38. Unexpected Person

134 13 3
                                    

ada adegan panas, tapi dikit sih

dimohon kebijaksanaan nya ya readers ku tersayang~

***

ZUHRA

Jantung Zuhra bergemuruh kencang lantaran sosok berkulit putih yang menaunginya, sosok dengan aroma tubuh yang selalu membuatnya candu.

"for God sake.... i miss you." Ucap sosok itu lirih, jemari besarnya membelai rambut Zuhra sangat perlahan. "i'm sorry.... maafin aku Ra."

Serta merta Zuhra memberontak, berusaha melepaskan diri dari laki-laki itu berujung dengan isakan yang terbit dari bibirnya. Zuhra mendorong, memukul seiring tangisannya semakin jelas dan diakhiri dengan rintihan dan tubuh yang melemah.

"Ra!" pekik sosok itu menangkap tubuhnya, Zuhra melindungi bekas luka di perutnya dengan sedikit mengaduh. "Ra...."

"kenapa gue harus ketemu lo lagi?" tanya Zuhra dengan suara gemetar, "kenapa kita harus ketemu lagi?? Demi Tuhan gue benci situasi ini!"

"karena... karena gue yang nyari lo, Ra." Ucap laki-laki itu. ".... untuk minta maaf udah nyakitin lo, ninggalin lo dan.... ga bisa ngelindungin lo dari kejahatan Andra."

Pundak Zuhra bergetar hebat, tangisnya semakin menderu lantaran mendengar pernyataan sosok yang adalah Satya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pundak Zuhra bergetar hebat, tangisnya semakin menderu lantaran mendengar pernyataan sosok yang adalah Satya. Laki-laki itu membopongnya duduk di tangga darurat, menatap mata Zuhra mengisyaratkan permohonan izin untuk menyingkap kaus perempuan itu dan Satya tertegun melihat perban yang melingkar di tubuh Zuhra.

"ke—kenapa ini?"

"antek-antek mas Andra berusaha melenyapkan gue." Balas Zuhra seraya mengontrol tangisan, diusapnya pipi dengan kasar seraya memeriksa perban. ".... hari ini mau kontrol jahitan, tapi..... masih sakit kalo kesentuh."

"..... Andra udah ditahan Ra, lo harus muncul buat selesaikan semua ini." Ucap Satya seraya mencari tatapan mata Zuhra. "gue... akan lindungin elo."

"dia ditahan tapi simpatisan dia ada dimana-mana." Sergah Zuhra. "... kamu.... dan aku.... semua bisa mati. Semua yang di pihak gue bisa mati, Satya. Mending lo selametin diri lo mumpung masih bisa."

"saya bawa Zaki ke tujuan." Tiba-tiba muncul suara dari walkie talkie yang tersemat di pinggang Satya. Mata Zuhra mencelos... itu suara asistennya yang setia ; Gio.

Satya memandanginya lagi dengan alis tebal yang berkerut, matanya berkaca-kaca. "janji sama gue.... lo akan dateng ke pengadilan dan beberin semuanya... lo berhak atas semua itu karena kebebasan lo udah lama dirampas sama dia."

Aku.... adalah Zuhra, yang butuh kebebasan.

"kenapa lo inget.... kalo gue butuh kebebasan?" ucap Zuhra dengan suara lirih. Ditatapnya sendu bola mata Satya yang gelap terbingkai alis tebal yang indah.

"karena... aku mau ikut." Balas Satya. "gue ikut kemanapun lo pergi dan gue ngga main-main.... sejak awal."

Zuhra mendongak melayangkan kecupan pada bibir Satya, ciuman kerinduan atau ciuman atas rasa frustasi dan rasa takut yang menghantuinya akhir-akhir ini... entahlah, Zuhra tak mampu menjelaskannya. Tapi sepertinya ia tak bisa berbohong memang sentuhan dari Satya yang kali ini ia rindukan.

Satya membalas pagutan dengan lembut, ditangkupnya rahang Zuhra yang mengencang seraya merambat perlahan menuju leher perempuan itu dan bergeser pada pundak mungilnya. Ya.... perempuan itu rasa Satya juga merindukan saat-saat ketika mereka bersama.

Lidah mereka pun saling bertaut, tak memedulikan berapa kali Gio menyahut dari walkie talkie atau panasnya kondisi udara di tangga darurat Rumah Sakit, kedua insan itu tetap melanjutkan pagutan dengan jemari yang bergerak beraturan hingga tak sengaja Zuhra merangkul Satya sangat erat membuat luka di perutnya tertekan. Perempuan itu mengaduh bagai tersengat listrik.

".... maaf." Zuhra menyadarkan dirinya bahwa bermesraan di tempat umum bukanlah ide yang bagus. "by the way... Gio manggilin kamu terus-terusan."

Tatapan Satya setengah meredup, jemarinya mengusap dagu Zuhra yang kotor oleh noda lipstick seraya merespon walkie talkie, "roger." Balasnya.

Dibantu Satya, Zuhra keluar dari tangga darurat dan melihat sosok Gio dari kejauhan. Ingin sekali Zuhra memeluknya sebagai tanda terima kasih karena selalu menolong perempuan itu dalam berbagai situasi bahkan telah membantu Satya menemukan dirinya.

jarak mereka tersisa 10 meter lagi sampai tiba-tiba sekerumun pengunjung menghalangi pandangan mereka dan terlihat cairan merah darah meluas di lantai Rumah Sakit bersamaan dengan tubuh Gio yang tersungkur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

jarak mereka tersisa 10 meter lagi sampai tiba-tiba sekerumun pengunjung menghalangi pandangan mereka dan terlihat cairan merah darah meluas di lantai Rumah Sakit bersamaan dengan tubuh Gio yang tersungkur. Pandangan Zuhra membulat dan keluarlah jeritan dari bibirnya.

"WOI, GIO DISERANG! WOI!" sontak Satya berteriak ke walkie talkie, "GIO DITIKAM!"

suasana Rumah Sakit menjadi ricuh sementara Zuhra terseok-seok menghampiri Gio yang terkulai.

"Gio.... Gio!!!" teriak Zuhra, "SIAPAPUN TOLONGGG!! TOLONGGGG!!"

Zaki dengan bantuan rekan-rekan Zidan berhasil meringkus sosok pelaku yang menyamar menggunakan jubah dokter, sosok yang membuat Satya dan Zuhra tercengang.

"..... udah gila lo ya?!" Zaki memukul seraya sosok itu tersungkur dengan gelak tawa. "lo kan yang nusuk kakak gue?"

Sosok itu masih tertawa menunjukkan gigi-giginya dengan menyeramkan, "tugas gue

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sosok itu masih tertawa menunjukkan gigi-giginya dengan menyeramkan, "tugas gue... eliminasi pengkhianat, bukan eliminasi saksi mata! HAHAHAH!!"

Satya menelan ludah, "..... demi apa lo antek-anteknya bang Andra? Lo yang nusuk Zuhra hah??"

Zuhra menghentikan Satya yang akan menghajar sosok itu, ia menggeleng.

"..... bukan Azka, sahabat mas Andra yang satu lagi; Rayhan." Ucap Zuhra, "Gi--- Gio!! Satya..... Gio tolongin dulu!! Gio berdarah banyak banget, GIO!!"

perempuan itu terpaku menatap seluruh tubuhnya yang bersimbah darah Gio seraya pandangannya meredup.

HIGH-RISE (NSFW 21+) ✔️Where stories live. Discover now