𝐑𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐫𝐭𝐚

4.5K 334 32
                                    

Rama kini tengah di suapi oleh Ardi anak itu tak rewel makan pun cepat, mungkin saking laparnya...

"ayo satu lagi ...ak..aem.. pinter" puji Ardi gemas ia membersihkan pipi sang anak yang terkena noda bubur..

"enak pa.."jawab rama lirih...anak itu masih takut terhadap Ardi dan kakaknya...

"Nambah ya?" Ardi berujar sembari memberikan mangkok kepada Bastian agar di ambilkan bubur...

Anak itu menggaguk malu. Dirinya kini tengah di pangku oleh Ardi yang sendari tadi memainkan rambutnya...

Rama tersenyum cerah ia bahagia sekali. Papanya sudah mau mengakuinya begitupun abangnya..

"ngueng...pin pin.. pesawat terbang datang.." anak itu membuka mulutnya lebar-lebar ia melahap nasi yang di suapkan oleh Kenan...

"Su-sudah kak.."jawab rama sembari menunduk..

Setelah makan mereka sekarang tengah berkumpul di ruang tamu.. rama yang tengah fokus menonton TV si kembar yang tengah bermain hp dan Ardi yang membaca koran...

Drtttt

Drtttt

Ardi bangun dari duduknya ia mengangkat telfon dari seseorang...

"Ya?kenapa?"

"....................."

"ah kabar ku baik, begitupun anak anak. Bagaimana kabar mu dan keluarga mu?"

"....................."

"hei manis ini paman... Cepat sembuh ya sayang.. lalu segera lah main kemari hm.."

"...................."

"Iya.anak itu akan memberikan nya kepada anak mu tenang saja.kapan kau kemari?"

"...................."

"Baik.lusa kabari aku"

Tut

Panggilan di matikan sepihak oleh Ardi ia memandang anaknya lalu menghela nafas...

"Huh.." Ardi segera bergabung dengan Kenan dan Reynal ia kemudian memindahkan duduknya rama ke pangkuannya...

"Duh fokus sekali.." ia colek hidung mungil itu membuat sang empu tersipu malu..

"Nanti tidur dengan papa lagi ya?" Tanya Ardi yang di balas anggukan antusias...

"Gak! Adek tidur sama kita.." Reynal menimpali saat sang papa akan membawa rama ke kamarnya...

"ets..ga bisa kalo udah sama papa ya papa.."  Ardi bawa tubuh'mungil itu berlari keliling ruangan untuk menghindari dua monster kembar ceritanya...

"aaaaasssss awas!"heboh Rama... Anak itu semakin memeluk tubuh kekar sang papa erat...

"SINI KAMU ANAK NAKAL..." Kenan bersuara layaknya monster yang mengejar manusia mungil....

"ekhem...maaf mengganggu tuan.tapi ini waktunya makan siang.." Bastian dengan sopan menunduk...

Ardi mengangkat tangannya baru Bastian menegakkan kembali tubuhnya. Ia membawa Rama ke meja makan,anak itu dengan anteng duduk sendiri...

Ada rasa gugup saat makan bersama keluarganya.terlebih lagi ia di ambilkan nasi oleh para maid yang bertugas di sana..

"Makan.." ucap Ardi tegas.mereka segera makan..

Rama menatap sendok dan garpu yang berada di tangannya. Ia terbiasa makan menggunakan tangan.. apalagi lauknya sekarang ialah ayam dan ikan balado..

"Adek makan...kenapa ga makan?" Tanya Kenan. Rama segera mengangguk ia berusaha menggunakan garpu dan sendok dengan baik...

Namun yang terjadi nasi berceceran di mana mana membuat makan ardi dan kuda Kakaknya terhenti..

Rama yang merasa di tatap mulai dengan takut memunguti nasi yang berceceran di meja..

tak
Tangannya di pegang oleh seseorang saat ia mendongak ternyata itu Reynal yang tengah tersenyum menatapnya..

Ia duduk di samping sang adik kemudian menyuapkan nasi dan lauknya kepada si mungil..

Ia membantu sang adik makan.. karena mungkin sulit menggunakan garpu dan sendok pikirnya...

"ma-makasih Abang ..." Ucapnya malu.. Reynal tersenyum lembut namun berbeda dengan seseorang itu..

"Yeu abis adek pinter.."ia usap gemas Surai adiknya.. kemudian ia membersihkan sisa makanan yang masih menempel..

Ardi berdiri lalu menggendong tubuh itu ia membawa Rama ke kamarnya untuk tidur siang..

"Tidur yaa.." Rama hanya mengangguk anak itu kemudian menyamakan dirinya di pelukan sang papa..

"sttttt..." Ardi terdiam saat melihat wajah polos itu. Ia masih menimang nimang perkataan sahabat nya...

Tentunya bukan varezz. Ini sahabat seperjuangannya... Antonio. Yah sahabatnya yang benar benar membantu nya mengungkap percintaan sang istri dan varezz kala itu..

Hingga terlahir lah rama..

"Kamu bikin saya benci. Kenapa istri saya harus melahirkan anak yang tak berguna seperti mu? Tapi.. aku mungkin mulai menyayangimu.." Ardi menusul anak itu ke alam mimpi..

:
:
:
Sementara itu si kembar tengah berada di balkon kamar mereka. Mengamati salah satu bintang yang mereka yakini bahwa itu mamanya..

"Nan.. gue harap mama gak sendih liat perilaku kita ke dia."

"Iya gue juga berharap begitu Rey.. "  Reynal memandang sang kakak yang lebih tua lima menit darinya.. ada sedikit gurat ke khawatiran di sana..

"Berapa minggu lagi kita harus kaya gini?" Tanya Reynal yang di jawab tatapan sulit di artikan oleh Kenan..

"Ga tau. Mungkin satu Minggu lagi.. gue harap anak itu kuat .." ucapnya di akhir kata lirih .. ia kemudian berdiri lalu masuk ke kamar di ikuti oleh sang kembaran..

"Mama maafin kita.. maaf karena udah nyakitin dia maa"


Ahahaha apa ini???? plot twis????

Itu nulisnya bener kaga sih😭
Jadi ya gitu chapter selanjutnya bakalan lebih seryuuh!

Pantangin terus rama ya kak!
Temani Rama sampai menemukan kebahagiaan nyaaaaaaa!!

Siuuuu lope sekebonnnnn 💚💚🍄💚🍄💚🍄💚🍄💚🍄💚🍄

𝐑𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐫𝐭𝐚(Tamat)Where stories live. Discover now