𝐑𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐫𝐭𝐚

4.3K 364 30
                                    

Rama kini tengah duduk di ruang tamu bersama papa dan kakaknya. Papa bilang seseorang akang datang..

Beberapa minggu ini rama bahagia papa dan kakaknya sepertinya telah sayang kepada nya..

Terbukti dengan boneka yang berada di pelukannya ini. Boneka dinosaurus yang bernama dodo (Brontosaurus)  boneka itu di belikan oleh Ardi , membuat anak itu senang bukan main kemana mana ia akan membawa dodo nya itu...

Namun hari ini sedikit berbeda. Saat bangun pagi tadi ia tak menemukan Ardi di dekatnya saat ia turun ke lantai bawah sudah banyak maid yang sibuk mondar-mandir menyiapkan sesuatu..

Bahkan saat ia menyapa tak ada satu pun yang menjawab. Ia bertanya kepada Reynal yang tengah fokus kepada ponselnya berakhir dengan dirinya yang di bentak..

Namun Kenan memberitahu dirinya bahwa nanti ada tamu. Ia lalu menyuruh Rama untuk mandi dan bersiap-siap..

Dan di sinilah mereka menunggu seseorang yang sejak pagi buta membuat mereka sibuk..

"Lama sekali .." keluh Ardi sembari sesekali mengecek ponselnya..

Dengan takut takut rama bertanya kepada Ardi..

"P-papa nanti s-siapa yang akan datang?" Tanyanya lirih..

Ardi menatap datar Rama " seseorang yang telah berjasa membongkar kebenaran.. " jawabnya datar..

Rama yang bingung memiringkan kepalanya lucu. Ia tak tahu apa yang dimaksud papanya..

Lamunan Rama buyar saat Bastian masuk ke dalam.. "tuan,tuan Antonio telah sampai bersama keluarganya.." katanya dengan hormat..

Lalu tak lama datanglah pasangan suami istri juga ke dua anaknya..

Ardi yang melihat itu tersenyum ia lalu menghampiri seseorang yang bernama Antonio teman lamanya...

"Selamat datang Anton .." ia peluk sahabat nya itu dalam,begitu juga sebaliknya..

"Wah wah liat para jagoan Ardi telah tumbuh sebesar ini.." sapa istri Antonio yang bernama Yunatiana..

Yuna juga merupakan sahabat istri Ardi membuat mereka dekat seakan akan keluarga besar..

"Tante!" Kenan memeluk Yuna erat menikmati elusan lembut di kepalanya.. sementara Reynal berpelukan dengan Rangga. Anak sulung dari Anton dan juga Yuna..

"Hei gas.. bagaimana kabar mu?" Tanya Reynal kepada Bagas yang tengah menggendong adik kecilnya..

"Baik nan.. tapi tidak dengan Tio.." katanya di penghujung lirih...

Reynal mengelus bahu Bagas" pasti Tio akan ceria lagi.. ia kan anak kuat.." ucapnya sembari mengelus pipi cabi itu ...

Reynal sungguh gemas saat melihat Tio yang tengah mengenyot jempolnya sendiri anak itu sedang terlelap mungkin karna kelelahan..

Siapapun yang melihat Tio akan sangat gemas. Tubuh yang kecil,kulit putih alami juga gigi gingsul nya yang membuatnya menjadi lebih gemas..

Namun sayang anak manis itu harus terkena penyakit yang mematikan.. membuatnya harus rutin menjalani pengobatan setiap minggunya..

"Ah Bagas bawa tio ke kamar sana.. kasian dia pasti kelelahan.." Bagas mengangguk ia berjalan ke lantai atas di temani si kembar. Para maid juga membawakan tas mereka..

Sementara Ardi serta Anton dan istrinya berbincang hangat. Melupakan manusia mungil yang tengah menahan tangisnya di ujung ruangan..

"Hahaha aku ingat saat kita kelas tiga SMP saat itu kita telat lalu untuk masuk ke dalam kita harus naik pagar yang berujung celana mu sobek.." Ardi tertawa saat mengingat kenangan nya bersama sahabat. Indah sekali sebelum salah satu dari Mereka bertiga berkhianat...

"Ah sudah sudah liat Ardi sampai menangis.." Yuna menggeleng melihat kelakuan mereka berdua...

