29. Advice

127 14 0
                                    

***

SATYA

Pagi ini terasa aneh bagi Satya, ia merasa ada seseorang yang menatapnya terus-terusan di kantor tapi ia tak kunjung mengetahui siapa pelakunya.

"lo kek gelisah banget, belom sarapan ya tadi pagi?" tanya Rayhan.

"kinda, hehe" jawab Satya dengan pandangan yang mengedar, seluruh karyawan terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing. Mungkin itu Cuma perasaannya.

"lowongan yang bulan lalu udah ditutup?" tanya Rayhan. "udah memenuhi kuota perusahaan kan?"

"em..." Satya membuka halaman website kemudian dengan jemari cepat ia menutup system. "udah."

Rayhan mengeryitkan alis, "tumben-tumbenan lo kayak gini, ada apa deh?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rayhan mengeryitkan alis, "tumben-tumbenan lo kayak gini, ada apa deh?"

"lupa lupa..." balas Satya santai. Pandangannya kembali mengedar mencari sosok manager idamannya alias Zuhra, biasanya menuju makan siang perempuan itu sudah berkeliling menanyakan proses kerja dan lain sebagainya tapi kali ini Zuhra tak nampak.

Tiba-tiba cubicle nya ditepuk oleh sosok yang membuatnya terkejut setengah hidup, muncul sosok Zidan dengan senyum yang khas.

"gue dapet bonusan beli sandwich nih." Sapa Zidan dengan menyodorkan kupon elektronik di ponsel. "temenin ya bang?"

"oh... iya iya, santai nanti kabarin aja." Balas Satya masih terkaget. "kirain apaan pake nepok-nepok cubicle begitu, ngagetin aja."

.

"tengkyu."

Zidan menyodorkan sandwich dan jus jeruk yang berhasil ia dapatkan dari kupon elektronik, keduanya duduk di kafe yang terletak beberapa gedung dari kantor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zidan menyodorkan sandwich dan jus jeruk yang berhasil ia dapatkan dari kupon elektronik, keduanya duduk di kafe yang terletak beberapa gedung dari kantor.

"lagi hoki nih gue bang bisa dapet BOGO." Ujar Zidan antusias, "ini sistemnnya siapa cepat dia dapat, dan biasanya gue ga dapet. Makanya nih gue ngajak abang redeem."

"bilang aja lo selalu inget gue." Tukas Satya dengan tawa.

"tadi gue denger abang belom sarapan, lebih tepatnya gue kasian sih ketimbang keinget abang." Ledek Zidan.

"yeeee kurang ajar," Satya mendorong pundak Zidan dengan tubuhnya seraya tertawa lagi. mereka melanjutkan makan seraya menatap ke luar kafe.

"akhir-akhir ini gue lagi seneng nonton tv pagi-pagi kan bang." Zidan memulai percakapan. "entah kenapa kok berita isinya perselingkuhan artis aja gitu, kaya ngga ada berita lain aja."

Satya yang sedang menguyah sontak tersedak, ia menyesap jus jeruk perlahan. "ehm... lagian pake ditonton segala, udah tau info ngga guna."

"awalnya gue tuh mau nyari kartun yang biasa gue tonton bang." Jelas Zidan, "eh malah muncul infotainment, mana artis-artisnya tuh pada cakep-cakep, idola semua orang gitu. Seharusnya kan namanya juga artis kudu jaga image ya, kalo gitu nanti pada nyontoh dia ngga sih?"

Satya mengangguk kecil, "iya juga." Ucapnya pelan. setengah hatinya merasa tersindir namun ia berusaha menyingkirkan pikiran buruknya dengan melahap sandwich gratisan dari Zidan.

"menurut lo gimana bang, tentang perselingkuhan?" tanya Zidan tiba-tiba membuat Satya tersedak lagi.

"uhuk.... Ini sayurnya rada dikit ya, ehm.... tenggorokan gue jadi kering." Komentar Satya. "ehm ehm.... lu nanya apa tadi?"

"menurut abang.... Ada ngga sih perselingkuhan yang dibenarkan?" tanya Zidan.

Pikiran Satya berkecamuk, ia tentu bisa menjabarkan kalau apapun bentuk selingkuh tidak ada yang bisa dibenarkan. Tapi pada faktanya... ia merasa bahwa percintaannya dengan Zuhra pastilah murni perselingkuhan mengingat Zuhra adalah wanita bersuami.

"tumben banget lo nanya yang berat macem itu," komentar Satya. "lu... lagi nge stalk orang apa gimana?"

"dih apaan, kaga lah! Pekerjaan murahan itu, ngga se level sama kecerdasan gue wkwkw~" sergah Zidan. "tapi sekali-kali bahas itu ngga masalah kan ya? mengingat kita jomblowan harus hati-hati sama perempuan yang keliatannya kayak jomblo tapi udah punya ekor ato.... Udah punya pawang."

Satya tertawa canggung, "macem peliharaan aja, punya pawang." Komentarnya pendek.

"gue masih nunggu pendapat lo nih bang." Tukas Zidan. "kali aja lo yang lebih dewasa punya pendapat yang lebih bagus?"

"sama lah kayak pendapat orang kebanyakan." Balas Satya. "ngga ada selingkuh yang dibenarkan."

Maaf cil,...... padahal gue juga pelaku. Batin Satya

Zidan tersenyum simpul, matanya mengecil. "bener." Komentar Zidan. "jangan sampe kita-kita ini terjebak ke dalam lingkaran setan macem itu ya bang."

Tatapan Satya sedikit gentar. seakan Zidan bisa membaca apa yang ia pikirkan, lamat-lamat Satya menghabiskan gigitan terakhir sandwich. "makasih buat traktirannya, lain kali ke rumah gue lah nanti kita masak-masak bareng."

"gampangg~" balas Zidan. "rumah abang deket resto yang terakhir kita ketemu itu kan? Tinggal shareloc cusss udah depan rumah abang nanti."

"ngga se deket itu sih." Tukas Satya. "tapi bisa lah kalo ditempuh pake motor."

Seraya Zidan bangkit dari kursi, ia tersenyum lagi. "bahkan abang ngga shareloc juga kayaknya.... Gue bisa nemuin rumah lu dengan gampang sih bang, hehehe~"

"dih apaan sih lu hahaha~" Satya tertawa gugup. "macem penguntit aja."

HIGH-RISE (NSFW 21+) ✔️Where stories live. Discover now