BAB 06

14 14 0
                                    

"Dunia ini yang kurang adil. Kamu baik kamu dimanfaatkan, kamu buruk maka kamu akan dicibir."

Jojo Prawibawa Setyo
























Rajaziel tersenyum lebar hingga menampilkan deretan gigi putihnya yang rapi. Sementara dia menaik turunkan alisnya mendapati Anesa yang berkacak pinggang dihadapannya dengan keadaan bangun tidur.

"Mau apa lo?"

Rajaziel menyodorkan sebuah photo card yang baru saja dia beli. Mencari benda sekecil ini saja butuh perjuangan besar, dia membeli langsung dari Korea Selatan dibantu kerabatnya yang tinggal di sana. Bahkan harga foto ini pun tidak masuk akal di otak Rajaziel.

"What?! Kok bisa?! Lo nyuri di mana?"

Mata Anesa yang setengah terpejam itu langsung terbuka dengan sempurna.

"Sembarangan! Gue beli ini mahal! Hampir seharga hp gue," ketus Rajaziel.

Anesa berdecih, "Murahan juga harga diri lo."

Rajaziel mengusap dadanya berkali-kali agar bisa sabar, sungguh dia baru pertama kali menghadapi cewek seperti bentukan Anesa ini.

"Kenapa enggak lo bawa aja Jaemin langsung?"

Rajaziel melempar photo card itu ke wajah Anesa dengan kasar.

"Udah dikasih masih nawar! Buruan siap-siap kita jalan!"

Anesa berdeham singkat, dia memungut photo card itu dan bergegas masuk ke rumahnya. Sementara Rajaziel menunggunya di dalam mobil, dia pikir Anesa akan mengingkari janjinya ternyata diluar dugaannya cewek itu sangat cepat bersiap-siap.

"Lo enggak dandan?" tanya Rajaziel dengan ekspresi tenang.

Anesa memutar bola matanya malas, "Ribet. Lagian dapet apa gue dandan buat lo?"

Kalimat yang begitu menohok hati Rajaziel, kalau begini Anesa memang sulit dia taklukan dalam seminggu.

"Gue ingetin kalau lo pacar gue."

"Bacot."

Lagi-lagi Rajaziel hanya bisa mengembuskan napas berat dan mengelus dadanya untuk bersabar menghadapi ujian besar yang kini bersamanya itu.

"Kenapa enggak jalan? Mogok mobil lo? Enggak ada uang buat beli bensin? Makanya jangan belagu kalau miskin, sok beli photo card Jaemin," cerocos Anesa yang membuat kepala Rajaziel ingin pecah mendengarnya.

"Sabar!" Rajaziel mendengus kesal hingga akhirnya menginjak pedal gas dan pergi dari pekarangan rumah Anesa.

"Gue mau tidur. Lo cuman ngajak gue jalan, kan?" Dan saat itu juga Anesa perlahan memejamkan matanya kembali.

"Eh? Anesa gue ngajak lo jalan ke sungai, bukan cuman muter-muter di jalan dan lo puas molor!"

Anesa berdeham singkat sebagai balasan.

"Ngapain lo ajak gue ke sungai? Mau bunuh gue enggak gitu juga caranya, gue enggak bisa berenang soalnya."

Rajaziel terkekeh pelan, "Ada banyak hal yang mau gue pelajari sama lo di sana, anggap aja ini pelatihan supaya lo jadi ibu yang baik buat anak-anak kita nanti."

PlayBoy vs BadGirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang