𝐑𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐫𝐭𝐚

4.4K 326 17
                                    

"SIAL! KEMANA BOCAH SIALAN ITU HA?!" teriakan itu menggema di ruang tamu. Ardian menatap sengit para bodyguard yang tengah menunduk takut di hadapannya..

Niatnya ingin pulang yaitu untuk melepaskan amarahnya dengan memukuli Rama. Namun bocah itu entah di mana..

Ia menyuruh para bodyguard nya untuk berkeliling mencari namun juga tak ketemu..

"JIKA RAMA TAK DI TEMUKAN! KALIAM GANTINYA!" teriaknya marah..

Ceklek

Pintu terbuka memperlihatkan Reynal yang tengah jalan dengan santai masuk ke dalam. Ia menenteng plastik yang berlogo martabak..

"Reynal.. dari mana saja?" Tanya Ardian lembut mengingat sekarang sudah jam satu malam..

"Abis beli martabak pa. Kenan mau tadi jadi Reynal beliin" Ardian terdiam ia tersenyum kemudian mengusap halus Surai anaknya...

"Yaudah, kayanya Kenan udah tidur juga.. sama naik ke atas" Reynal menggaguk ia kemudian naik ke atas.. sempat heran saat melihat guci ke sayangan papa nya hancur namun ia acuh..

Saat anaknya sudah naik ke atas, ekspresi wajah berubah seketika ia menatap para bodyguard nya dengan tajam.

"Temukan anak itu cepat atau kepala kalian gantinya. Mengerti?"

"Mengerti tuan!" Ucap mereka serempak maka dengan cepat mereka bubar untuk mencari..

Ardian duduk di singel sofa nya. Ia pijat pelan kepalanya yang berdenyut nyeri. Para tikus kantor mulai beraksi namun ia sudah bereskan...

Kembali lagi dengan tujuan awalnya untuk memukuli Rama. Entahlah beban nya akan terasa hilang saat melihat anak itu terluka. Atau yang ia ingin kan adalah anak itu mati. Baginya nyawa di balas dengan nyawa.

Ia ambil dompetnya lalu mengeluarkan foto usang yang selalu ia bawa kemana mana..

Foto itu berisi tiga pemuda sepantaran. Mereka saling merangkul untuk menguatkan bersama..

Namun salah satu dari mereka berkhianat membuat keluarga kecilnya kehilangan kebahagiaan menciptakan monster kecil yang merusak suasana bahagia..

"Aku benci anak itu karena ia telah membunuh istri ku. Kau akan merasa kehilangan juga. Ingat itu varezz!" Ucapnya sembari menyobek foto seorang sahabat nya yang telah berkhianat itu..




Sementara itu di rumah sakit bocah mungil itu mulai sadar dari tidurnya..

"eungh~sss" ia mendesis ngilu saat tubuhnya di gerakan.. matanya mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.. ini di mana?

Ah sepertinya ia tau dirinya di mana. Rumah sakit itu sudah..

"Halo bisa dengar suara saya?" Ia menengok ke samping saat mendengar suara berat itu. dengan ragu ragu ia menggaguk..

"Bagus.. kita periksa dulu yaa" dokter ber tag nama varezz itu tersenyum lembut ke arah Rama.. ia sesekali meringis ngilu melihat luka di tubuh mungil itu..

"Yang sini masih sakit?" Tanya nya kepada rama anak itu menggaguk takut..

"Baik sudah mendingan.. haus tidak?" Tanya varezz. anak itu menggaguk, varezz kemudian mengambilkan air minum kemudian meminum kan perlahan kepada bocah mungil itu..

"Sudah?em perkenalkan nama saya dokter varezz kamu?" Varezz mulai memperkenalkan dirinya,Rama dengan takut takut menjabat tangan varezz..

"R-rama.." jawab anak itu lirih .. varezz tersenyum ia kemudian mengelus rambut rama dengan lembut membuat anak itu membelakan matanya..

"Namanya bagus Rama harus banyak istirahat ya.."  anak itu menggaguk kaku sementara varezz tersenyum lembut..

