acara pun masih tetap berlanjut.

Raegis membopong Shankara dibantu oleh mereka, diambang pintu ia bertemu Deihan . cowok itu meminta anak kesehatan untuk kembali berjaga di dalam. "Bang Raegis... Kara kenapa?" Deihan dengan seragam sekolahnya dibalut jas osis itu menatap Khawatir kedua orang ini. "Traumanya kambuh"

"Kara... Lo gapapa?" Deihan mengusap punggung Shankara, Sahabat masa kecil nya  itu sesekali kehilangan keseimbangan. Tanpa aba - aba Deihan membantu membopong tubuh Shankara. Dirinya juga melirik wajah pucat milik cowok itu. Matanya yang sayu, dibasuh dengan keringat yang menetes.

"B-bang... S-suaranya... H-hentikan... Suaranya" Shankara berbicara dengan gagap, Raegis mengambil kotak yang selalu ia bawa untuk berjaga jaga apabila Shankara kambuh. Deihan mendudukan Shankara pada gazebo yang berada cukup jauh dari raungan tadi agar Shankara tidak dapat mendengar suara musik yang membuat traumanya kambuh.

Raegis datang dengan kotak berwarna hitam, pria itu mengambil suntikkan dan sebuah botol cairan. Dirinya mulai menyuntikkan obat penenang kedalam tubuh Shankara. "Sudah... Tenang lah Shankara" Tangan Raegis menggenggam telapak tangan milik cowok itu. Shankara memejamkan matanya, cowok itu perlahan lahan mulai tenang.

"Gue lupa memberi tahu festival tahun ini terdapat penampilan piano bang... Maaf" ucap Deihan dengan kepala tertunduk. Raegis hanya berdehem. "Kita tidak bisa terus menerus membuat kara menghindar dari traumanya Deihan" sang lawan bicara langsung menatap Raegis, matanya sembab entah sejak kapan.

Serendipity || NCT DREAM (Slow Update)Where stories live. Discover now