2. Sellina

112 53 13
                                    

_Happy reading_

____________________________________

***

Saat ini Sellin kecil sedang berada di kamarnya, jika dikatakan kamar ini mirip dengan gudang maka jawabannya memanglah gudang.

Dikamar itu hanya ada kasur lantai yang sudah tipis dan satu batal serta selimut yang sudah seperti kain.

Dulu Sellina juga memiliki kamar yang bagus dan kasih sayang dari ibu panti, hanya saja ibu panti sekarang sangatlah kejam.

Ibu panti yang dulu sudah meninggal 1th yang lalu dikarenakan sakit keras, jadi sekarang digantikan oleh adik kandung ibu panti yang dulu.

Dan sejak saat itulah Sellin kecil selalu dicaci-maki dan dibentak-bentak oleh ibu panti sekarang, Karena dianggap pembawa sial. Lelah karena menangis akhirnya Sellin kecil pun tertidur dengan keadaan perut kosong.

***

Keesokan harinya Sellin kecil bangun sangat pagi sekali, karena dia tidak ingin bertemu dengan teman-teman panti.

Dia keluar dari kamarnya membawa handuk dan juga seragam sekolahnya, Memang kamar mandi disini cuma ada 3. Pertama kamar mandi yang berada dikamar ibu panti, kedua khusus untuk anak laki-laki dan terakhir untuk anak perempuan.

Jadi Sellin kecil pun mandi diawal, sebelum teman-temannya bangun. Dia terbiasa bangun dipagi hari, karena biasanya jika ibu panti dulu pasti selalu membuat sarapan pagi-pagi dan Sellin kecil selalu membantunya.

Namun, sekarang ibu panti yang baru tidak pernah menginjakkan kakinya kearah dapur. Karena dia membayar 2 asisten rumah tangga.

Panti asuhan yang ditempati oleh Sellin kecil, merupakan panti asuhan terbesar di kota itu. Jadi banyak sekali para pengusaha memberikan sebagian hartanya untuk disumbangkan pada anak-anak disana.

(◠‿◕)

Setelah selesai memberinya diri, Sellin kembali menuju kamarnya. Dia menyiapkan buku-buku pelajaran yang memang ada dijadwalkan hari ini.

Beberapa saat kemudian, dia berdiam diri sejenak. Memikirkan apakah dia harus berangkat sekarang atau tunggu anak-anak selesai sarapan.

Karena kamar yang dia tempat tidak jauh dengan ruang makan dan dapur, otomatis jika dia keluar nanti dia akan bertemu dengan orang-orang panti.

Namun jika keluar sekarang dia akan pergi kemana, karena masih lumayan pagi untuk berangkat kesekolahnya. Mungin gerbang sekolah saja masih ditutup, ya memang masih sepagi itu untuk berangkat.

Setelah beberapa saat memikirkannya, Sellin kecil akhirnya memutuskan untuk berangkat sekarang. Dia akan pergi menuju taman dekat sekolah sambil menunggu gerbang dibuka.

Sampai di dapur ternyata sudah ada maid yang sedang memasak sarapan, dengan takut-takut Sellin kecil mendekati mereka berdua.

"Bi-bi" panggil Sellin kecil terbata-bata.

Kedua perempuan yang sedang memasak itupun seketika menghentikan fokusnya. Kemudian mencari seseorang yang memanggil mereka.

Namun tidak ada orang disekitar sana, salah satu maid itu menundukkan kepalanya. Terlihatlah gadis kecil dengan rambut merahnya sedang meremas rok yang gadis kecil itu pakai.

"Iya kenapa?" Tanya salah satu dari mereka.

Sellin yang semula menundukkan kepalanya, setelah mendengar suara orang dewasa didepannya seketika menengadahkan kepalanya.

Dengan mata yang berbinar-binar Sellin berjalan lebih dekat kearah mereka.

"Bibi apakah Sellin boleh meminta bekal untuk sekolah?" Tanya Sellin dengan nada yang kecil.

Kedua maid itu seketika saling memandang, apakah mereka boleh memberikan anak ini bekal?

Karena pemilik panti, tidak memperbolehkan mereka untuk memberikan makanan kepada gadis kecil ini.

Beberapa saat memikirkannya, kemudian mereka menganggukkan kepalanya.

"Boleh, tetapi hanya roti dan selai. Apakah tidak apa-apa?" Tanya salah satu maid itu memandang Sellin kecil.

Sellin kecil yang mendengar itupun menganggukkan kepalanya dengan mata yang sangat cerah, jangan lupakan senyumannya yang sangat manis itu.

Setelah mendapat persetujuan dari Sellin, akhirnya salah satu dari mereka membuatkan bekal untuk gadis itu.

Kemudian setelah selesai salah satu maid itu memberikan bekal yang dia buat untuk Sellin kecil.

"Ini" maid itu memberikan bekal untuk Sellin dan tidak lupa dia juga memberikan uang didalam bekal itu, namun Sellin tidak mengetahuinya.

"Terimakasih bibi, kalau begitu Sellin pergi dulu ya. Bye-bye bibi" Sellin melambaikan tangannya kearah kedua maid itu, lalu pergi keluar dari rumah panti.

Sellin sudah tidak terlihat kedua maid itupun kembali ke pekerjaannya, yaitu memasak untuk anak-anak panti dan pemilik panti itu.

"Ternyata nama anak tadi Sellin, dia sangat dibenci oleh orang-orang disini hanya karena warna rambutnya yang berbeda dan kedua bola matanya" Ucap salah satu dari maid tadi yang memakai celemek merah.

"Iya kau benar, kasihan sekali anak tadi. Tapi kenapa bisa anak itu memiliki rambut yang berbeda padahal aku kira dia memakai pewarna rambut, namun aku berpikir kembali "mana mungkin anak sekecil itu bisa menggunakan pewarna rambut?! " Ucap maid satunya memakai celemek hitam.

"Aku pun sempat berpikir seperti itu, ah sudahlah lebih baik kita selesaikan ini dari pada nenek sihir (ibu panti) itu mengomeli kita" ucap maid yang memakai celemek merah.

***
____________________________________

Selesai baca part ini, jangan lupa Vote and Komennya okeyyy

Jangan lupa follow akunnya

Terimakasih, bye-bye👋🏻

SELLINA {On Going}Where stories live. Discover now