HIGH-RISE (NSFW 21+) ✔️

2. His Play

WARNING : NOT SAFE FOR WORK (NSFW)

CONTAINS ADULT TOYS

READERS UNDER 21 PLEASE BACK OFF!!

***

ZUHRA

"silahkan Nyonya."

Zuhra memasuki mobil diikuti sang suami, setelah mesin mobil dinyalakan dan keluar venue... di saat itu Andra buka suara.

"aktifin partisi nya, Gio." Perintah Andra. Laki-laki bernama Gio sang asisten menekan tombol dekat setir mobil yang mengaktifkan sekat kedap suara –fitur yang biasa dimiliki mobil-mobil mewah. Sembari mobil berjalan Andra merangkul Zuhra dengan senyum penuh makna.

"bagus." Andra tersenyum. "kamu bertahan cukup lama hari ini."

Zuhra memejamkan mata dan mengulum bibir ketika Andra menyingkap gaun panjang yang ia kenakan, terlihat tali tersemat di antara pangkal paha Zuhra yang ditarik perlahan oleh Andra. Kesiap demi kesiap muncul di bibir perempuan itu seraya bola kecil basah akhirnya meluncur keluar dari tubuhnya.

Andra menatap bola itu dengan wajah puas, "bersihin ini, cepet." Perintahnya seraya memasukkan benda itu ke mulut Zuhra. Perempuan itu mengulum bola itu dengan alis berkerut sementara Andra menatapnya dengan rasa antusias.

"gimana rasanya.... Harus tetep keliatan cantik.... Di saat vibrator ini bergetar terus menerus disana? He? Hahahahaha~" Andra tertawa sangat puas seraya ditarik paksa leher gaun Zuhra dan dijilatnya leher jenjang milik perempuan itu.

"stop.... Please." Mohon Zuhra yang tidak nyaman dengan situasi diantara mereka, alih-alih berhenti Andra melepas ikatan rambut dan menjambak Zuhra.

"sampe rumah kamu clean yourself, aku tunggu di play room." Titah Andra.

.

"Nyonya."

Zuhra melepas penutup mata dan bergerak pelan menuju sumber suara, tidak lupa ia kenakan jubah untuk menutupi tubuh polosnya.

"ya Gio."

"ada email dari kantor." Gio menyerahkan tablet di tangannya. "besok Nyonya pindah tugas ke gedung B."

Zuhra menyibak rambut sembari membaca email dengan seksama. "hmm.... Jauh ngga sih dari sini?"

"lumayan." Balas Gio. "sekitar 7km dari gedung A, mungkin Nyonya mau ngobrol sama Tuan untuk beresin apartment deket sana?"

"7km pake macet..." gumam Zuhra. "emang kamu sih yang nyetir, tapi saya ngga sanggup kalo harus ngadepin macet."

"ngomong-ngomong Tuan Andra udah pergi." Ucap Gio. "bukti transfer nya juga udah dikirim."

Zuhra mengembalikan tablet dengan senyum simpul, "makasih Gio, nanti saya bilang ke mas Andra."

Perempuan itu melangkah gontai menuju kamar seraya menyalakan air di bath tub dan mematut dirinya di cermin; bokongnya kali ini penuh dengan memar setelah apa yang Andra lakukan dengan 'mainan favorit'nya. Selain itu terlihat memar bekas ikatan di pergelangan kakinya.

Seraya memasuki bath tub, Zuhra mengetik di ponsel dengan cepat dan muncullah jawaban dari chatroom dari seseorang.

Zuhra tersenyum pilu oleh respon adiknya sekaligus rasa nyeri luar biasa dari sekujur tubuh. Pastilah Zaki pikir semua biaya berasal dari jerih payah kakaknya di kantor.

Tapi faktanya, uang itu didapat dari kerelaan Zuhra menyetujui Andra untuk memenuhi fantasi seksualnya.

Zuhra kira dengan menjalani hubungan dengan Andra akan membuat hidupnya lebih mudah, apalagi Andra adalah anak tunggal kaya raya dengan kecerdasan luar biasa sehingga di usia muda ia mampu menjadi asisten Senat di kampusnya.

Pernikahan yang menjadi idaman seluruh teman-teman Zuhra faktanya adalah rekaan. Ia telah menjual tubuhnya untuk Andra jadikan eksperimen seksual demi menggugah gairah pria itu.