CHAPTER 15

3.7K 149 0
                                    


Pria gagah dengan PDH Kepolisian itu berjalan masuk ke dalam kamar hotel, dan menutup kembali pintu itu.

Melepaskan baret biru di kepalanya, sepatu serta jam tangan. Mendudukkan diri nya di sisi tempat tidur, lalu mengeluarkan handphone dari saku celana.

Ata menatap benda pipih tersebut dengan senyuman di wajah tampan nya, karena dia menemukan banyak notifikasi dari sang istri yang men-spam mulai dari tadi sore hingga jam 7 malam.

Tanpa ragu, Ata pun memutuskan untuk melakukan panggilan video dengan istri nya karena dia sangat merindukan gadis itu dan dia juga yakin Fio pasti merindukan nya.

"Halo Komandan..." sapa gadis itu begitu wajahnya muncul di handphone Ata.

"Hai sayang, kamu lagi apa?" tanya Pria itu.

"Lagi kangen kamu," jawab Fio dengan wajah cemberut yang sial nya sangat menggemaskan.

Ata terkekeh mendengar kalimat yang  menjadi makanan sehari-hari nya, sudah dua hari dia jauh dari istrinya dan setiap telpon atau video call kalimat yang tidak pernah absen dia dengar adalah kalimat itu. Entahlah Fio seperti tidak pernah bosan mengungkapkan rasa rindunya pada Ata, dan pria itu pun sama dia selalu membalas kalimat kerinduan Fio dengan:

"Saya juga kangen kamu sayaaaang,"

"Kangen doang. tapi ngga pulang," sindir Fio seraya menyadarkan tubuhnya di sandaran ranjang.

"Ga bisa dong..." balas Ata seraya meletakkan handphonenya ke atas meja lalu melepaskan PDH nya menyisakan kaos abu abu bagian dalam."Kamu aja deh yang ke sini gimana?" pancing Ata tidak serius.

"Ga bisa dong..." balas Fio dengan nada yang sama seperti Ata tadi.

Ata tertawa mendengar nya  "Oh udah bisa ngeledek ya kamu?" ucap pria itu dengan menatap istrinya gemas.

Fio hanya menjulurkan lidahnya pada Ata, membuat pria itu semakin geram. "Awas ya? nanti kalo ketemu saya hukum," ancam Ata.

"Ga takut wlee..." Memang dasarnya Fio tidak pernah takut pada apapun apalagi gertakan kecil seperti itu.

"Oh nantangin?" Ata membulatkan mata sipitnya.

"Iyaaa kenapa? Ayo sini makanya," tantang Fio dengan gaya songong nya seperti biasa.

Ata hanya bisa menggeleng geleng kan kepalanya dengan senyuman tabah seperti biasa saat menghadapi ketengilan Fiorenza.

Sementara Fio tertawa melihat ekspresi lelah suaminya.

"Komandan udah makan?" tanya Fio.

"Udah dong, kamu sendiri udah makan?" Ata menaikan kedua kakinya di atas tempat tidur lalu menyandarkan tubuhnya.

"Siap sudah Komandan," balas Fio dengan lantang.

"Bagus pinter istri saya," puji Ata dengan senyuman cerah. "Gimana hari ini?" Pertanyaan wajib seperti biasa yang Ata utarakan.

"Cape Ndan. Hari ini banyak tugas deadline," keluh Fio dengan wajah suram.

Ata mengangguk paham, itu keluhan umum mahasiswa mahasiswi semester menengah akhir. "Semangat ya sayang? kamu pasti bisa, istri saya kan hebat. Kuat juga," ujar Ata membangkitkan kembali semangat Fio.

"Sekuat kuat nya saya tetap butuh pundak Komandan buat nyender," balas Sang istri.

Komandan Ata tergeletak mendengar nya, di tambah lagi wajah cemberut Fio yang mendukung keluh kesahnya itu.

"Ahahahaha Affahh iyaaah dek?" goda Ata.

Fio mencebik kesal. "Iyaaah benerrr, kurang serius apa lagi saya? Coba Komandan liat nih muka saya. Ada muka muka bercanda ngga?"

Ata semakin tertawa di buatnya, "Muka muka kusut yang ada," ledek pria itu.

"Iyaaa jelek ya?" tambah Fio malah makin merendahkan diri nya.

Pria itu menggeleng kukuh "Nggak. Cantik kok, Kamu mau gimana pun tetep cantik."

