34. The Other Woman

141 17 4
                                    

TW // ATTACK, ABUSE

***

ZUHRA

3 hari sebelum kejadian, Taman Kanak-kanak E

"oke anak-anak, sebelum pulang mari kita bereskan mainan setelah itu cuci tangan yaaa."

"baik miss!"

Sekumpulan murid TK dengan riang merapihkan kelas kecil mereka yang berserakan dengan mainan, salah satu murid yang telah menyelesaikan tugas beres-beres segera melangkahkan kaki kecilnya menuju toilet.

Saat ia mengenakan sepatu, nampak bayangan hitam menaungi pandangannya. Anak itu menengok... mendapati Zuhra dengan pakaian turtle neck dihias kacamata hitam tersenyum ke arah nya.

(Kurang lebih smcm ini penampilannya)

"halo.... Adeline." Panggilnya setelah membaca name tag yang dijahit di baju anak itu. "tante boleh minta tolong?"

Anak bernama Adeline mengangguk polos berjalan mendekat, semakin dekat dan dekat.... Zuhra menarik lengan Adeline perlahan kemudian membuka kacamata hitamnya seraya tersenyum.

"cantiknya." Komentar Zuhra. "mirip Papanya."

"..... Ibu!" panggil Adeline yang melambai-lambai pada sosok di belakangnya. Pundak wanita itu di tepuk.

"maaf ada urusan apa sama anak---"

Zuhra menggunakan kacamata hitamnya kemudian berdiri, iya tertawa kecil. "maaf... saya mau tanya toilet untuk orang tua murid ada dimana karena kebetulan dia ada deket sini jadi saya panggil."

Sosok yang mengaku sebagai ibunda dari Adeline tersentak, di balik kacamata hitam Zuhra menelusur wajah perempuan itu.... perempuan yang ternyata memiliki anak bersama Andra.

"gimana? Ibu tau dimana toilet nya?" tanya Zuhra sekali lagi.

"em... sepertinya di dalam. Harus lewat pagar depan dan lapor ke petugas." Ucap sang Ibu, Zuhra mendapati perempuan itu seakan mengenalnya. Gerak-gerik perempuan itu terlihat ketakutan.

"..... oke." Jawab Zuhra dengan senyum simpul, ia mengeluarkan dokumen dari tas dan menyelipkannya di lengan sang Ibu.

"ada yang harus suami anda baca, Bu. Saya titip ya." Ucapnya setengah berbisik. "tolong sampaikan... jangan sampai tidak, karena saya udah ngerasa cukup dengan permainan bapak Andra selama ini."

.

"gimana Nyonya?"

Zuhra meremas dadanya berusaha menghilangkan rasa sakit yang terasa menerpanya berkali-kali, bagaimana tidak... sosok anak perempuan yang ia temui –Adeline- begitu mirip dengan Andra sang suami. Pikirannya kembali mengulas kejadian di masa lalu ketika ia 'merasa' Andra selalu memperlakukannya bagai Ratu, selalu membantunya di masa-masa sulit. Semua mata tertuju pada mereka apalagi ketika Andra di undang ke acara-acara terhormat -couple goals katanya-

Kali ini baru terungkap bahwa semua itu hanya rekayasa Andra untuk mencari Submissive dan 'objek' untuk memuaskan hasratnya yang menyimpang. Tutur kata manis dari bibir laki-laki itu menguar bagai abu yang pekat menyesakkan dada.

"nyonya."

Zuhra tersadar ia sedang dalam pembicaraan dengan Gio. "ya.... aku kasih copy dokumennya ke perempuan itu sebagai peringatan."

"itu beresiko banget Nyonya, keselamatan Nyonya bisa terancam." Ucap Gio dari seberang telepon.

"begitu pun keselamatan kamu." Balas Zuhra. Matanya meremang menatap jalanan... dalam waktu beberapa jam ia akan meninggalkan kota untuk kembali ke rumah keluarga besar Luwaih dan memproses perceraian. "usahaku sebentar lagi selesai... tapi aku titip pesan."

Suasana lengang setelah pesan tersebut terlontar dari mulut Zuhra, "makasih udah bantu aku selama ini, aku doain keselamatan kamu. Segera tinggalin rumah Luwaih ato lakuin apapun supaya kamu bisa menghindar dari----"

BRAKKK! Tiba-tiba Taksi yang Zuhra tumpangi berhenti.

"ada apa Pak?" tanya Zuhra, jantungnya berdegup kencang karena mobil terasa habis menabrak sesuatu.

"tiba-tiba ada motor menghalangi Bu,.... heh kamu mau apa?? HEH?!"

Pandangan Zuhra berubah ngeri saat dua pria berpakaian hitam menyeret paksa supir taksi keluar dari mobil, kemudian sosok familiar membuka pintu penumpang. Zuhra menjerit saat tubuhnya terpelanting ke tanah dan seluruh isi tasnya berhamburan, ponselnya remuk menghantam beton jalan.

"..... gue ga percaya." Zuhra menggeleng ngeri memaksa tubuhnya menjauh dari sosok itu namun dalam waktu singkat sebilah pisau menghunus perutnya.

"sorry." Ucap sosok itu. "siapapun yang berkhianat sama Andra bakal habis sama gue. Termasuk istrinya."

Zuhra mengerang saat darah mengucur deras dari perut, pria itu membasuh wajahnya yang penuh cipratan darah dan bersegera untuk menghunus pisau lain menuju leher Zuhra.

Tuhan.... aku ngga mau mati di sini.

Dengan segenap kekuatan, Zuhra menendang tangan pria itu dan bangkit berlari menuju semak-semak yang berdekatan dengan jurang. Dilakukan segala cara untuk membuat dirinya tetap sadar disaat darah mulai mewarnai seluruh pakaiannya.

"bodoh.... tapi ngga apa, memudahkan tugas gue." Suara laki-laki itu masih terdengar, ".... iya bang, ini gue. Misi udah selesai.... tinggal beresin yang lain."

Zuhra mengontrol nafas seraya suara mobil pergi, ia menyobek pakaiannya yang panjang untuk menahan luka dan berjalan terseok-seok..

Saat itu yang ia pikirkan hanya rumah Panti Asuhan yang bisa melindungi nya.

HIGH-RISE (NSFW 21+) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang