11. She's Not Fine

243 9 0
                                    

WARNING : NOT SAFE FOR WORK (NSFW)

CONTAINS SEXUAL ACTIVITIES 

READER UNDER 21 PLEASE BACK OFF!!

***

ZUHRA

Zuhra mengetuk pintu play room seraya membukanya, Andra yang telah mengenakan kimono sutra telah menunggunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zuhra mengetuk pintu play room seraya membukanya, Andra yang telah mengenakan kimono sutra telah menunggunya.

"sini." Titah Andra kemudian membuka kancing baju Zuhra satu persatu. "nice.... Luka-lukanya udah pudar, standby."

Zuhra menanggalkan pakaian kemudian naik ke ranjang, Andra menyusul seraya mengunci pergelangan tangan perempuan itu dengan sabuk yang dipasang di ujung tempat tidur.

Mata mereka bertukar pandang dengan jemari Andra yang menarik dagu Zuhra lebih dekat, "hari ini ngga usah pake penutup mata."

Zuhra terkejut, selama ini ia tak pernah melihat apa yang Andra lakukan pada tubuhnya tapi kali ini laki-laki itu memilih lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zuhra terkejut, selama ini ia tak pernah melihat apa yang Andra lakukan pada tubuhnya tapi kali ini laki-laki itu memilih lain. perempuan itu berusaha menahan rasa terkejut ketika feather stick milik Andra mulai menggerayangi tubuh. Sontak Zuhra mengeryitkan alis, rasa geli luar biasa menjalari tubuh yang juga gemetar karena suhu ruangan yang dingin, raungan kecil dari mulutnya menguar.

Zuhra menggigit bibir, kini lidah Andra telah bergelora di tubuh atasnya bersamaan dengan kram perut yang selalu ia alami dalam 'permainan' mereka. Dari dada, leher hingga akhirnya mendarat di bibir. Andra memagut Zuhra habis-habisan dengan lidah yang memaksa masuk kerongkongan perempuan itu.

"balik." Perintah laki-laki itu setelah puas bermain dengan tubuh Zuhra, dilepas pengikat di tangan seraya pengikat leher ia pasangkan di leher perempuan itu. Dijambak pelan rambut panjang Zuhra seraya menyelipkan feather stick di selangkangannya. Bibir Zuhra melenguh panjang pendek dengan benda asing yang terus digesekkan pada bagian sensitifnya.

Lengan Zuhra melemah dan lunglai di ranjang menyisakan tubuhnya yang menungging menghadap Andra, laki-laki itu tertawa dan tiba-tiba... ditamparnya bokong Zuhra beberapa kali. Perempuan itu mengeryit dan mendesah merasakan setiap rasa perih yang semakin nyata.

"my kitty cat is doing fine as always." bisik Andra, "bang~"

Zuhra mengaduh ketika paha Andra mendorong bokongnya keras, ia tak pernah menyaksikan secara langsung apakah Andra benar-benar menghunusnya atau tidak dan tiba-tiba... terlintas di pikirannya saat bersama Satya.

Lagi-lagi imajinasi gila mendatangi Zuhra, ia mendesah makin panjang, melenguh makin sering meskipun tubuhnya tak pernah menikmati apa yang Andra berikan. Yang membuat ia bertahan adalah.... Memorinya ketika Satya mencumbu lehernya penuh kehangatan.

Andra terengah, dalam waktu 15 menit permainan mereka berakhir. Laki-laki itu memeluk tubuh Zuhra sebentar dan meninggalkannya.

.

GIO

"Gio... kenalin, ini pacarku Zuhra."

"Aku butuh sub dan Zuhra yang paling cocok, lagian dia selalu punya masalah keuangan karena bantu adeknya sekolah. Dia pasti mau, dia udah cinta banget sama aku."

"Liat Gio, dia tanda tangan kontrak. Akan aku samarkan permainan ini pake pernikahan."

Apa Mama dan Papa Tuan ngga curiga?

"ngga lah, kita kan pacaran udah lama."



Gio menatap punggung polos Zuhra yang telah ditinggalkan Andra di playroom, dengan langkah ringan ia mendekat dan selalu menanyakan pertanyaan yang sama.

"Nyonya ngga papa?"

Biasanya Zuhra akan menjawab 'aku baik-baik aja', tapi kali ini perempuan itu diam seribu bahasa.

"Nyonya?" panggil Gio sekali lagi, ia merasa ada yang tidak beres dengan Zuhra. "saya ambilin air es buat kompres."

"Gio." Panggil Zuhra. "aku.... Pantes ngga sih buat bahagia?"

Gio mendekat untuk menatap wajah Zuhra lebih dekat, perempuan itu tidak mengalami lebam di kulit tubuh yang terbuka. Hanya saja.... Bekas jeratan di leher dan pergelangan tangan seakan menetap secara permanen.

"Nyonya."

"tolong jawab aku." Zuhra mendongak dengan mata yang berkaca-kaca. "aku pantes bahagia kan?"

Gio menelan ludah, untuk pertama kalinya Zuhra menampakkan raut muka yang tertekan setelah 'bermain' dengan Andra. Hal itu membuat hati Gio sedikit gemetar.

"Gio."

"semua orang punya hak buat bahagia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"semua orang punya hak buat bahagia." Jawab Gio berusaha menahan ekspresi iba, mendengar jawaban Gio membuat Zuhra tertawa kecil.

"aku capek." Zuhra tertunduk, "aku mau liburan.... Yang jauh dari jangkauan Mas Andra. Aku mau sendiri."

Gio mengerjapkan mata beberapa kali; sejujurnya ia tak siap melihat perempuan yang selalu baik padanya ini sedih oleh perilaku tuannya. Tapi... keinginan Zuhra dirasa tidak mungkin dikabulkan.

"saya ngga yakin bisa nolongin Nyonya untuk---"

"tolong aku Gio, sekali ini aja." Pinta Zuhra seraya tubuhnya lunglai di ranjang dan airmatanya merebak. "pekan ini berat banget buatku."

Hati Gio semakin tak tega, dalam kurun dua tahun pernikahan kontrak Zuhra-Andra berlangsung dan ratusan kali 'permainan' yang Andra lakukan... untuk pertama kalinya Zuhra menangis. Rasanya ada yang ingin Gio lakukan untuk perempuan ini, tapi kendali Andra jauh lebih besar. Ia bisa celaka jika memihak Zuhra terlalu sering.

"maaf Nyonya." Ucap Gio seraya berdiri di samping Zuhra, "untuk sekarang saya ngga tahu gimana caranya nolong Nyonya.... Tapi saya akan cari cara paling aman."

Laki-laki itu keluar dari playroom dengan emosi yang bercampur aduk kemudian menghubungi sebuah nomor dari ponselnya.

"pulang kantor jam berapa lu? Nongkrong yuk."

HIGH-RISE (NSFW 21+) ✔️Where stories live. Discover now