CHAPTER 25

2.6K 79 4
                                    


Hari berganti, tanggal bertukar. Tapi Ata tetap pada posisinya, di samping sang istri. Meskipun hati nya saat ini terasa hancur sekali, jiwa nya terluka. Dia bahkan tak bisa berfikir dengan baik, dua hari terakhir ini hidup Ata menjadi tidak terurus. Karena kekosongan dalam hidup nya.

Fiorenza, istrinya tak kunjung membuka mata hingga hari ini.

Berulangkali Ata bertanya pada dokter tapi jawabannya selalu sama, dia bilang Fio masih syok karena kecelakaan tersebut, jadi wanita itu belum bisa sadar hingga saat ini.

Dengan raut wajah sendu, Pria itu terlihat berantakan. Lingkaran yang di sekitar mata nya, kacau sekali. Dia hanya menatap kosong pada raga istrinya yang tak bergerak sama sekali, selama dua hari ini.

Dengan alat alat medis yang menempel di tubuh Fiorenza, Hal itu membuat Ata benar-benar di landa rasa takut dan rindu yang menyeruak dalam sanubari.

Keluarga Fio, bahkan rekan rekan kerja Ata datang untuk meyakinkan Pria itu bahwa istrinya akan baik-baik saja. Tapi semua itu tak berkesan apa-apa bagi Sang Perwira, yang dia butuhkan hanya istri nya sadar dan kembali sehat.

Wajah pria itu pucat, mata nya sembab dan bengkak karena terlalu banyak menangis. Tatapan nya pun kosong, seolah tak menyaratkan apapun. Dia seperti mayat hidup.

Mengabaikan melati tiga di pundaknya. Ata sekarang benar-benar lemah, tak ada waktu baginya untuk memikirkan reputasi serta image dirinya. Biarlah dia di anggap lemah, karena memang nyata nya Fio adalah kelemahan Ata.

"Sudah dua hari dua malam sayang... Kamu masih gak mau bangun?" lirih Ata dengan sendu seraya menggenggam tangan istrinya yang terkulai lemas. Sejak kemarin Ata tak pernah melepaskan genggaman tangan itu, walaupun tak ada balasan dari genggaman tersebut.

Ata tetap bertahan, bahkan dia tertidur dalam posisi yang sama. "Saya rindu kamu Fiorenza.... Kamu dengar Saya kan sayang? Kalau iya, Saya mohon... Bangun Fio."

Entah berapa ratus kalinya Ata memohon, mengemis agar Fio bangun dan kembali tersenyum padanya. Dia juga memohon pada Tuhan agar berkenan mengembalikan sang istri, tapi sayangnya nihil, tak ada yang terjadi hingga sekarang.

"Saya mencintai kamu, Sungguh. Jangan terlalu lama tidurnya Sayang... Saya butuh kamu, butuh pelukan kamu." Mata elang itu tak lagi menatap tajam. Sorot yang dia keluarkan hanyalah sorot sendu, dan berkaca-kaca.

"Fiorenza... Kamu tau? Saya sudah menyiapkan hadiah spesial untuk Wisuda kamu, dan saya juga sudah mempersiapkan honeymoon untuk kita. Walaupun tidak jauh, hanya di pinggir kota. Di sebuah desa yang sejuk dan damai, kamu pasti suka. Saya juga punya kejutan disana," jelas Ata dengan nada sendu penuh harapan dan keinginan agar istri nya mendengar dan tergerak untuk sadar, "Ayo bangun Sayang... kita ke sana sama sama ya? Saya masih nungguin kamu di sini cantik... Ayo bangun Fio."

Suara pria itu kian bergetar, air mata tak mampu dia bendung. Lagi dan lagi Sang Perwira menangis seperti kehilangan harapan. Hampa, itulah yang dia rasa.

Ata menangis sesenggukan sambil menenggelamkan wajahnya di lengan Fio yang terbalut selang infus, sambil menjatuhkan air mata cinta nya disana.

"Saya merindukan kamu sayang... Saya merindukan istri saya," rintih Ata. Sesak di dadanya membuat pria itu kesulitan untuk bernafas, bibirnya bergetar mengeluarkan isakan pilu.

Isakan nya membuat setiap telinga yang mendengar tangis pria itu, akan ikut tenggelam dalam duka akan rasa rindu yang hampa.

****

[Mohon maaf, part ini sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan. Jika ingin mendapatkannya cerita lengkapnya silahkan beli ebooknya yang sudah tersedia di Google Playstore dan Playbook. Link pembelian ada di bio profil wattpad ini. Jika ada kendala dalam pembelian, tidak perlu sungkan untuk bertanya ke penulis maupun penerbit melalui DM.]

I HATE YOU KOMANDAN!!! {END} ✓Where stories live. Discover now