11. Like The Sun

68 12 0
                                    

...

SERENDIPITY 🦋
.
.
.

11. Like The Sun

...

Di kamarnya, Alia termenung. Lagi - lagi dirinya terbangun. Wajahnya pucat pasi dengan tetesan keringat yang ada diwajahnya. Tetesan cairan bening lolos diwajahnya.

Gadis yang biasanya mengomel seperti singa betina itu kini terlihat seperti anak kucing yang tak berdaya.

"Takut" ucapnya lalu menenggelamkan wajahnya dengan selimut.

***

Cahaya pagi membangunkan Shankara, laki - laki itu beranjak dari tidurnya menuju meja belajar. "Lama gak ngisi ini"

Dirinya mengambil pena, Shankara mencoret tanggal hari ini. Setelah selesai dengan aktivitasnya, Shankara malah menaruh kepalanya di atas meja. Dengan tangan yang ia jadikan sebagai tumpuan. "Selama ini ya? Untuk nunggu kalian balik"

Merasa malas untuk pergi, Shankara masih tetap berada dimeja nya dengan posisi yang sama.

Tes!

Tetesan darah keluar dari hidungnya. Ia mimisan!. Wajahnya hanya menanggapi datar. Ayolah dirinya sudah terbiasa. Ia mengambil tisu dan menyumpal lubang hidungnya.

Tangannya bergerak membuka laci, mengambil sebuah obat dan langsung menelan lima butir.

Shankara menaruh kembali obat itu, matanya tak sengaja melirik jam yang menunjukkan pukul sembilan pagi.

"Fuck! Gue telat"

SERENDIPITY 🦋
.
.
.

Shankara terlihat seperti monyet lepas kandang. Cowok itu memanjat tembok sekolah, dan sialnya ketahuan oleh guru bk. Turun sudah harga dirinya sebagai cowok Cool.

"Bapak sudah berkali - kali mendapatkan laporan kamu seperti ini, makan apa kamu? Sangat nakal tapi juga sangat pintar" ucap guru bk yang bernama pak Halim itu bertanya - tanya. Shankara hanya menggeleng. Ia malas menanggapi pertanyaan tak penting.

"Bapak gak mau tau, tulis permintaan maaf di seratus lembar kertas. Kumpulkan besok"

Mata Shankara terbelalak, jika tau begini  dirinya lebih memilih diomeli oleh Alia. "Apa? mau bantah?" Tanya Pak Halim ketika melihat reaksi yang ditampil kan oleh Shankara.

"Gak bisa di nego apa?" batin Shankara meronta ronta.

"Mau nolak kah nak Kara?" ucap guru itu dengan nada lembut namun terkena menyeramkan. "Nggak" Ucapnya membalas pertanyaan guru itu.

"Permisi"

Shankara melengos pergi, ia berjalan menuju kelas. Dengan tampang dingin dan tatapan mata tajam, tidak ada yang berani menyapanya atau pun sekedar menatapnya.

Semenakutkan itukah dirinya?

Brak!

Saat ingin membuka pintu, Shankara dibuat kaget oleh salah satu tingkah teman kelasnya, yang jatuh kelantai dengan baju acak - acakan. Dan dengan santainya Shankara malah melewatinya begitu saja.

Serendipity || NCT DREAM (Slow Update)Место, где живут истории. Откройте их для себя