"Ah aku sampai lupa kalian pasti haus.." Ardi menengok ke belakang di mana semua maid nya sibuk...

"Rama! Sini!" Dengan cepat tubuh mungil itu berjalan ke arah Ardi dengan menunduk..

"Buatkan kami teh. Sana" ia menyuruh seperti biasa.. bahkan Ardi juga memandang rama dengan tatapan jijik..

"Ardi.. siapa anak itu?" Tanya Yuna. Ardi menghela nafas..

"Itu anak-"

"Anak pembawa sial." Bukan.. itu bukan Ardi yang menjawab melainkan Anton..

Ia menatap Ardi "kenapa repot repot mengurus anak sialan?" Tanyanya dengan remeh..

Entah kenapa Ardi tak suka saat Anton menyebut Rama anak sialan. Namun egonya masih memegang kendali dirinya..

"Ah anak sialan yang membunuh Sabahat ku." Ucap Yuna saat rama datang tengah nampan yang berisi beberapa cangkir teh.. tangan itu gemetaran..

"Anak sial akan tetap sial." Timpal Ardi. Rama tertegun saat mendengar ucapan sang papa ia melihat ke arah Ardi dengan sendu ..

Buru buru ia menaruh tehnya lalu pamit ke dapur ...

"Pembunuh seharusnya di bunuh bukan? Aku menjadi takut jika ia melukai putra putra ku .." ucap Yuna sembari meminum tehnya tanpa sadar bahwa rama tengah menangis di sebalik tembok..

"Tak akan..." Jawab Ardi lirih...

°
°
°
°
Kini makan malam telah tiba mereka semua duduk di meja makan dengan tenang..

Tio anak itu bersandar nyaman di dada Ardi sembari sesekali di suapi oleh Reynal dan Kenan..

Itu semua tak luput dari perhatian Rama. Anak itu duduk di samping kulkas menangis tanpa suara..

Kenapa papa dan kakaknya berubah?
Rama punya salah?
Rama nakal?

Semua itu terus ia pikirkan. Tanpa sadar bahwa salah satu dari mereka memandang nya sendu ..

Kruyukk

Perutnya berbunyi membuatnya mengaduh pelan. Sendari tadi ia belum makan.. Ardi dan kakaknya sejak tadi hanya sibuk kepada anak yang bersandar di dada papanya ...

"hiks.. lapar hiks .." ia elus perutnya agar rasa perihnya hilang...

Dirinya memeluk dodo dengan erat sembari sesekali tangan mungilnya menghapus air matanya..

Prang..

Nampan besi yang berisi nasi itu di lempar ke arahnya membuat isinya berceceran dimana mana..

Jantung anak itu berdetak cepat sakit..

"Makan. Ini khusus untuk anak sial." Sebelum kembali ke kamarnya Yuna dengan sinis menendang nampan itu hingga nasi yang tersisa sedikit tumpah ke lantai..

Setelah tenang rama menengok ke arah meja makan ternyata mereka semua sudah pergi ...

Ia memandangi nasi yang berada di lantai. Sudah kotor..

"kotor.. t-tapi kalo g-ga di makan m-mubazir.." tangan mungil itu mengambil nasi yang berceceran. Mengumpulkan nya di nampan lalu memakannya dengan lahap ...

"Enak.." ucapnya ceria .. ia ambil lagi nasi yang masih di lantai kemudian ia memakannya..

"Kata simbok g-ga boleh mumbazir soalnya di luar sana ma-masih ada yang g-ga bisa makan.." ucapnya lagi. Tanpa ia sadari seseorang menahan tangisnya..

Memandang sendu dirinya yang harus tersenyum walau hatinya tersiksa...

"Maaf Rama.. sekali lagi maaf .. tapi liat lo bahagia gue ga rela .."


Yuuuuuuuuuu

Hai hai wah udah pada nunggu Rama ya...

Rama ni udah update. Jangan lupa bintang sama komen nya yaw...

Maaf bila cerita wul belum sempurna!

Terimakasih semuanya!!

Ayo bintang nya siapa tau nanti wul dobel up WKWKWK

Lope sekebonnnnn 💚🍄💚💚🍄💚🍄💚🍄💚🍄💚🍄💚🍄💚🍄💚🍄💚🍄💚🍄💚

𝐑𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐫𝐭𝐚(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang