12. On Leave

216 12 1
                                    

***

GIO

"dari ekspresi lo, keliatannya kerjaan lagi ngga baik-baik aja."

Gio mengangguk sembari tangannya sibuk membolak-balik daging sapi yang ia bakar di panggangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gio mengangguk sembari tangannya sibuk membolak-balik daging sapi yang ia bakar di panggangan. "lo tau lah.... Majikan gue agak beda dari yang lain."

"kenapa lagi emang?" ucap sang teman. "sampe manggil gue buat ngobrol padahal lo bukan tipe orang yang mikirin hal-hal kecil."

"tau gue banget ya lu." Komentar Gio kemudian menggigit daging bakar yang sudah matang. "istrinya... akhirnya gue ngga tahan ngeliat perlakuan majikan gue ke istrinya."

"terus?" tanya teman Gio seraya Gio mendekat untuk berbisik.

"gue ngerasa ada yang beda sama majikan gue akhir-akhir ini." ucapnya. "jadi gue minta tolong lo cari informasi sebanyak mungkin tentang beliau."

"beda?" ucap sang teman, Gio mengangguk.

"beberapa bulan ini beliau dinas ke luar kota, terus menerus." Ungkap Gio. "gue pernah diajak sekali, tapi.... Disitulah gue ngerasa aneh, kayaknya beliau--"

"emh.... Ada cewe lain kayaknya kalo feeling gue mah." Potong sang teman. "sip nanti gue cari informasi, tapi biayanya ngga sedikit."

"gue cicil pake gaji gueee hah lu katanya temen tapi peritungan." Komentar Gio.

"soalnya targetnya orang besar, bro." ucap sang teman dengan mulut yang sibuk mengunyah. "putra tunggal... keluarga Luwaih kan?"

Gio melirik ke kanan dan kiri memastikan tidak ada yang mendengar percakapan mereka sembari ia mengangguk kecil. "terus menurut lo... apa yang harus gue lakuin buat bini nya? Beliau minta liburan yang jauh dari jangkauan majikan gue."

"suruh liburan ke pulau seberang." Usul sang teman, "nanti gue provider in kartu SIM baru sama identitas palsu buat nyebrang, dijamin siapapun gabisa akses keberadaan Nyonya lo, weekend cukup kan?"

"semoga cukup." Balas Gio. "nanti gue info in ke beliau, makasih buat bantuannya ya.. Dan."

***

SATYA


"ayo makan yang banyak, Bang! Kamu kurus banget loh ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"ayo makan yang banyak, Bang! Kamu kurus banget loh ini." Ibu Satya menekan-nekan lengan putranya dengan gemas. "kamu di sana ngga makan ya??"

"makan Buuuu kalo ngga makan mana bisa mikir, kerjaan banyak mana beberapa waktu lalu ditinggal Rayhan bulan madu. Waduhhh pusing deh." Balas Satya dengan jenaka, ia menatap takjub pada makanan yang telah Ibu sajikan pagi ini.

"yaudah cepetan makan jangan main hape terus!" cetus Ibu seraya Satya mengambil piring, nasi dan lauk dalam jumlah besar. "Ibu ngga capek masak banyak gini? Emang siapa yang mau makan??"

"kamu lah tanggung jawab!" cetus Ibu lagi sambil tertawa. "ngga pulang-pulang, bikin kangen aja!"

Satya mengangguk dengan senyum seraya menyantap hidangan, pemandangan di depan rumah yang masih hijau dengan sawah terasa menyegarkan bagi Satya sehingga ia membuka pintu rumah untuk merasakan sejuknya udara pedesaan.

"habis ini kamu mau kemana?" tanya Ibu yang ikut makan.

"mauuu jalan-jalan kayaknya Bu sambil foto-foto pemandangan hehe~" jawab Satya. "mau bikin Zidan iri, katanya mau nyamper kemari tapi wacana aja dari dulu."

"Zidan yang mana?" tanya Ibu linglung, ia mendongak untuk mengingat-ingat. "Ibu ingetnya Rayhan sama Azka aja deh temen kuliah mu, udah pada nikah kan semua?"

Satya mengangguk, "temen kantor kalo Zidan, meja kerjanya seberangan sama Abang."

"walahh Ibu belom tau mukanya deh." Komentar Ibu, "beneran kayaknya temenmu yang namanya Zidan itu harus kemari biar Ibu kenal."

Satya tertawa seraya menghabiskan makanan, setelah mencuci piring ia menggunakan sepatu roda untuk menemaninya berjalan-jalan.

"Loh pake sepatu roda?? Awas loh macet rodanya, kan udah lama ngga kamu pake?" tukas Ibu.

"tenang Bu, aman. Abang bawa sepatu cadangan kok hehe pamit yaaaa." Ucap Satya seraya meluncur ringan menuju jalanan kecil depan rumah, Satya terkagum lantaran terakhir pulang ke rumah jalanan itu penuh dengan lubang tapi kali ini telah di aspal sempurna sehingga memudahkannya untuk meluncur.

" Ucap Satya seraya meluncur ringan menuju jalanan kecil depan rumah, Satya terkagum lantaran terakhir pulang ke rumah jalanan itu penuh dengan lubang tapi kali ini telah di aspal sempurna sehingga memudahkannya untuk meluncur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"wuih..... asik nih." Satya meluncur lebih cepat seraya senyumnya terkembang namun ketika hendak menghentikan sepatu roda, ia kehilangan kendali.

"awasss awasssss!" seru Satya dan naas ia menubruk sepeda motor di depan hingga pengendaranya oleng. Satya yang ambruk di jalanan segera bangkit untuk memastikan semua baik-baik saja.

"maaf Bu! Saya yang---- loh?"

Pengendara motor itu terkejut melihat Satya yang tergopoh di sampingnya. "kok... lu ada disini?"

"ini.... wilayah rumah aku." Ucap Satya yang sama terkejutnya. "Bu Zuhra kok--"

"astaga, dengkul lo berdarah." Zuhra cepat-cepat menepikan sepeda motor untuk melihat luka. "sampe sobek pula itu celana, ke penginapan gue sekarang!"

Satya tertegun. "pe—penginapan?"

"iyaaa cepetan naik!" seru Zuhra membantu Satya berdiri dengan susah payah lantaran laki-laki itu lebih besar darinya. "pegangan, gue mau ngebut!"

Satya berpegangan pada handle belakang sepeda motor seraya Zuhra tancap gas, "eh eh eh??? Buset gue bisa terbang ini! Zuhra! Zuhra!"

Malang bagi Satya, perempuan itu tak mendengar lantaran helm besar dan terpaan angin yang kuat. Satya masih berpegangan erat seraya melihat pemandangan sekitar, ternyata penginapan yang Zuhra singgahi berada di dekat kaki pegunungan. Jaraknya kurang lebih 10km dari rumah Satya.

"permisi." Satya mengucap salam sembari Zuhra bergegas mencari kotak P3K yang berada di dekat televisi.

"guyur dulu lukanya nanti baru dikasih obat merah." perintah Zuhra. 

HIGH-RISE (NSFW 21+) ✔️Where stories live. Discover now