12. Bunda

50 11 0
                                    


Annyeong Yeorobun :)

Part ini spesial. Buat seseorang. Ehek.
Spesial gak tuh. Lama gak update jadi lupa alur wkwkwk.

Happy Reading!!

.
.
.

SERENDIPITY 🦋

_______

12. Bunda

05.45 WIB

Sepasang Sneakers bewarna putih melangkah menyusuri lorong kelas. Rambutnya sedikit berantakan, dibawah matanya terdapat lingkaran hitam. Siapa Lagi kalau bukan Shankara.

Pemuda itu terlihat dengan setumpuk kertas yang ia pegang di tangan kirinya. Shankara berhenti tepat di ruang guru, ia langsung masuk tanpa permisi. Kebetulan Ruang guru tidak dikunci, Guru - guru juga belum datang, membuat ruangan itu sepi. Shankara langsung meletakkan Kertas - kertas itu di meja guru yang menghukumnya kemarin-- Pak Halim.

Setelah meletakkan itu, Shankara melesat pergi dari ruang guru menuju taman sekolah. Ia merebahkan tubuhnya di salah satu Bangku. Memejamkan matanya, menikmati hembusan angin pagi.

Saat rasa kantuk mulai menyerang, Shankara mulai tertidur dengan pulas.

SERENDIPITY

______________________

12. Bunda

Kringgg... Kringgg...

Bel istirahat. Semua murid berhamburan keluar, tentu saja tujuan utamanya adalah kantin. Terlihat di bangku paling pojok, seseorang yang mengunakan Hoodie bewarna hitam itu menaruh kepalanya di atas meja, sedang terlelap dalam mimpi. Shankara. Cowok itu sudah tertidur sejak jam pelajaran pertama.

Alia yang tepat berada disampingnya ikut menaruh kepalanya di meja, dan menatap wajah Shankara.

5 menit...

10 menit...

20 menit...

Alia terus saja menatap Shankara, seperti ada sesuatu yang membuatnya tidak dapat beralih dari wajah cowok itu.

"EKHEM!"

Deheman itu membuat Alia langsung membenarkan posisinya menjadi duduk semula. Dari pintu masuk terlihat Deihan yang tersenyum lembut kepadanya. "Kalau suka bilang aja Al" Ucap Cowok berjaket kulit itu, dia melangkah mendekat kebangku Alia dan mengusap kepala gadis itu pelan.

Alia langsung menyingkirkan tangan Deihan dari kepalanya. "Ish, mana ada. Gue cuma lihat doang"

"Lo lihat Shankara tuh lama Al, gue sampek ber-uban nih" Canda Deihan.

"Oh udah kakek - kakek dong"

"Idih. Mana ada. Waketos keren plus ganteng kek gue dibilang kakek - kakek"

Alia tertawa pelan, Candaan mereka buyar ketika sebuah erangan muncul dari mulut Shankara.

"Eungh, berisik lo berdua" Shankara membuka matanya perlahan, dan sedikit merenggangkan otot - otot tubuhnya.

"Berisik - berisik, lo tuh kalau tidur kelamaan" Ucap Deihan membalas ucapan Shankara, yang di angguki oleh Alia.

Shankara memutar bola matanya malas, ia menyenderkan punggungnya pada kursinya. Tangannya ia lipat di dada dan beralih menatap kedua manusia itu.

"Bukan urusan lo" lalu dirinya menguap.

"Idih. Bikin irisin li" Deihan mencibir. Alia menggeleng kan kepalanya, kedua cowok ini dipastikan 99℅ pasti akan bertengkar jika disatukan dalam satu habitat. Eh, maksudnya satu tempat.

"Udah - udah" lerai gadis itu.

Deihan memilih mengalah, berurusan dengan Shankara memang harus siap Darah tinggi.

"Oh iya Han, nanti.. Jadi kan?" tanya Alia.

•~^~•

Deihan berjalan memasuki sebuah area rumah sakit. Senyum sayu cowok itu terbit, ketika melihat seorang wanita yang berada di taman dengan pakaian khas rumah sakit ini duduk diatas kursi roda.

Deihan berlari kecil ketika ingin berjalan kearahnya. "Bunda..." ucapnya.

Wanita itu menoleh dan tersenyum. "Deihan? Ini kamu? Wah, tante gak nyangka kamu udah tumbuh jadi dewasa gini" ucap wanita itu seraya tangannya memegang kedua lengan Deihan.

"Tante Lagi" Bisik Deihan sendu. "Deihan?" panggil wanita itu karena Deihan tak kunjung menjawabnya. "E-eh iya Bun?"

"Ngelamun apa sih? Mikirin siapa hayoo?" wanita itu tertawa kecil.

Deihan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan menampilkan cengiran nya. "Oh iya, Deihan punya sesuatu"cowok itu mengeluarkan Sebuah kue strawberry dari paperbag yang ia pegang. Masih terbungkus rapi di dalam sebuah kotak mika. "Bunda, Deihan bawa kue strawberry. Bunda mau?" dengan cepat wanita itu mengangguk dan tersenyum kepada Deihan.

"Tante mau"

Deihan tersenyum tipis. "Tapi, tunggu temen - temen Deihan dulu ya"

"Loh? Kamu bawa temen?" Wanita itu cukup  kaget dan merasa senang. Melihat Itu, Deihan pun mengangguk. "Iya, teman Deihan. Ayo, tunggu di dalem kamar aja. Ayo bun" Deihan memberi isyarat pada suster yang merawat wanita itu untuk menyerahkan  wanita itu kepadanya. Deihan lalu menggerakkan kursi roda itu ke kamar nomer 908.

Wanita itu. Bundanya. Vanessa Jelita Arora. Seorang model yang sedang naik daun, naasnya malah mengalami sebuah kecelakaan beruntun dan membuat dirinya kehilangan ingatannya.

Dan lebih parahnya. Vanessa dinyatakan lumpuh.

SERENDIPITY🦋•

.
.
.

Gimana guys? Makin gak nyambung ya ga sih?

Author bikin dengan cara kebut - kebutan. Semoga nih cerita makin lancar sampai akhir deh.

Aamiin.

Babay sayang...

20, Juni 2023.

Serendipity || NCT DREAM (Slow Update)Where stories live. Discover now