8. So, you care?

60 11 0
                                    

SERENDIPITY 🦋
.
.
.

8. So, you care?
...

Alia menaruh kepalanya di pundak Shankara, cowok itu menerima perlakuan itu tanpa ada penolakan sedikit pun. Seperti sudah pasrah akan semuanya. Deihan sedari tadi sibuk dengan soda yang ada ditangan kanannya dan handphone yang ada di tangan kirinya, wajah cowok itu tampak memprihatinkan. Mereka bertiga kini berada di sebuah taman.

"Shut up! Gue balik. Abang gue ngamuk" ucap Deihan tiba - tiba. Cowok itu berjalan mendekati Alia, mengusap pelan surai panjang gadis itu. "Gue titip Alia, jagain yang bener!" ucap nya dengan nada mengancam pada Shankara. "Kalau gue gak bener, udah dari tadi gue tendang dia" Shankara berucap ogah ogahan namun masih pada posisi yang sama. Membiarkan Alia mengistirahatkan dirinya di pundaknya.

"Oh iya Han, abang lo ngamuk karena apa?" tanya Alia penasaran, tanpa sengaja gadis itu memukul paha Shankara. Cowok itu melirik Alia dengan tatapan datar, cewek ini memang banyak tingkah.

"Biasalah, gue disuruh pulang cepet" Alia mengangguk, Deihan memasuki mobilnya dan mengendarai mobil itu. Kini hanya tinggal Shankara dan Alia yang ada di taman.

"Ouh iya habis ini kita kemana?" Tanya Alia lagi, gadis itu masih setia berada di samping Shankara.

"Akhirat. Mau?" ucap cowok itu dingin.

SERENDIPITY 🦋
.
.
.


Alia terbangun dari mimpinya, apa apaan ini? Tidak mungkin ia memimpikan Shankara. "Huaaa gue bisa gila!" teriaknya pelan takut membangun kan orang - orang. Cewek berambut panjang itu menatap jam nya.

04.00

Alia menghelah nafas pelan, hari ini ada ulangan Matematika. Dirinya hampir ingin menyerah karena tidak dapat mengalahkan sang juara pertama. Bisa kalian tebak sendiri bukan siapa? Ya benar. Shankara. Cowok itu selalu berhasil mendapat angka seratus berturut turut di mapel paling mematikan itu.

"Gue harus apa kalau nilai gue jelek?"

Cewek itu menyenderkan punggungnya pada bantal - bantal, ia mulai membuka buku pelajarannya dan mulai mengisi jawaban satu persatu dari setiap soal. "Andai gue Shankara, pasti hidup gue bakal bahagia"

Alia berkata seperti tau segala nya tentang cowok itu. Dari luar untuk menjadi sosok Shankara, pasti sangat menyenangkan. Cowok itu mempunyai segala hal yang dibutuhkan dalam hidupnya.

***

"Bego banget sih!" Deihan tak berhenti mengomel sedikitpun, dihadapannya ada Shankara yang sibuk dengan buku nya. Kedua cowok itu sangat tidak akur dari tadi, entah apa yang mereka perebutkan. "Tolol. Yang bener gini anjir" Ucap Deihan sekali lagi.

"G.J.L.S" Singkat dan padat, jenis manusia yang satu ini sepertinya sangat suka irit bicara.

"Aduh adek-adek jangan ribut" Raegis tiba - tiba muncul dengan tatapan tajam, rambut yang diselipkan kebelakang dan urat tangan yang terlihat menonjol akibat memegang tas kerjanya sangat kuat. "kalian berdua kalau mau ribut kesono!, kandang nya si teddy tuh" Pria itu mendudukkan badannya di sofa, berdampingan dengan Shankara. Teddy yang dimaksudh oleh Raegis adalah seekor harimau.

"Lembur lagi bang?" Tanya Deihan, cowok itu lupa baru beberapa menit lalu ia ngamuk - ngamuk tidak jelas.

"Iya, banyak kerjaan. Kalian kebangun?" Raegis menatap kedua remaja itu secara bergantian. "Ini baru mau tidur" Shankara menyahut, buku yang dibacanya ia letakkan di pahanya. "Lo tuh jangan begadang, terus lo juga jangan banyak belajar. Stres nanti" Raegis berucap. Yang dilihat nya dari kemarin Shankara itu banyak sekali membaca, apa otak cowok itu tidak pusing?

"Sttt gue mau Sleep call an" Ucap cowok itu dengan senyum terpampang jelas diwajahnya. Deihan dan Raegis saling menatap, mereka terheran heran oleh kelakuan Shankara.

"Sakit jiwa gue lama - lama"

***

Keadaan kelas Shankara jauh dari kata baik, classmate nya ini tuh sudah seperti para pasien RSJ. "Bodo ama MTK, Gue terlope lope ama pak BAMBANG!" ucap salah satu siswa yang menaiki meja dengan ember yang terpasang di kepala dan sapu di genggamannya.

"Lo ngefens ama bapak gue HAH?" Ucap salah satu siswi menyahut, wajahnya merah padam. Nahan malu. Bambang adalah nama ayahnya, dia baru saja memasuki kelas.

"Gak waras mereka" ucap Shankara pelan. Cowok itu mengalihkan atensinya kepada Alia. Gadis itu sibuk menghitung dan menghitung, namun ia tak peduli.

Beberapa detik kemudian dorongan dari mana, ia berdiri dan memberhentikan kegiatan yang di lakukan gadis itu. "Stop belajarnya, hidung lo. Mimisan."

"Apa peduli lo?"

SERENDIPITY 🦋
.
.
.

20 Maret 2023.

Vote and komennya kakaaaa 💃🏻

Serendipity || NCT DREAM (Slow Update)Where stories live. Discover now