"Dokter tinggal dulu ya .. nanti dokter ke sini lagi.. " Rama masih mengamati punggung itu hingga hilang di balik pintu..

Tangan mungil nya menyentuh kepalanya sendiri. Ia tersenyum dan tanpa sengaja air matanya mengalir..

"Di elus elus.. papa kapan elus Rama?"  Lirih bocah itu. Mengingat ia di rumah sakit sepertinya ia mengingat sesuatu..

Ia ingat saat Reynal memeluk nya di mobil. Iya! Kak Reynal memeluk nya! Seketika mata mungil itu membola semangat! Kakaknya telah menyayangi nya berarti!

"T-tuan Reynal sudah sayang Rama.. iya tuan Reynal telah sayang Rama!" anak itu tersenyum manis.. ia membayangkan bagaimana Reynal yang memeluknya. Rasanya hangat sekali..

"Hihihi t-tuan Reynal sudah sayang Rama.."




Sementara itu Reynal tengah menikmati sarapan pagi ini. Ardian memperkerjakan art untuk beberapa hari ini. Anak sialan itu belum juga ketemu..

Reynal seperti melupakan sesuatu namun entah itu apa. Mungkin tak penting pikirnya..

"Pa anak sialan itu belum ketemu?" Tanya Kenan mengawali percakapan..

"Belum. Kunyah dulu makanan mu baru berbicara Kenan.." peringat Ardi. Seketika mata Reynal membulat..

Anak itu berada di rumah sakit! dan ia tak tau bagaimana kondisinya!

Melihat'gelagak aneh Reynal Ardi mulai bertanya "kamu kenapa nal? Kaya panik gitu"

"Ha? engga kok yah.. ga penting" balas Reynal yang melanjutkan makannya..

Sementara mereka makan dengan nikmat berbeda dengan Rama.. anak itu hanya berbaring sembari melihat jendela..

Di samping ruangannya penuh dengan gelak tawa.. saat ia ke kamar mandi tadi ta sengaja ia melihat bocah seusia nya yang tengah di suapi oleh ayahnya.. juga sang ibu yang membacakan cerita lalu ada kakak kakaknya yang mencoba menghibur adiknya agar mau makan..

Rama hanya tersenyum tipis.. ia kemudian kembali ke ranjang pesakitan nya. Ternyata di rumah dan di sini sama saja.. hati nya sakit saat melihat adegan seperti itu. Ia iri sungguh ia belum pernah di suapi oleh papa dan mama. Ia belum pernah di hibur oleh kakak kembarnya dan juga ia belum pernah merasakan pelukan hangat keluarga.

Ceklek

Seorang suster masuk ke dalam ruang rawatnya. Suster itu memberikan bubur encer kepada rama. Sementara rama melihat bubur itu dengan tatapan tak enak..

"Kalo mau makan yang enak bayar dulu biaya rumah sakitnya" kata suster itu dengan sinis ia kemudian pergi meninggalkan Rama menuju ruang sebelah nya..

Rama mengambil bubur itu. "Encer sekali.. seperti air" katanya lirih.. ia kemudian menyuapkan sesendok bubur itu seketika ia ingin muntah namun ia tahan..

"ha-harus habis.. " beberapa manit kemudian ia menghabiskan bubur nya itu. Rasanya hambar dan amis Rama tak suka tapi ia harus menghabiskan nya. Di rumah saja ia jarang makan nasi..

"Ka-kakak ga jenguk Rama ya?" Katanya lirih. Anak itu memilih untuk memejamkan matanya.. biarkan ia mengistirahatkan tubuh mungil nya untuk mengahadapi dunia besok..

"Selamat istirahat Rama.." ucapnya sembari mengelus surainya sendiri..



Hallo semua! uy selamat puasa ya untuk yang menunaikan..

Rama bakal nemenin kakak kakak terus ni xixixi
Vote juseyooo
Jangan lupa come yaaaa

Wul bakal sering update nii! Semangat puasanya semua! Dan untuk yang tidak puasa semangat menjalani harinya!

Terimakasih

Love sekebonnnnn,
🍄💚💚💚💚💚💚💚🍄

𝐑𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐫𝐭𝐚(Tamat)Where stories live. Discover now