CHAPTER 22

3K 109 4
                                    


Fio bangun lebih dulu pagi ini, dia menggeliat untuk merenggangkan otot otot tubuhnya. Kemudian menoleh ke kanan, mendapati Sang suami masih terlelap dengan damai. Wanita itu tersenyum sambil menopang pipinya menatap wajah Ata.

Entah kebaikan apa yang dia lakukan di kehidupan sebelumnya, sehingga Tuhan mengirimkan malaikat tampan ini, dengan cinta nya yang luar biasa membuat Fio merasa menjadi wanita paling bahagia di dunia.

Fio memperhatikan setiap inci wajah Ata, hingga membuatnya salting sendiri. Padahal orang yang dia pandangi lagi tidur anteng. Dilihatnya pahatan wajah Ata yang sempurna Bak Dewa Yunani. Mulai dari garis rahangnya yang tegas, hidung mancung, sepasang mata yang kelopaknya bak mawar merekah, apabila mata itu terbuka maka terlihatlah netra setajam elang yang penuh wibawa.

Kemudian sepasang alis yang tidak terlalu tebal namun menukik tajam, menambah kesan tegas di wajah pria itu. Tak lupa bibir tipis berwarna merah muda yang cerah, yang baru-baru ini menjadi candu bagi Fiorenza. Mengingat betapa lembutnya tekstur bibir itu saat menyentuh kulit dan bibir milik Fio, membuat wanita itu selalu terbuai olehnya.

Hingga sekarang tanpa sadar, Fio mendaratkan satu ciuman di bibir Sang suami sambil tersenyum geli melihat tingkah lakunya yang main nyosor aja.

Gak papa sih. Suami sendiri ini, Ucap Fio dalam hati.

Setelah memberikan satu kecupan, Fio pun menyibak selimut nya berniat beranjak dari tempat tidur.

Tapi tiba-tiba tangannya di tarik, membuat dia yang tidak siap kembali jatuh ke atas tempat tidur. Tapi tidak, dia tidak jatuh ke atas tempat tidur melainkan tepat ke atas dada bidang Ata.

Pelaku penarikan itu tentu saja tak lain dan tak bukan adalah Althaf Nareksa, yang sekarang menyamankan posisi memeluk tubuh Sang istri. Pria itu memang sudah terbangun sejak tadi, sejak Fio memandangi wajahnya tanpa henti sehingga membuat nya gugup dan memilih untuk pura-pura tidur.

"Ndan..." Fio masih terkejut atas perlakuan Ata, hanya bisa pasrah.

"Saya tau saya tampan. Terimakasih pujiannya," ucap Ata dengan suara berat dan serak khas orang bangun tidur, sehingga membuat Fio sedikit merinding.

Wanita itu berdecak kecil, Suaminya ini sudah mulai percaya diri tinggi. Lantas Fio menegakkan tubuhnya menatap wajah Sang suami sambil bertopang dagu. "Siapa juga yang muji Komandan? Saya cuma liat liat kok,"

"Kamu muji saya dalem hati. Saya bisa denger itu," sahut Ata dengan senyuman usil menggoda Sang istri.

Fio hanya mendengus geli, lalu mencubit pipi Ata sehingga membuat pria itu menjerit. "Awww... Sakit Sayang," protes Ata.

Tapi Fio malah tertawa, lalu beringsut dari atas ranjang. "Ayo bangun. Komandan harus dinas," ucap Wanita itu sambil mengikat rambutnya. Namun Ata masih setia berbaring di atas tempat tidur dengan muka bantal yang tersenyum tanpa dosa.

Fio yang sudah berdiri hanya bisa menghela nafas panjang, lalu memutar ke sisi kanan ranjang dan menarik tangan suaminya agar segera bangkit dari kasur.

Ayolah. Ini sudah jam tujuh pagi, Ata bisa telat nanti. Apa kata anggota nya? jika Sang Komandan telat, walaupun itu adalah hal lumrah yang di lakukan oleh Perwira menengah tapi tetap saja tidak etis, dia harus memberikan contoh yang baik pada Junior.

"Ayo Ndan.... Bangun, Mandi!" Fio menarik tangan suaminya itu, tapi sialnya tenaganya kalah dengan tenaga Sang Suami.

Malah dia yang ketarik hingga pria itu kini memeluk tubuh Fio, dan bersandar nyaman di dada wanita itu. Fio hanya bisa menghela nafas pasrah, sambil balas memeluk leher kekar Ata dan mengusap lembut rambut nya.

I HATE YOU KOMANDAN!!! {END} ✓Where stories live. Discover now