30. Reveals

140 13 0
                                    

***

ZUHRA

"demamnya makin tinggi." Ucap Andra. "aku mau ambil minum."

Zuhra menggeleng, baginya sikap Andra yang pengertian hari ini merupakan sebuah rezeki, tangannya merangkul laki-laki itu lebih dekat.

"nanti juga turun." Bisik Zuhra. "skin to skin itu metode paling ampuh buat nyembuhin sakit apapun."

Andra bergeming, dibelainya rambut Zuhra yang tergerai indah terpantul sinar matahari; rambut yang begitu gemar ia jambak saat permainan mereka.

"panas." Komentar Andra datar. "aku yang butuh minum."

"please.... Beberapa menit aja." Pinta Zuhra sembari menatap mata sayu Andra, sudah lumayan lama sejak kejadian rapat keluarga yang membuatnya malu. Tapi sebagai seorang suami.. menyenangkan istri merupakan kewajiban; kira-kira itulah yang Zuhra harapkan.

Andra meletakkan bibirnya di leher Zuhra untuk mencumbu perlahan, tangannya sibuk membelai rambut Zuhra dan tampaknya sang perempuan tidak menolak perlakuan itu.

"apa boleh memikat kayak gini.... Kitty cat?" bisik Andra. Zuhra tak bergeming lantaran terlalu lemah merespon jamahan tangan Andra yang mulai meremas setiap senti tubuhnya. Lambat laun lenguhan terbit di bibir perempuan itu.

Andra menekan perlahan pundak Zuhra untuk menempatkan tubuhnya menaungi perempuan itu. Tiap hela nafas mereka bersahutan, laki-laki itu mengulum tubuh Zuhra pelan-pelan memberikan sensasi menjalar ke seluruh tubuh Zuhra. Perempuan itu susah payah membuat tangannya meraih celana Andra sampai tiba-tiba...

KRING~~

Andra terkesiap, ia menoleh pada ponselnya yang terletak di nakas seraya beranjak dari kasur dan mengangkat panggilan. "ada apa Gio?"

Zuhra mnatap punggung polos Andra yang tidak bergeming, sesaat muncul suara dari laki-laki itu, "bisa-bisanya kamu teledor kayak gitu, yaudah aku turun." Ucap Andra mengakhiri percakapan. "Gio udah dibawah tapi lupa bawa kunci mobil, aku turun sebentar."

Sebelum Zuhra menjawab, Andra bergegas menggunakan pakaiannya dan menutup pintu kamar. Suasana apartemen kembali hening dan Zuhra bangkit dari kasur dengan tubuh sempoyongan, ia membuka pintu kamar melihat makanan buatan Gio telah tersaji.

"bubur.... Jadi laper." Gumam Zuhra berjalan susah payah menuju pantry dan menyadari ada beberapa lembar yang terasa asing terselip di sofa.

" Gumam Zuhra berjalan susah payah menuju pantry dan menyadari ada beberapa lembar yang terasa asing terselip di sofa

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"... apa ini." Zuhra mengangkat lembaran kertas dan tertegun melihat sosok Andra dengan perempuan lain sedang bermesraan. "ini... mas...." Zuhra terbata-bata seraya menutup mulut, sepersekian detik bulir air mata jatuh di pipinya yang panas lantaran demam.

Pertanyaan nya selama ini –mengapa Andra tidak pernah memberinya keturunan, kenapa Andra hanya menemui nya di playroom, mengapa Andra semakin hari semakin kasar, terjawab sudah.

Laki-laki itu memiliki perempuan lain.

Sesaat setelah emosinya tumpah, ia segera mengusap air mata dan buru-buru menyimpan lembaran foto di tempat yang paling aman. Ia mencuci muka memastikan wajahnya tidak terlihat habis menangis bahkan ia memeriksa apakah senyumnya terlihat palsu atau tidak.

"kalo kamu bisa.... Kenapa aku ngga bisa?" gumam Zuhra kemudian menyambar ponselnya di kamar. Terlihat beberapa pesan dari grup kantor dan matanya tertuju pada nomor milik Satya.

 Terlihat beberapa pesan dari grup kantor dan matanya tertuju pada nomor milik Satya

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


***

SATYA

"hei."

Satya menoleh, dua hari setelah percakapannya dengan Zuhra via chatroom akhirnya mereka bertemu lagi. Zuhra menemuinya dekat rumah Satya, sesampai nya di dalam rumah pria itu memeluk erat Zuhra.

"..... Satya." Panggil Zuhra.

"sumpah demi Tuhan aku kangen banget sama kamu

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"sumpah demi Tuhan aku kangen banget sama kamu." Ucap Satya dengan nada frustasi. "kamu ngga bales chat lagi setelah hari itu, aku pikir kamu kenapa-napa."

Satya melepas pelukan untuk mencari tatapan Zuhra, perempuan itu tersenyum simpul.

"aku ngga enak badan, kan udah bilang waktu itu." Jawabnya.

"sakitnya lumayan lama ya, udah ke dokter?" tanya Satya lagi, Zuhra mengangguk. "jadi... ada apa sampe harus ketemu?"

"aku pikir hal ini ngga bisa dibicarain di kantor." Ucap Zuhra kemudian ikut duduk bersama di ruang TV. "aku... mau ngajak kamu liburan ke suatu tempat."

Wajah Satya sontak menunjukkan rasa heran, "tiba-tiba banget... kemana?"

"em... aku masih belom tau sih hehe~" balas Zuhra, "lagi nyari tempatnya."

"... bang Andra gimana?" tanya Satya.

"kebetulan pas tanggalnya dia ada perjalanan ke luar negeri." Jawab Zuhra. "make sure kamu kosongin tanggal itu ya."

Satya menggaruk kepalanya sesaat kemudian memeriksa ponsel, "em.... Bukan tanggal nya aku balik ke rumah Ibu sih, oke deh."

Zuhra tersenyum yang kemudian direspon oleh senyuman Satya yang jemarinya membelai pipi perempuan itu lembut.

"berasa bulan madu deh, hehehe~" komentar Satya dengan tawa jahil.

HIGH-RISE (NSFW 21+) ✔️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz