CHAPTER 23

2.7K 93 10
                                    


Dalam satu hari terjadi kekacauan di seluruh kota, akibat Angkara murka para masyarakat pada Aparatur negara.

Kekacauan paling parah terjadi di kantor polisi, banyak pendemo yang berbuat anarkis. Karena sebuah kasus melibatkan oknum kepolisian, hingga menjatuhkan nama institusi polisi membuat sebagian masyarakat murka dan mengincar oknum polisi untuk meminta pertanggungjawaban serta klarifikasi.

Mereka Menganggap Polisi tidak becus menjaga negeri ini dan malah merugikan masyarakat, karena kasus yang terjadi ini bukan pertama kalinya melibatkan aparat. Hingga akhirnya masyarakat tak bisa lagi menahan diri atas kesalahan-kesalahan itu.

Walaupun yang sebenarnya berbuat menyeleweng itu hanya beberapa oknum, bukan semuanya. Tapi yang terkena dampak adalah seluruh polisi di negara ini, bahkan mereka yang bertindak lurus dan tidak tau apa-apa, hidup nya hanya sekedar menjalankan tugas saja. Juga ikut mendapatkan ujaran kebencian serta serangan dari masyarakat.

Berita ini tentu saja membuat Fiorenza kalut setengah mati, dia cemas dan khawatir memikirkan suaminya. Berbagai pikiran buruk berputar di kepala Fio. Apalagi Ata tidak mengangkat panggilan telpon sejak tadi, bahkan chat dari Fio pun tidak dia balas, di baca pun tidak.

Fio dari tadi berjalan mondar-mandir di ruang tamu sambil sesekali mengintip keluar, melihat bodyguard yang di kirim papa nya berjaga di depan. Karena para Ajudan Ata sudah di tarik kembali ke Markas, sehingga rumah Sang Komandan tidak ada yang menjaga.

Maka dari itu Tuan Zachary mengirimkan sebagian bodyguard nya untuk berjaga di rumah Sang perwira, melindungi Putri bungsu Keluarga Zachary itu. Tapi hal itu tidak membuat Fio tenang, dia sama sekali tidak memikirkan keselamatan nya. Yang dia pikirkan saat ini hanya Ata, Ata dan Ata.

Suaminya itu dimana? Apakah dia baik-baik saja? Fio mengusak rambut nya frustasi seraya menghempaskan tubuhnya ke sofa. Bibi yang melihat kekalutan Nyonya mudanya pun menghampiri dan mengusap pelan pundak Fio. "Non tenang ya? Komandan pasti akan baik-baik Saja. Komandan Ata kan polisi yang baik, dia tidak pernah melakukan kejahatan atau menyalah gunakan pangkat dan jabatannya. Jadi Komandan pasti akan baik-baik saja," ujar Bibi.

Fio menghela nafas panjang sambil menundukkan kepalanya. "Kita tau itu, tapi mereka enggak Bi. Mereka nggak tau Suami saya seperti apa, mereka pasti menganggap suami sana sama seperti bajingan-bajingan di luar sana," ucap Wanita itu dengan bibir bergetar menahan tangis. "Mereka gak tau Loyalitas Seorang Althaf Nareksa pada negeri ini. Mereka hanya tau menghujat, dan menuntut Bi."

Bibi menatap iba pada Majikannya, Wanita paruh baya itu turut merasakan kesedihan dan rasa cemas Fiorenza. Sepuluh tahun lebih Bibi bekerja pada Ata, bahkan jauh sebelum pria itu menjadi perwira dan saat kedua orang tuanya Ata masih hidup. Bibi selalu setia melayani Majikannya, hingga dia tau seluk-beluk Ata. Pemuda yang baik, tumbuh menjadi pria yang dewasa, bijaksana, bertutur kata baik dan berhati mulia.

Itulah Althaf Nareksa, tak ada sedikitpun kebusukan dalam hati pria itu. Dia adalah anak dari keluarga terhormat yang di didik dengan baik oleh kedua orang tuanya, hingga tumbuh menjadi Pria yang beretika dan tata krama mulia.

Bibi juga menyaksikan bagaimana Ata pertama kali jatuh cinta dan merasakan cinta dari istri nya, menjadi saksi dari terciptanya keharmonisan dalam keluarga ini membuat bibi terharu dalam setiap proses yang terjadi hingga hari ini.

Demo di depan Markas Komando Kepolisian Amethyst, berujung anarkis.
Para pendemo bertindak brutal, melempari aparat dengan batu, botol kaca bahkan senjata tajam. Menyebabkan beberapa Aparat terluka bahkan meninggal dunia karena terkena senjata tajam, dari pendemo.

TAK!!

Fio mematikan saluran televisi, dan melemparkan remote nya ke atas meja dengan kasar. Emosi nya menjadi tidak stabil mendengar berita tersebut, memang saat ini sangat penting baginya untuk mengetahui berita. Tapi bukan berita dari media yang dia harapkan, melainkan dari suaminya.

"Ndan... Dimana sih?" gumam Fio sambil terus menempatkan handphonenya ke telinga, berharap Ata mengangkat panggilan nya.

Kekhawatiran Fio semakin memuncak setelah mendengar berita itu, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Bodyguard di luar akan menahannya jika dia keluar, kalaupun Fio keluar dia harus kemana? Seluruh kota porak-poranda di cekal massa, apalagi Markas Komando Polisi. Disana sudah jelas, pasti ramai sekali massa yang berkerumun.

"Kita berdoa ya Non? Semoga Komandan baik-baik aja," ujar Bibi.

Fio hanya mengangguk lesu, seraya memejamkan matanya rapat sambil berdoa di dalam hati. Semoga Suaminya aman, Semoga Tuhan menjaga dan melindungi Ata serta mengembalikan pria itu ke dalam pelukan Fio dalam keadaan selamat dan sehat.

****

[Mohon maaf, part ini sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan. Jika ingin mendapatkannya cerita lengkapnya silahkan beli ebooknya yang sudah tersedia di Google Playstore dan Playbook. Link pembelian ada di bio profil wattpad ini. Jika ada kendala dalam pembelian, tidak perlu sungkan untuk bertanya ke penulis maupun penerbit melalui DM.]

I HATE YOU KOMANDAN!!! {END} ✓Where stories live. Discover now