Sang gadis tersenyum tipis mendengar ucapan suaminya. "Gombal!"

"Tuh, kamu mah gitu kalo di puji. Kalo ga bilang hoax, saya di bilang gombal," omel Ata membuat senyuman Fio semakin lebar.

"Iyaaa iyaaa percaya deh, percaya..." balas sang istri .

"Good." Ata mengacungkan jempol nya ke hadapan kamera ponsel.

Fio tertawa menatap wajah suaminya dari layar kaca itu, Begitupun Ata yang menikmati senyum dan tawa istri nya melalui layar handphone nya. Karena hanya dengan cara itu mereka bisa mengatasi rasa rindu di dalam hati masing-masing.

"Besok masuk jam berapa sayang?" tanya Sang komandan.

"Jam 8 Ndan."

Ata melirik jam di pojok kiri atas layar handphone nya, yang sudah menunjukkan pukul 23:10.

"Udah larut. Mending sekarang kamu tidur ya? besok kan harus kuliah," ujar Ata.

"Nanti aja deh Ndan..." rengek Fio.

"Lho kok nanti?" Ata bertanya dengan lembut.

"Masih kangen,"  jawab Fio masih ingin mendengar suara suaminya.

Jawaban itu lantas membuat hati Ata berbunga-bunga, jujur dia juga merindukan Fio. Tapi ini sudah terlalu malam untuk gadis itu tetap terjaga, sementara besok dia harus kuliah pagi. Ata tidak mau istri nya lalai atau tidak konsen di dalam kelas nya besok, hanya karena egonya untuk bertahan video call-an berjam jam.

"Iyaaa saya tau, Saya juga masih kangen. Tapi kan besok kamu ada kelas pagi. Nanti ngantuk lho di kelasnya," Ata berusaha memberikan pengertian. "Ga papa yaa? besok kita vidcall lagi, atau besok pagi pagi saya bangunin deh." bujuk Sang komandan lagi.

"Biar apa gitu?" pancing Fio.

"Biar yang kamu dengar pertama kali begitu kamu membuka mata itu adalah suara saya," jawab Ata dengan senyuman hangat.

Sebuah senyuman terbit di wajah Fiorenza, rona merah kembali menghiasi kedua pipinya.

"Oke sayang?"

"Oke, Ndan."

"Yaudah sekarang kamu bobo ya?" titah sang suami.

Fio mengangguk, "Komandan juga istirahat."

"Iyaaa pasti," balas Ata.

"Yaudah," pasrah Fio. Tapi dia masih enggan mematikan vidcall nya.

"Good Night and have a nice dream," ucap Ata dengan lembut.

"Too Komandan, Have a good rest." balas Fio.

Sebelum panggilan berakhir gadis itu memberikan senyuman terbaik nya pada sang suami, lalu pria itu meminta izin mematikan panggilan nya. Karena jika menunggu Fio yang mematikan maka itu tidak akan terjadi, di ajak udahan aja dia ogah ogahan. bisa sampai pagi mereka Videocall-an, dan berakhir Fio bolos ngampus. Jadi Ata lah yang harus bertindak.

Pria itu meletakkan handphonenya ke atas nakas, lalu tersenyum simpul. menggelengkan kepalanya dan memijat pelipisnya beberapa kali, menghadapi seorang Fiorenza memang membuat nya pusing, tapi akan lebih pusing lagi jika dia kehilangan gadis itu.

Sifat keras kepala nya, Moodyan nya, dan cerewet  nya itu membuat Ata bisa senyum senyum sendiri saat mengingat sang istri. Fio memang menyebalkan, tapi Ata mencintai nya, dan saat jauh seperti ini pria itu malah merindukan semua tingkah gadis itu, apalagi tingkah manja nya saat minta sesuatu, itu benar benar menggemaskan membuat Ata ingin mengigit pipinya.

Lihatlah sekarang wajah tampan itu tak hentinya mengukir sebuah senyuman hanya karena habis video call dengan istri nya, padahal tadi pas pulang dia rasanya lelah sekali dan wajahnya nampak suram, tapi setelah mendengar suara istrinya dan melihat senyuman nya mood Ata menjadi naik lagi. Dan tubuhnya menjadi segar bugar, apa yang dia ungkapkan memang benar bahwa Fio adalah suplemen bagi nya untuk memberikan kekuatan pada pria itu.

*****

I HATE YOU KOMANDAN!!! {END} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang