𝐑𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐫𝐭𝐚

4.4K 345 22
                                    

Rama kini tengah termenung di ranjang pesakitan nya. Ia rindu rumah juga keluarga nya..

Keluarga? keluarga mana yang tega memukuli bahkan ingin membunuh anak mereka sendiri? Itu keluarga Rama. Ia berfikir bahwa cara menyayangi keluarga nya sedikit berbeda...

Dengan dirinya yang menjadi pelampiasan ia bisa melihat senyum papa juga kedua kakaknya..

Ceklek

Pintu terbuka memperlihatkan dokter  varezz yang tengah tersenyum lembut kepadanya..

"Halo Rama.. bagaimana? sudah mendingan?" Rama mengangguk semangat anak itu menampilkan senyum manisnya..

"Baik sudah sembuh ya.. obatnya di minum secara rutin hm? jangan melakukan pekerjaan yang terlalu berat mengerti?"  Rama tersenyum anak itu tak terlalu banyak berbicara ia hanya akan merespon dengan mengangguk atau menggeleng..

"Te-terima-ka-kasih dokter.." katanya terbata bata. Varezz mengusap lembut kepala anak itu..

"Sudah bisa pulang ya, dokter tinggal dulu"

Varezz keluar dari ruangan Rama saat ia sudah izin..

Anak itu mulai merapikan bajunya.lebih tepatnya baju bekas yang di berikan oleh pasien kamar sebelah..

Saat itu tak sengaja ibu pasien itu melihat Rama memakai baju yang sama selama tiga hari. Ibu itu lalu memberikan beberapa baju bekas kepada rama..

Anak itu memasukan baju nya kedalam tas lusuh yang juga ia dapatkan bekas..

Rama keluar dari kamarnya.ia ingin ke kamar sebelah untuk berpamitan namun urung saat ia mendengar suara tertawa bahagia dari keluarga itu.takut mengganggu rama akhirnya tak jadi berpamitan..

Ia takut mengganggu sebab kata papa anak sialan akan membawa sial untuk orang lain..

Sepanjang jalan keluar dari rumah sakit ia menjadi tatapan. Anak sekecil ini sendirian? terlebih lagi wajah anak itu pucat..

Rama meremas tangan mungilnya saat melihat anak anak yang seusia nya di temani oleh orangtua mereka..

Rama iri tidak apa apa kan?

Ia ingin di gendong seperti anak yang tengah merengek karena panas..

Tanpa ia sadari dirinya telah berada di luar rumah sakit.dirinya celingak-celinguk mencari seseorang yang mungkin di suruh untuk menjemputnya,mungkin.

Namun lama menunggu tak ada yang menjemputnya.maka dengan terpaksa ia berjalan kaki menuju rumahnya...

Dari rumah sakit menuju rumah cukup lama..





Sementara itu Ardian juga anak kembar nya tengah tertawa bersama sembari melihat kartun kesukaan Kenan..

"Ahahaha liat liat Doraemon nya lucu ya!"Tawa Kenan pecah saat melihat adegan Doraemon yang lucu..

Ardian gemas ia memandang penuh sayang ke dua anaknya.memang anaknya hanya ada dua.. satu lagi? tidak ia tak punya anak seorang pembunuh dan pembawa sial.

"Ayah sains ku dan matematika Reynal mendapatkan hasil yang bagus Lo! Kami berdua juara satu!" Kata Kenan penuh dengan semangat..

"Wah iya memang kalian yang terbaik." Keceriaan itu terhenti saat seseorang anak kecil masuk sembari berjalan menunduk..

Ardian yang melihat Rama datang dengan cepat merubah ekspresi wajahnya. Ia hampiri bocah itu..

Arak..

Plak

"DARIMANA HAH?!" teriak Ardian nyaring membuat anak itu bergetar ketakutan. Ia dengan takut takut melihat ke arah Ardian..

"ma-maaf tu-tuan ra-ram.."

"Halah pa! paling bocah itu keluar malam untuk minum minum! Liat saja perilakunya tak sopan! Pasti habis minum!" Tuduh Kenan. Ardian mengangguk ia kemudian menyeret tubuh mungil itu ke arah gudang belakang ..

Rama memberontak saat sang tuan menjambak sembari menyeretnya menuju gudang belakang. Ia menatap reynal berharap mendapatkan pertolongan. Namun sang Abang hanya menatapnya datar..

Brak..

"DIRIMU DARI MANA SIALAN! HA?! KAU MEMBUAT ANAK ANAK KU KELAPARAN!"  Ardian murka ia memukuli tubuh mungil itu tanpa ampun..

Rama hanya diam saja.. rasanya kelu saat mulutnya ingin berbicara bahwa ia dari rumah sakit. Ia tak bisa bicara..

Mungkin juga tuannya butuh pelampiasan.jadi Rama diam agar ia berguna..

Bugh

Bugh

Bugh

Duakh

Tendang terkahir bersarang di wajahnya. Rama tersenyum sembari menatap Ardian yang terengah-engah..

"Tak ada jatah makan hingga nanti malam! Mengerti?!" Dirinya segera meninggalkan anak itu. Entah kenapa hatinya merasa sakit saat melihat senyum tulus anak itu..

"uhuk.. uhuk.. sa-sakit"  tangan mungilnya mengelus dadanya dengan pelan.rasa sesak luar biasa ia rasakan..

Dirinya tersenyum lembut ia sudah berguna untuk papanya. Dirinya sudah membuat papa senang walaupun harus menerima banyak pukulan..

"Ram-a ma-mau di p-eyuk papa" kesadaran di renggut paksa oleh kegelapan. Biarkan ia istirahat kawan perjalanan masih panjang...






Hallo kak! Selamat malam! Rama sudah pulang ni!

Yuk kak temenin Rama hehehe

Maaf apabila cerita ini masih berantakan!

Terimakasih telah baca ⁠♡♡

Lope sekebonnnnn 💚💚💚💚💚🍄

𝐑𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐫𝐭𝐚(Tamat)Where stories live. Discover now